Makalah : Dinamika Masyarakat dan budaya Melalui Pendidikan MIPA

DINAMIKA MASYARAKAT DAN BUDAYA MELALUI PENDIDIKAN MIPA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori, Proses dan Konteks Sosial Budaya Pendidikan











Dosen: Dr. Suko Pratomo, M. Pd.

Oleh:

1. Juli Dwi Susanti (20137279238)
2. Retno Zatnika Restiani (20137279201)
3. Dadang Dida (20137279199)



PENDIDIKAN MATEMATIKA dan IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2014


Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan 1

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Dinamika Masyarakat dan Budaya

B. Tahapan Dinamika Masyarakat dan Budaya

1. konsep-konsep dan konsepsi-konsepsi khusus mengenai
pergeseran masyarakat dan kebudayaan.
2.Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
3.Proses Evolusi Sosial
4.Faktor Intern
5. Faktor Ekstern

C. Dinamika Masyarakat dan Budaya melalui Pendidikan
MIPA……....................................................

Bab III Penutup

A.Simpulan
B.Saran

Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan itu adalah suatu yang dinamis , dengan demikian setiap kehidupan akan senantiasa mengalami perubahan , dan pada konteks manusia, manusia juga akan mengalami perubahan baik sebagai individu maupun masyarakat. Dan dalam perubahan yang terjadi pada masyarakat ( sebagai kumpulan dan individu individu ) bisa terjadi dalam pola prilaku individu maupun organisasi , perubahan dalam norma sosial , interaksi juga termasuk pendidikan .

Karena kehidupan itu dinamis , maka perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang lumrah atau normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar dan merambah ke bagian belahan dunia lain dengan cepat dan efektif karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang canggih dan modern yang mana hal ini merupakan bagian dari peran serta MIPA yang menjadi pondasinya . Kemajuan MIPA dalam bidang teknologi tanpa kita sadari juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang juga berdampak pada pendidikan MIPA .
Suatu perubahan sosial yang terjadi sekecil mungkin akan berakibat pada struktur kehidupan masyarakat yang lainnya misalnya terjadinya revolusi industri di beberapa Negara di dunia, era bioteknologi dan globalisasi . Makalah berikut mencoba menggali dampak MIPA terhadap dinamika masyarakat dan kebudayaan .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut ::
1. Bagaimana pemahaman dinamika masyarakat dan budaya
2. Bagaimana pengaruh pendidikan MIPA terhadap dinamika masyarakat dan kebudayaan

C. Tujuan Makalah
Untu Mengetahui :
1. Pemahaman tentang dinamika masyarakat dan kebudayaan
2. Pengaruh Pendidikan MIPA terhadap dinamika masyarakat dan kebudayaan
3. Penelitian lebih lanjut

D. Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
a. Memberikan informasi mengenai Dinamika Masyarakat dan Budaya melalui Pendidikan MIPA.
b. Untuk menambah pengetahuan dan memberi kemudahan dalam mempelajari suatu teori, proses dan konteks sosial budaya pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bertambahnya wawasan terhadap teori, proses dan konteks sosial budaya pendidikan.
b. Dapat mengikuti perkembangan dinamika masyarakat dan budaya
c. Memahami makna dinamika masyarakat dan budaya melalui pendidikan MIPA bagi kehidupan.




















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dinamika Masyarakat dan Budaya
Dilihat dari asal katanya, dinamika memiliki arti tenaga / kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap setiap keadaan. Sedangkan budaya/ kebudayaan adalah hasil cipta karsa manusia yang merupakan suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka berada. Merujuk pada pengertian di atas maka pengertian dari dinamika masyarakat dan budaya adalah pergerakan atau pergeseran suatu budaya (meliputi pengetahuan, gagasan dan ide) atau kebiasaan masyarakat dari hal lama kepada sesuatu hal yang baru.
Pergeseran masyarakat dan kebudayaan biasanya disebut dengan dinamika sosial. Secara umum dinamika sosial/ perubahan sosial merupakan suatu proses yang luas, lengkap yang mencakup suatu tatanan kehidupan manusia. Perubahan sosial tidak hanya dilihat sebagai serpihan atau kepingan dari peristiwa sekelompok manusia tetapi fenomena itu menjadi saksi adanya suatu proses perubahan empiris dari kehidupan umat manusia. Dinamika sosial menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi.

