Generasi Industri 4,0 Sesungguhnya?


Pixabay.com



"Bu setelah lulus SMK Abang atau adek kerja dulu ya?"
"Boleh, tapi syaratnya setahun kemudian kuliah!"

Itu yang kusanpaikan kepada anak-anak di rumah. Belajar dari pengalaman, dan sulung yang mengambil SMA. Generasi Industri 4,0 saat ini lebih banyak praktek dan aplikasi langsung pada pekerjaannya. Melatih mereka untuk mandiri dan fight agar siap menjadi warga dunia yang terus bergerak.

Benar lulusan SMK sudah pasti siap kerja, tetapi jika tidak diimbangi dengan belajar dan aplikasi langsung, hanya menciptakan pengangguran dan robot-robot karyawan yang kurang mengambil inisiatif kurang kreatif. Itu mengapa keseimbangan bisa didapat dari pengalamannya bekerja.

Karena hasil belajar harus dipraktekkan langsung agar tahu dimana kekurangannya.  Begitu juga belajar tidak melulu teori jika tidak dipraktekkan. Jangan sampai mereka hanya kuliah saja, tetapi belum atau kurang pengalaman. Sedangkan dunia industri saat ini mencari orang yang minimal sudah punya pengalaman.

Juga jangan sampai mereka hanya memilih bekerja saja, tanpa dikuatkan dengan teori dan ilmu. Sehingga, hasil pekerjaan kurang maksimal dan karir pun hanya terbatas pada fisik semata. Walaupun dia nantinya menambah dengan kursus-kursus atau ketrampilan tambahan lainnya. Namun, tuntutan saat ini, untuk berkarir minimal ada ijasah penguat tambahan lainnya bukan hanya sekedar lulusan SMA atau SMK saja.

Ujung-ujungnya? Hanya menjadi operator dan kacung di negeri sendiri. Sementara para pejabat, pemangku kebijakan, ataupun leadernya diambil dari pemilik Ijasah lebih tinggi, walaupun dari segi praktek kurang. Itu kenapa saran saya sebagai pendidik yang terjun di lapangan, sebaiknya lulusan SMK setelah bekerja menambah ilmunya dengan kuliah lagi untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuannya agar lebih baik lagi masa depannya.

Satu hal lagi adalah, menanamkan jiwa wirausaha juga menjadi poin utama dalam pendidikan saya di rumah bersama tiga jagoan. Karena, dunia usaha tidak selamanya membuat mereka Seattle sebagai karyawan. Jika mereka memiliki kemampuan dan ketrampilan lebih, serta kemampuan untuk melihat peluang usaha, bisa menjadi bekal mereka untuk fight di dunia industri 4,0 ini.

Tentunya, tak lupa memberikan kesadaran. Bahwa melibatkan Allah dalam hidup dan kehidupan mereka adalah yang utama. Kematian itu pasti, jadi tidak melulu mengejar dunia. Mempersiapkan mereka untuk bisa menyeimbangkan dunia akhirat jika sewaktu-waktu umur memanggil. Muda bukan berarti belakangan dipanggil, begitu juga tua bukan berarti lebih dahulu. Umur tidak pernah ada yang tahu, kapan dan siapa saja yang mendapat giliran panggilan.

Dunia yang diusahakan mati-matian tidak akan berarti apa-apa jika sholat dan Al-Qur'an ditinggalkan. Dua senjata yang membuat nyaman dan tenang jika kita berpegang pada-Nya. Tentu bukan hanya omdo belaka, ini juga jadi muhasabah saya sebagai orang tua mereka, memberikan contoh adalah yang utama. Sudah sejauh mana menyiapkan mereka bekal menjadi 'anak atau orang tua Sholeh' sebagai amal yang takkan pernah terputus walau Allah nanti memanggil? Mikirrrr

#muhasabahpagi
#merenungsejenak

Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community'.

Posting Komentar

0 Komentar