MATERI UAS FILSAFAT ILMU

Diambil Dari : www.threeasure.com

KEARAH PEMIKIRAN FILSAFAT


Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek pemikiran kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).

Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.

Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis

APA YANG MENYEBABKAN LAHIRNYA FILSAFAT?

1. PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN LOGOS

Dikalangan masyarakat Yunani dikenal adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama yang berkembang dengan pesat misalnya mite kosmologi yang melukiskan kejadian alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan oleh logos, maka logos penyebab pertama lahirnya filsafat.

2. RASA INGIN TAHU MANUSIA

Karena mite hanya bersifat dongeng belaka, maka orang mulai berpikir rasional, untuk mencari jawaban-jawaban yang logis. Keingintahuan terhadap alam semesta, keingintahuan terhadap penciptanya dsb.

Guna Fisafat Bagi Kehidupan Manusia :

Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh (general) terhadap suatu wujud (ontologi) sekaligus memberikan konsep kebenaran ( justifikasi) terhadap wujud tersebut. Dengan kebenaran manusia akan bertindak bijaksana (wisdom)



DASAR DASAR PENGETAHUAN

1. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan (Suriasumantri, 2003). Adib (2011) menyatakan nalar adalah salah satu corak berpikir untuk menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan memperhatikan asas-asas pemikiran, yaitu (i) principium identitas, (ii) principium contradictionis, (iii) principiumtertii exclusi dan (iv) principiumkompromi. Jadi penalaran merupakan salah satu proses dalam berpikir yang menggabungkan dua pemikiran atau lebih untuk menarik sebuah kesimpulan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Ada dua macam penalaran, yaitu :

1) Penalaran Langsung

Penalaran langsung merupakan penalaran yang premisnya hanya sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain sebagai kesimpulannya. Penalaran langsung ditarik hanya dari satu premis saja. Penarikkan konklusi secara langsung dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang proposisi yang diberikan, yaitu dengan menyatakan secara eksplisit apa-apa yang telah dinyatakan secara implisit didalam premis.

Contoh : semua bintang film memakai sabun Lux (S=P) Jadi, sebagian pemakai sabun Lux adalah bintang film

Istilah penalaran langsung berasal dari Aristoteles untuk menunjukkan penalaran, yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja. Konklusinya ditarik langsung dari proposisi yang satu itu dengan membandingkan subjek dan predikatnya.

2) Penalaran tidak langsung

Penalaran tidak langsung, penarikan konklusinya atas lebih dari satu proposisi. Konklusinya ditarik dari dua premis. Contoh: Semua mahasiswa adalah anak pintar. Dina adalah mahasiswa. Dina adalah anak pintar.

2. Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa (Adib, 2011). Menurut Cecep Sumarna (dalam Susanto,2011:145) logika adalah cara penarikan kesimpulan, atau pengkajian untuk berpikir secara shahih.

Jan Hendrik Rapar (dalam Susanto, 2011:144) menjelaskan istilah logika diambil dari bahasa Yunani logikos, yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal (pikiran), mengenai kata, mengenai percakapan atau berkenaan dengan bahasa. Menurut Amsal Bakhtiar (2010:212), logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan logika merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan dengan menggunakan akal pikiran, kata dan bahasa yang dilakukan secara sistematis. Macam-macam logika :

a. Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

b. Logika ilmiah.

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau paling tidak, mengurangi kesesatan.

Secara terperinci, logika digunakan antara lain :

a. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
b. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak (berpikir tingkat tinggi), cermat dan objektif.
c. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir sejarah tajam dan mandiri.
d. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
e. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
f. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian

3. Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan merupakan aspek-aspek yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan manusia. Menurut Sumarna (dalam Susanto, 2011: 186) sumber ilmu pengetahuan terdapat perbedaan antara pandangan filosof dan ilmuwan Barat dengan filosofot dan ilmuwan muslim.

Menurut filosof dan ilmuwan muslim, sumber utama ilmu pengetahuan adalah wahyu yang termanifestasikan dalam Alquran dan As-sunnah, selain empiris dan rasional. Sedangkan menurut filosof dan ilmuwan Barat sumber ilmu pengetahuan hanya dibatasi pada sumber utama yaitu pengetahuan yang lahir dari pertimbangan rasio (akal atau deduksi) dan pengetahuan yang dihasilkan melalui pengalaman (empiris dan induksi).