B. Tahapan Dinamika Masyarakat dan Budaya (Dinamika Sosial)
Dinamika ini memiliki beberapa tahapan yang berbentuk seperti siklus. Beberapa tahapan pokok tersebut yaitu:
1. konsep-konsep dan konsepsi-konsepsi khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia (evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan (inovasi) yang berkaitan erat dengan penemuan baru (discovery) dan invention.
2. proses belajar kebudayaan sendiri
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian di lapangan telah menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu. Individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
Proses Enkulturasi, adalah proses belajar menyesuaikan alam fikiran serta sikap terhadap adat, sistem norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang. Proses ini telah dimulai sejak awal kehidupan, yaitu dalam lingkungan keluarga, kemudian dalam lingkungan yang makin lama makin luas. Pada awalnya seorang anak kecil mulai belajar cara menirukan tingkah laku orang-orang di sekitarnya, yang lama kelamaan menjadi pola yang mantap dan norma yang mengatur tingkah lakunya “dibudayakan”. Selain dalam lingkungan keluarga, norma-norma dapat pula dipelajarinya dari pengalamannya bergaul dengan sesama warga masyarakatnya dan secara formal disekolah.
3. proses evolusi sosial
proses mikroskopik dan makroskopik dalam evolusi sosial. Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkungan atau suata adat dimana aktivitas yang dilakukan terus berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau diluar kehendak perilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas tersebut selalu berulang dalam kehidupan sehari-hari disetiap masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyarakat terpaksa memberi konsensinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari individu-individu di dalam masyarakat.
proses mengarah dalam evolusi kebudayaan. Dengan mengambil jangka waktu yang panjang maka akan terlihat perubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tingkat kebudayaan manusia yang berawal dari Neolitik, kemudian berubah menjadi Mesolitik dan akhirnya berubah menuju Paleolitik.
4. faktor intern ( perubahan dari dalam kebudayaan masyarakat )
pembaharuan/ inovasi, yaitu suatu proses pembaharuan dari pengunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dan tenaga kerja dan pengunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem proses yang menghasilkan produk-produk baru.

Discovery yaitu suatu penemuan dari unsur
kebudayaan yang baru
Inovasi

Invention yaitu proses discovery apabila
masyarakat sudah mengakui, menerima, dan
menerapkan penemuan baru itu.

Inovasi merupakan proses kebudayaan yang lebih cepat (artinya lebih cepat kelihatan daripada suatu proses evolusi kebudayaan) dimana inovasi merupakan proses evolusi, bedanya inovasi adalah individu-individu bersifat aktif, sedangkan evolusi adalah individu-individu bersifat pasif bahkan sering bersifat negatif. Adapun pendorong penemuan baru faktor pendukungnya antara lain: kesadaran individu akan kekurangan kebudayaan, mutu dari keahlian dari suatu kebudayaan dan sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
5. faktor ekstern ( perubahan dari luar kebudayaan masyarakat )
Proses difusi (mengirimkan menyebarkan ke semua arah)
Penyebaran manusia ( perkembangan manusia purba dari berburu sampai sekarang) dan penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara simbolik dimana kebudayaan yang satu dengan yang lainnya hampir tidak berubah dan secara damai unsur-unsur kebudayaan asing dibawa oleh para pedagang masuk ke dalam kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan.
Akulturasi dan pembauran, yaitu masuknya kebudayaan baru tanpa menghilangkan kebudayaan lama/sebelumnya.
Asimilasi, proses yang timbul bila ada golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling bergaul secara langsung dalam waktu yang lama dan kebudayaan golongan tadi berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsur masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Golongan Mayoritas
Asimilasi
Golongan Minoritas

Golongan minoritas yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan dan menyesuaikan dengan kebudayaan dari gologan mayoritas sehingga lambat laun kehilangan kepribadiaan kebudayaan dan masuk dalam kebudayaan mayoritas.
Kelima tahapan diatas, tidak selalu sampai pada tahap kelima kebudayaan itu telah berubah. Tetapi ada yang sampai pada tahap ketiga ataupun keempat.