Menurut Suriasumantri (dalam Susanto, 2011:186) terdapat empat cara pokok dalam mendapatkan pengetahuan, pertama adalah pengetahuan yang berdasarkan rasio yang dikembangkan oleh kaum rasionalis yang dikenal dengan rasionalisme. Kedua, pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman yang dikenal dengan faham empirisme. Ketiga, pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusatkan pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan sehingga intuisi tidak bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan yang teratur. Sumber pengetahuan yang keempat adalah wahyu yang merupakan pengetahuan yang disampaikan tuhan kepada manusia.

Sedangkan Amsal Bakhtiar mengungkapkan ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:

a) Empirisme

Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksudkan ialah pengalaman inderawi.

b) Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Menusia memperoleh penegetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi, seandainya akal digunakan.

c) Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi . Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.

d) Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh ALLAH SWT kepada manusia lewat perantaraan para nabi . Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transendental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
Dari uraian di atas, yang dapat dijadikan sumber pengetahuan adalah wahyu, pengalaman dan rasio. Sedangkan intuisi tidak dapat digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan karena ia bersifat personal dan tidak bisa diramalkan serta bersifat tiba-tiba atau seketika.



4. Kriteria Kebenaran

Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Secara umum definisi yang standar mengenai kebenaran diartikan sebagai kesesuaian antara pikiran dan kenyataan. Perihal kebenaran ini memang menjadi tujuan utama dari kajian ilmu filsafat. Para filosof telah lama mengupayakan dan mencari kebenaran. Menurut Plato, kebenaran yang utama adalah yang diluar dunia ini, maksudnya ialah suatu kesempurnaan tidak dapat dicapai di dunia ini.
Pada umumnya ada beberapa teori kebenaran, yaitu :

1) Teori kebenaran saling berhubungan (coherence theory of trurth); berpendapat bahwa suatu proposisi itu benar apabila hal tersebut mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada atau benar. Dengan kata lain, yaitu apabila proposisi itu mempunyai hubungan dengan proposisi terdahulu adalah benar. Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah dan logika.

2) Teori kebenaran saling berkesesuaian (correspondence theory of truth), berpandangan bahwa suatu proposisi itu benar apabila proposisi itu saling berkesesuaian dengan kenyataan atau realitas. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan.

3) Teori kebenaran inherensi (Inherent theory of truth), yang memiliki pandangan bahwa suatu proposisi memiliki nilai kebenaran apabila memiliki akibat atau konsekuensi-konsekuensi yang bermanfaat, maksudnya ialah hal tersebut dapat dipergunakan.

PROBLEMATIKA FILSAFAT


Secara Umum terbagi menjadi tiga;

ONTOLOGI = Yaitu mengkaji hakikat segala sesuatu, :
Kualitas;
- Monisme, asal lam terdiri dari satu unsur (mono=satu). Thales dari air, Anaximandros dari apairon, Anaximenes dari udara, Democritos dari tanah.

 . EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal;

a. Hakikat pengetahuan, muncul 2 pandangan;
- realisme, yaitu pengetahuan manusia riil adanya dalam kehidupan.
- idealisme, yaitu hakikat ilmu pengetahuan tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan konsep ideal atau dunia ide-ide.

b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;
- rasionalisme, mengatakan bahwa sumber pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.
- Empirisme, sumber pengetahuan adalah indera manusia.
- Kritisme, pengetahuan manusia bersumber dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.


AXIOLOGI, TERBAGI MENJADI 6 PANDANGAN;

1. Naturalisme, yang menyatakan ukuran baik buruk ialah sesuai tidaknya perbuatan tersebut sesuai dengan fitrah (natura) manusia.
2. Hedonisme, yang menyatakan bahwa ukuran baik buruk ialah sejauh mana suatu perbuatan mendatangkan kenikmatan (hedone) bagi manusia.
3. Vitalisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sejauh mana suatu perbuatan tersebut dapat mendorong manusia untuk hidup lebih maju.
4. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk ditentukan oleh ada tidaknya suatu perbuatan mendatangkan manfaat bagi manusia.
5. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh sesuai tidaknya sesuatu perbuatan dengan konsep ideal (rancang bangun) pikiran manusia.
6. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu perbuatan dengan ketentuan agama (teos=Tuhan, agama)

BAGAIMANA HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA

Ilmu adalah sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu pengalaman tertentu yang disusun melalui sistem tertentu, sehingga menjadi suatu kesatuan.
Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga kesimpulan, yaitu;

a. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematikan
b. Suatu pendekatan/metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia, dan
c. Suatu cara yang mengijinkan kepada ahli-ahli lainnya untuk menyatakan suatu proporsi.
Filsafat menurut Plato dan Al Faraby adalah ; filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.

AGAMA

Terdapat perbedaan pengertian agama dikalangan tokoh agama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bidik terhadap agama. Agama diartikan secara praktis, adalah suatu keyakinan akan adanya aturan/jalan hidup (way of life) yang bersumber dari suatu kekuatan yang absolut (Tuhan).
Agama memiliki empat perangkat sbb:

a. Adanya pengatur (Tuhan) sebagai kebenaran yang pertama dan terakhir.
b. Adanya aturan (code hukum) yang harus dipahami yang termaktub dalam kitab suci dan kebenarannya bersifat ansolut.
c. Adanya seorang nabi sebagai pembawa aturan hukum.
d. Adanya komunitas (manusia) sebagai pelaksana aturan yang bersumber dari Tuhan.

ILMU , mencari kebenaran dengan cara penyelidikan (riset) sesuai dengan eksistensinya yang berhubungan dengan alam empiris.Dalam penyelidikan ilmu selalu mencari hukum sebab akibat. Sebagai hukum sebab akibat maka kebenaranya pasti ada.

FILSAFAT, karena selalu berhadapan denga alam empiris, (metafisika, ghaib) maka ia komit dengan organon (alatnya) yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.

AGAMA , menemukan konsep kebenaran bersumber pada wahyu, kebenarannya bersifat mutlak, absolut sebagiai kebenaran tertinggi.

Jadi : Ilmu kebenarannya bersifat empiris, filsafat kebenarannya bersifat spekulatif (berdasrkan nalar dan logika), keduanya bersifat nisbi. Agama kebenarannya bersifat absolut mutlak, dalam penentuannya semua perlu perumusan


SARANA BERFIKIR ILMIAH


Definis sarana berfikir ilmiah

Berfikir merupakan proses yang membuahkan pengetahuan.proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti gerak pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.berfikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.tujuan mempelajari sarana berfikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah dengan baik.

kemampuan berfikir ilmiah dengan baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula.salah satu langkah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut.untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa , matematika , dan statistik .

A. BAHASA

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam proses berfikir ilmiah . dalam kamus (KBBI) diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu organisasi masyarakat untuk bekerjasama,berinteraksi dan mengidentifikasi diri . jadi bahasa menekan bunyi , lambing , sistematika , komunikasi dan alat . Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain didalam jaringan kebudayaan . Pada waktu yang sama kebudayaan merupakan sarana mengungkapkan nilai-nilai budaya,fikiran,dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan.

Fungsi Bahasa

Bahasa sangat vital bagi manusia dalam aktifitas ilmiah (maupun aktifitas non ilmiah).bahada memperjelas cara berfikur manusia.maka orang yang terbiasa menulis dengab bagasa yang baik akan mempunyai cara berfikir yang lebih sistematis.manusia sebagai mahluk yang lebih maju dari mahluk-mahluk lainnya menjadikan bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah.bahasa sebagai sarana sebagai sarana berkomunikasi antar manusia tanpa bahasa tidak ada komunikasi.dengan kemampuan kebahasaan akan terbentang cakrawala berfikir seseorang dan tiada batas dunia baginya.


MATEMATIKA

Matematika mempunyai struktur yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola fikir yang bersifat deduktif dan konsisten . Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstaksi,idealisasi,ataw generalisasi untuk suatu studi atawpun suatu masalah.