C. Dinamika Masyarakat dan Budaya melalui Pendidikan MIPA
Pendidikan lahir seiring dengan keberadaan manusia, bahkan dalam proses pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil dalam menyumbangkan proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Termasuk dalam perkembangan kebudayaan. Pendidikan MIPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peranan yang penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Melalui pendidikan MIPA peserta didik akan lebih disiplin, kreatif dan pemahaman terhadap alam serta lingkungan sekitar menjadi jauh lebih baik.
Selain di sekolah, pendidikan MIPA juga memberikan kontribusi yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat khususnya terhadap Dinamika Masyarakat dan budaya (dinamika sosial). Seperti yang kita ketahui, MIPA selain sebagai pengetahuan, juga menghasilkan produk dari pengetahuan yang telah dikembangkan, sehingga memberi berbagai manfa’at bagi kehidupan manusia. Salah satu bagian dari MIPA yang berperan besar dalam proses dinamika masyarakat dan budaya adalah semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu merubah kebudayaan masyarakat sepanjang sejarah peradaban manusia.
Inilah peradaban baru umat manusia Terdapat tiga kekuatan yang dominan yaitu (1) ilmu pengetahuan, (2) teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dan (3) informasi. Ketiga kekuatan ini tidak berhubungan lagi secara langsung dengan nasionalitas. Ilmu pengetahuan tidak perlu menyebarangi batas suatu negara dan karena itu tidak lagi memerlukan paspor dan visa. Demikian pula informasi berembus ke mana-mana tanpa batas dan tidak ada yang dapat menghentikan atau menghambatnya. Teknologi informasi telah mengubah kebudayaan negara menuju kebudayaan global karena sekat-sekat yang mengisolasikan kehidupan berbagai masyarakat dan negara telah dihapuskan. Futuris Alvin Toffler dalam Anshori (2000) mengatakan bahwa ada tiga gelombang peradaban hingga saat ini, yaitu:
1. Gelombang peradaban teknologi pertanian (8000 SM – 1500 M)
2. Gelombang peradaban teknologi industri (1500 – 1970 M)
3. Gelombang peradaban informasi (1970 – sekarang).
beberapa peristiwa dinamika masyarakat dan budaya melalui pendidikan MIPA, yang berkaitan dengan perkembangan produk MIPA berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberikan pengaruh yang besar bagi peradaban manusia antara lain:
1. Terjadinya revolusi industri di beberapa negara di dunia
Di dalam peradaban pertanian teknologi terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kehidupan dasar manusia. Revolusi industri yang dimulai dengan kemajuan ilmu pengetahuan pada masa renaisans dalam kebudayaan Eropa, telah melahirkan ilmu pengetahuan yang diterapkan di dalam perkembangan industri modern.
revolusi industri telah mengubah banyak aspek kehidupan. Dengan adanya perkembangan industri maka struktur produksi dan konsumsi berubah total, dari ekonomi yang tertutup menjadi ekonomi yang terbuka. Begitu pula struktur permodalan, berubah dengan lahirnya kapitalisme. Dari perkembangan industri muncul suatu kelas baru, yaitu kaum buruh yang semakin lama semakin kuat dan menuntut hak-haknya. Tidak mengherankan apabila di dalam revolusi industri melahirkan pemikiran-pemikiran perubahan sosial yang baru, seperti komunisme dan sosialisme. Sejalan dengan itu pula berkembang kota-kota besar sebagai pusat industri. Terjadilah dorongan ke kota-kota atau urbanisasi yang melahirkan banyak permasalahan sosial. Sejalan dengan itu pula nilai-nilai masyarakat yang tradisional dihancurkan oleh lahirnya nilai-nilai baru. Perubahan nilai tersebut mengubah bentuk-bentuk kehidupan manusia termasuk kehidupan keluarga. Keluarga sebagai dasar kehidupan sosial mulai tergoyah dan lebur, serta dikuasai oleh nilai-nilai komersial. Munculnya kesenjangan sosial mulai dari kelas masyarakat elite, menengah dan kelas masyarakat rendah.
2. Era bioteknologi. Kemajuan penelitian-penelitian di segala bidang bioteknologi sangat mengagumkan meskipun menimbulkan banyak persoalan. Kita dewasa ini mengenal penelitian-penelitian bioteknologi yang antara lain menghasilkan produk-produk pertanian hasil rekayasa. Dalam bidang peternakan kita mengenal kegiatan-kegiatan cloning pada binatang. Era bioteknologi ini sangat menjanjikan di dalam upaya menghadapi ledakan penduduk dan persediaan pangan bagi umat manusia yang terbatas. Untuk menghadapi akses-akses dari rekayasa genetik, telah digalakkan penelitian-penelitian mengenai bioetika yaitu etika tentang rekayasa bioteknologi. Era bioteknologi yang sedang berkembang pesat ini diperkirakan akan terus marak sampai sekitar tahun 2100.
3. Globalisasi adalah proses kebudayaan yang ditandai dengan adanya kecenderungan wilayah-wilayah di dunia, baik geografis maupun fisik, menjadi seragam dalam format sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dalam kehidupan sosial proses global telah menciptakan egalitarianisme. Di bidang budaya memicu munculnya internalisasi kultural, di bidang ekonomi menciptakan saling ketergantungan dalam proses produksi dan pemasaran, dan di bidang politik menciptakan liberalisasi. Hal-hal nyata yang terlihat dalam era global adalah meningkatnya integrasi ekonomi antar negara-negara di dunia, baik antarnegara maju, berkembang, dan keduanya. Globalisasi dengan demikian diwarnai oleh ekspansi pasar dalam bentuk konkret menjelma dalam berbagai penyelenggaraan pasar-pasar bersama regional seperti AFTA, NAFTA, APEC, EEC, dll. Ini merupakan ekspansi hubungan dagang serta formasi wilayah pasar terpadu di benua-benua Asia, Eropa, Amerika, Australia, dll. Proses perluasan pasar di seluruh wilayah penjuru dunia tersebut merupakan sebuah rekayasa sosial dengan skala luas, yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, dengan menggunakan berbagai instrument seperti ilmu pengetahuan, teknologi, institusi sosial, politik dan kebudayaan. Para pakar dari sudut penglihatannya masing–masing melihat adanya berbagai kecenderungan gelombang globalisasi. Gelombang globalisasi bukan hanya mengubah tatanan kehidupan global, tetapi juga mengubah tatanan kehidupan pada tingkat mikro. Dalam hal ini kita berbicara mengenai pengaruh arus globalisasi di dalam ikatan kehidupan sosial. Seperti telah diuraikan, globalisasi dapat mengandung unsur-unsur positif, tetapi juga yang dapat bersifat negatif. Salah satu dampak negatif dari proses globalisasi ialah kemungkinan terjadinya disintegrasi sosial. Beberapa gejala transisi sosial akibat globalisasi antara lain ialah hilangnya tradisi. Bentuk-bentuk budaya global telah memasuki kehidupan sosial pada tingkatan mikro, sehingga dikhawatirkan nilai-nilai tradisi lokal dan nilai-nilai moral yang hidup di dalam masyarakat semakin lama semakin menghilang. Hal ini disebabkan pula karena masih rendahnya pendidikan, terutama di negara-negara berkembang. Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, kemampuan selektif dan adaptasi terhadap perubahan-perubahan global mudah dipengaruhi sehingga tradisi lokal terancam punah. Lebih daripada itu, dengan hilangnya nilai-nilai tradisi sebagai pengikat kehidupan bersama mulai melonggar. Salah satu dampak dari globalisasi ialah meningkatnya kriminalitas kerah putih bahkan ada yang mengatakan bahwa masyarakat modern telah menderita penyakit kleptokrasi. Bentuk-bentuk kleptokrasi ini misalnya terlihat di dalam semakin meningkatnya gejala-gejala korupsi di banyak negara berkembang.
Dinamika Masyarakat dan Budaya melalui Pendidikan MIPA memberikan dampak positif diantaranya: (1) berkembangnya teknologi dan informasi yang memudahkan kehidupan manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya di berbagai bidang dan (2) semakin eratnya hubungan diantara berbagai negara di dunia melalui peningkatan kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya dan ketahanan. Selain dampak positif, terdapat juga dampak negatifnya antara lain: (1) kemajuan teknologi dan informasi yang tidak dilandasi imtaq akan membawa bencana bagi manusia, seperti penemuan nuklir yang digunakan sebagai senjata pemusnah missal. (2) semakin lunturnya nilai tradisi budaya lokal yang diakibatkan rendahnya kemampuan adaptasi dan filtrasi masyarakat lokal terhadap masuknya pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan lokal.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pengaruh negatif dari dinamika masyarakat dan budaya diantaranya: (1) upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, dengan menggalakkan pendidikan agama, sehingga terjadi keseimbangan antara ilmu dan imtaq. (2) menigkatkan kemampuan adaptasi dan filtrasi terhadap kebudayaan asing yang masuk. (3) meningkatkan upaya kelestarian dan rasa cinta terhadap tradisi kebudayaan sendiri.