Pengertian matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu bidang matematika yaitu elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yabg secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh melalui beberapa operadi dasar:tambah,kurang,kali,bagi.

Kata matematika berasal dari kata "mAithema" dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai "Sains , ilmu pengetahuan/belajar" juga mathematikas yang diartikan suka belajar.

Peranan matematika dakam sarana berfikir Ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan- kemampuan sbb:

a. Menggunakan algoritma (melakukan operasi hitung,operasi himpunan dan operasi lainnya).
b. Mengorganisasikan data/informasi
c. Menarik kesimpulan (kemampuan menarik kesimpulan dari suatu hasil hitungan / pembuktian suatu rumus)
d. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainnya dalam matematika seperti tabel mate matika,komputer dan kalkulator.dll

STATISTIK

Pada mulanya kata statistik duartikan pada keterangan- keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara.secara etimologi kata"STATISTIK" berasal dari kata status ( bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan jata state(bahasa inggris) yang ditelaah dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan negara.

Istilah statistik dewasa ini juga dapat diberi pengertian sebagai "ilmu statistik" ilmu statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah tahap- tahap yang ada dalam kegiatan statistik atau ilmu pengetahuan yang membahas (mempelajari) dan memperkembangkan prinsip-prinsip metode,dan prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengumpulan data angka dan lain sebagainya.

Statistik mempunyai peranan penting dalam dalam berfikir induktif.konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu . Statistik memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.

Hubungan antara sarana berfikir ilmiah bahasa,matematika dan statistik.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang verbal yang dipakai dalam seluruh proses berfikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berfikir dan berkomunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut
kepada orang lain . Ditinjau dari pola berfikirnya,maka ilmu merupakan gabungan antara berfikir deduktif dan induktif.matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sedangkan statistik mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif jadi ketiga sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.

ILMU DAN KEBUDAYAAN

Ilmu adalah seperangkat pengetahuan yang merupakan buah pemikiran manusia yangmemiliki metode tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat senantiasaeksis dalam kehidupannya. Ilmu yang menjadi alat bagi manusia agar dapat menyesuaikan diri dan merubahlingkungan, memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Talcot Parsons (Suriasumantri,1990:272) menyatakan bahwa “Ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu sama lain:dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat, demikian pulasebaliknya, masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukungperkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan”. Ilmu dan kebudayaan berada dalamposisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi

Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.

Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik.

Definisi Kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Ilmu merupakan pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan.
Dalam rangka pengembangan kebudayaan ilmu mempunyai peranan ganda , yaitu :

 Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terlenggaranya pengembangan kebudayaan nasional.
 Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa . image
Dua dasar moral bagi kaum ilmuwan adalah meninggikan kebenaran dan pengabdian secara universal. Tujuh nilai ilmiah yang terpancar dari hakikat keilmuwan yakni:

 Kritis,
 Rasional,
 Logis,
 Obyektif,
 Terbuka,
 Menjunjung kebenaran dan
 Pengabdian universal.

Peranan ketujuh nilai ini adalah dalam hal bangsa menghadapi permasalahan dalam bidangpolitik, ekonomi, dan kemasyarakatan membutuhkan pemecahan permasalahan secara kritis,rasional, logis dan terbuka. Sedangkan sifat menjunjung kebenaran dan pengabdian universal akan merupakan aktor yang penting dalam pembinaan bangsa di mana seseorang Lebih menitikberatkan kebenaran untuk kepentingan golongan dibandingkan kepentingan golongan. Bukan saja seni namun ilmu dalam hakikatnya yang murni bersifat mempersatukan .

Ada dua pola kebudayaan yang terbagi ke dalam ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Raiso de’etre yang menjadi argumentasi pembagian jurusan ini adalah asumsi yang pertama mengemukakan bahwa manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam pendidikan matematika yang mengharuskan kita mengembangakan pola pendidikan yang berbeda pula. Asumsi yang kedua adalah yang menganggap bahwa ilmu sosial kurang memerlukan pengetahuan matematika. Asumsi kedua ini sekarang tidak relevan lagi karena pengembangan ilmu sosial membutuhkan bakat-bakat matematika yang baik untuk menjadikannya pengetahuan yang bersifat kuantitatif.