BAB III
PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan pembahasan maka dapat disimpulkan dinamika masyarakat dan budaya adalah pergerakan atau pergeseran suatu budaya (meliputi pengetahuan, gagasan dan ide) atau kebiasaan masyarakat dari hal lama kepada sesuatu hal yang baru. Pergeseran masyarakat dan kebudayaan biasanya disebut dengan dinamika sosial. Dinamika ini memiliki beberapa tahapan yang berbentuk seperti siklus. Beberapa tahapan pokok tersebut yaitu: konsep-konsep dan konsepsi-konsepsi khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri (proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi ), proses evolusi sosial (proses mikroskopik dan makroskopik dalam evolusi sosial, proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya dan proses mengarah dalam evolusi kebudayaan ), faktor intern berupa pembaharuan/ inovasi dan faktor ekstern berupa proses difusi, akulturasi dan pembauran serta asimilasi.
Beberapa peristiwa dinamika masyarakat dan budaya melalui pendidikan MIPA, yang berkaitan dengan perkembangan produk MIPA berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberikan pengaruh yang besar bagi peradaban manusia antara lain: terjadinya revolusi industri di beberapa Negara di dunia, era bioteknologi dan globalisasi.
Dinamika Masyarakat dan Budaya melalui Pendidikan MIPA memberikan dampak positif dan dampak negatif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pengaruh negatif dari dinamika masyarakat dan budaya diantaranya: (1) upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, dengan menggalakkan pendidikan agama, sehingga terjadi keseimbangan antara ilmu dan imtaq. (2) menigkatkan kemampuan adaptasi dan filtrasi terhadap kebudayaan asing yang masuk. (3) meningkatkan upaya kelestarian dan rasa cinta terhadap tradisi kebudayaan sendiri.
B. Saran
Wilayah kajian mengenai budaya masih jarang disentuh oleh kita untuk dipelajari lebih lanjut , sebagai bagian dari dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Beberapa realita sosial yang menunjuk pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Memahami budaya sebagai konteks sosial adalah menempatkan dinamika “ perubahan dalam masyarakat sebagai titik sentral ( focus kajian ) . Dinamika yang berkembang yang kurang dapat dijelaskan oleh “ mainstream” paradigma lama sosiologis
2. Memahami budaya sebagai proses antara makna dan tindakan (social )
Oleh karena itu mari kita gali lebih dalam lagi mengenai budaya dalam dinamika pada masyarakat .







DAFTAR PUSTAKA


http://aris140284.blogspot.com/2009/12/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html.
http://bintangriyadi.blogspot.com/2008/01/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ir.%20Suhartini,%20MS./Shtn%20Semnas%20MIPA%2009%20Kearifan%20Lokal.pdf.
http://uns.ac.id/data/sp8.pdf
Rohidi, T. 1994. Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam Pendidikan.
Su Ritohardoyo, 2006. Bahan Ajar Ekologi Manusia. Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, UGM, Yogyakarta

Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.

Zuhdan K. Prasetyo. 2003. BAHAN AJAR Pemantapan Penguasaan Materi Pendidikan Profesi Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogjakarta.

Posting Komentar

0 Komentar