Namun kedua hal itu bukan merupakan masalah,kedua hal itu tidak mengubah apa yang menjadai tujuan penelitian ilmiah. Ilmu bukan bermaksud mengumpulkan fakta tapi untuk mencari penjelasan dari gejala-gejala yang ada,yang memungkinkan kita mengetahui kebenaran hakikat objek yang kita hadapi.

Ada dua faktor yang menjadi landasan suatu analisis kuantitatif ilmu sosial yaitu:

a. sulitnya melakukan pengukuran,karena emosi dan aspirasi merupakan unsure yang sulit dan yang kedua banyaknya variable yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
Hal seperti inilah yang menyebabkan ilmu alam lebih maju dari pada ilmu sosial. Itu dikarenakan ilmu sosial lebih terpaku pada tahap kualitatif, dan untuk mengubah ini ilmu sosial harus lebih masuk ketahap kuantitatif.

Di Indonesia hal seperti ini masih berlaku . Tebukti adanya dua penjurusan dalam bidang kajian ilmu, yaitu ilmu sosial dan ilmu alam,dan dalam pelaksanaannya ilmu alam selalu dianggap lebih bergengsi di banding ilmu sosial. Itu membuat sebagian masyarakat kita terobsesi untuk masuk jurusan ilmu alam meski mungkin lebih berbakat dalam bidang sosial,sehingga secara tidak langsung menghambat perkembangan ilmu sosial.


TERMINOLOGI ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS


Pada prinsipnya dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan , bahwa ilmu (science) adalah suatu bentuk aktivitas manusia untuk memperoleh pengetahuan yang obyektif dengan menggunakan metode-metode tertentu.

Syarat- Syarat ilmu

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa ada persyaratan ilmiah di mana sesuatu itu dapat disebut sebagai ilmu. adapun syarat- syarat ilmu diantarnya sebagai berikut:

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.


Pengertian Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta . Ada dua term pengetahuan , yaitu “pengetahuan ilmiah” dan “Pengetahuan Biasa“ . Bedanya pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologism , landasan epistemologis dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri .

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktifitas panca indra untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadanya. Sedangkan, ilmu menghendaki lebih jauh, luas dan dalam dari pengetahuan.

Berpikir pada dasarnya merupakan proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Karakteristik Umum Ilmu Pengetahuan

Ciri Ilmu perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu. Ilmu pengetahuan mempunyai sifat, antara lain:

a. Sistematik
b. Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan)
c. Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil).
d. Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah).

Disamping itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:

a. Bukan satu, melainkan banyak (plural)
b. Bersifat terbuka (dapat dikritik)
c. Berkaitan dalam memecahkan.

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu:

a. Obyek ilmu pengetahuan adalah empiris.
b. Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika.

c. Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran.
d. Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.

Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan. Jadi setiap ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau karakteristik umum diatas.

Pengertian Sains.

Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan.memandang dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai suatu objek. Berdasarkan Webster New Collegiate Dictionary definisi dari sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sains berarti

(1) ilmu teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya;
(2) ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (fisika, kimia dan biologi).

Sains pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survey, studi kasus dan lain-lain .

Sains merupakan suatu metode berpikir secara objektif. Tujuannya menggambarkan dan memberi makana pada dunia yang faktual. Bahasa yang lebih sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan metode tertentu .

ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a. Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam.
b. Sosial sains atau ilmu pengetahuan social

Karakteristik Sains.

Sejarah membuktikan bahwa dengan metode sains telah membawa manusia pada kemajuan dalam pengetahuan. Randall dan Buchker mengemukakan beberapa ciri umum sains:

a. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama,artinya hasil sains yang lalu dapat digunakan untuk penyelidikan hal yang baru, dan tidak memonopoli. Setiap orang dapat memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
b. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyeidikinya adalah manusia.
c. Sains bersifat objektif ,artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains tidak tergantung kepada siapa yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi .

Kelebihan dan kekurangan Sains

Kelebihan Sains

a) Sains telah memberikan banyak sumbangannya bagi umat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dan teknologi komunikasi dan informasi.
b) Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat, efektif dan efisien karena sains dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen dan verifikasi.

Kelemahan sains

a) Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang bersifat subjektif. Sains menyampingkan tujuan hidup, sehingga dengan demikian sains dan teknologi tidak bisa dijadikan pembimbing bagi manusia dalam menjalani hidup ini.
b) Sains membutuhkan pendamping dalam operasinya. Menurut Albert Einstein, "Sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains adalah buta (Science without religion is lame, religion without sains is blind)" .

Nilai Kegunaan ilmu dalam kehidupan kita adalah sebagai berikut:

1) Ilmu dan Moral : Sejak pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam perpektif yang berbeda. Sejak Copernikus (1473-1543) mengajukan teori tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa bumi yang berputar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya seperti apa yang diajarkan oleh ajaran agama maka di sinilah timbul interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber dari ajaran agama). Para ilmuan berusaha untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan penafsiran alam sebagaimana semboyan : ilmu yang bebas nilai

2) Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan : Secara historis fungsi sosial dari kaum ilmuwan telah lama dikenal dan diakui. Raja Charles II dari Inggris mendirikan The Royal Society yang bertindak selaku penawar bagi fanatisme di masyarakat waktu itu. Para ilmuwan pada waktu itu bersuara mengenai toleransi beragama dan pembakaran tukang-tukan sihir. Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaahan keilmuwan yang dilakukan. Ilmu terbebas dari nilai. Ilmu itu sendiri netral dan para ilmuwanlah yang memberikan nilai. Dalam menghadapi masalah sosial, seorang ilmuwan yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup harus menempatkan masalah tersebut pada proporsi yang sebenarnya dan menjelaskanya kepada masyarakat dalam bahasa yang dapat dicerna. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang ilmuwan maka harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka safari. Di bidang etika, tanggungjawab seorang ilmuwan bukan lagi memberikan informasi tetapi memberikan contoh.

3) Nuklir dan Pilihan Moral Seorang ilmuwan : Secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuanya untuk menindas bangsa lain meskipun yang menggunakan itu adalah bangsanya sendiri. Einstein waktu itu memihak sekutu karena anggapanya bahwa sekutu mewakili aspirasi kemanusiaan. Jika sekutu kalah maka yang akan muncul adalah rezim Nazi yang tidak berperikemanusiaan. Untuk itu seorang ilmuwan tidak boleh berpangku tangan. Dia harus memilih sikap: berpihak kepada kemanusiaan atau tetap bungkam?. Seorang ilmuwan tak boleh memutarbalikan penemuwannya bila hipotesisnya yang dijunjung tinggi yang disusun di atas kerangka pemikiran yang terpengaruh preferensi moral ternyata hancur berantakan karena bertentangan dengan fakta-fakta pengujian.

4) Revolusi Genetika : Revolusi genétika merupakan babak baru dalam sejarah keilmuan manusia sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan itu sendiri. Memperlakukan manusia sebagai kelinci pencobaan adalah sikap yang tidak bermoral dan bertentangan dengan hakikat ilmu.

Dulu pengetahuan begitu juga ilmu, tidak mempunyai kegunaan praktis melainkan estetis. Pengetahuan lebih ditunjukkan pada kepuasan jiwa bukan sebagai konsep untuk memecahkan masalah. Ilmu sekedar pengetahuan yang harus bisa dihafal agar bias dikemukakan waktu berdebat .

Pengetahuan yang dikuasai harus mencakup bidang yang luas agar masalah yang muncul kita bias ikut debat. Kemampuan mengutip teori ilmiah yang bersifat estetis berkembang menjadi status social. Penempatan ilmu dalam fungsi estetis pada zama yunani kuno disebabkan filsafat mereka yang memandang rendah pekerjaan yang bersifat praktis. Ilmu tidak berfungsi sebagai pengetahuan yang diterapkan dalam memecahkan masalah sehari-hari melainkan sekedar dikenal dan dikonsumsi. Tingkat kepercayaan seseorang dan masyarakat memang berbeda, kepercayaan seseorang tergantung pada pendidikan, kepercayaan masyarakat tergantung kepada kebudayaan.


PEMIKIRAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Berpikir Deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum . Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum . Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun . S . Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti . Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Jenis penalaran deduktif yaitu:

-Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
-Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
-Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
-Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif . Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak .

Ada 3 macam penalaran Induktif :

1. Generalisasi : Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.

Dibagi menjadi 2 :

a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif : Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan . Contoh :

- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan , baja memuai . Jika dipanaskan, tembaga memuai . Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.


b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif : Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada . Contoh :

Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

2. Analogi

Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya .

Tujuan dari analogi :

- Meramalkan kesamaan.
- Mengelompokkan klasifikasi.
- Menyingkapkan kekeliruan.

Contoh : Ronaldo adalah pesepak bola. Ronaldo berbakat bermain bola. Ronaldo adalah pemain real madrid.

3. Kausal : Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.

Terdiri dari 3 pola, yaitu :

a. Sebab ke akibat = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek. Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya . Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.


METODE ILMIAH


Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu . Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan metode ilmiah

Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang artinya jalan . Sedangkan dalam bahasa latin “methodus” berarti cara. metode adalah suatau proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai oleh suatu disiplin ( bidang studi ) untuk mencapai suatu tujuan . Jadi, ia dapat dikatakan sebagai cara kerja ilmiah. Sedangkan metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode-metode, aturan-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan . Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus [2] .

Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasialkan diharapkan mempunyai karakteristik-karrakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan terujia yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini, maka metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya [3] .

Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang metode-metode yang dipergunakan dalam penelitian. Suatu penelitian dapat disebut sebagai penelitian ilmiah, jika penelitian tersebut dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah yang benar adalah :

a. Berdasarkan fakta;
b. Bebas dari prasangka;
c. Menggunakan prinsip analisis;
d. Menggunakan hipotesis;
e. Menggunakan ukuran objek: dan
f. Menggunakan teknik kuantifikasi.[4]

Dalam mengkaji sebuah penelitian , hendaknya menggunakan metode-metode ilmiah seperti yang telah dipaparkan diatas , agar sebuah penelitian tersebut dapat dianggap masuk akal dan bukan omong kosong belaka .


HAKEKAT PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH


STRUKTUR PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada.

Tujuan Penelitian

- Mengembangkan dan menjelaaskan
- Memperoleh informasi baru
- Menerangkan , Memprediksi , dan Mengontrol Suatu Ubahan

Struktur Penelitian Dan Penulisan Ilmiah :

1. Pengajuan masalah
2. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis
3. Metodologi penelitian
4. Hasil penelitian
5. Ringkasan dan Kesimpulan
6. Abstrak
7. Daftar Pustaka
8. Riwayat Hidup peneliti
9. Usulan penelitian

TEKNIK PENULISAN ILMIAH

a. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat
b. Bahasa yang dipergunakan harus jelas
c. Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar ( EYD )
d. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat
e. Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif
f. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut

TEKNIK NOTASI ILMIAH

Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal :

1. harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut
2. harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya
3. harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan

teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (footnote) . Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru.

Contoh cara penulisan catatan kaki :

1. Harlod A. Larrabe, Reliable Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964).hlm 4.
2. Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman, 1972), hlm.15.
3. James B. Connant, Science and Common Sence (New Haven : yale University press, 1961),hlm. 25.


CARA MEMBUAT SKRIPSI

Cara Penulisan Footnote, Ibid, Op.Cit, Loc. Cit Yang Benar

Footnote (catatan kaki) adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.

1. Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau tepi teks, atau sama dengan permulaan alinea baru. Jika catatan kaki terdiri lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai di garis margin atau tepi teks biasa.
2. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
3. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.
4. Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
5. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
6. Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.

Perhatikan contoh penulisan catatan kaki yang berasal dari buku di bawah ini !

* Footnote dengan satu pengarang
^1 Ade Iwan Setiawan, Penghijauan dengan Tanaman Potensial, Penebar Swadaya, Depok, 2002, hlm. 14.

* Footnote dengan dua pengarang
^2 Bagas Pratama dan T. Manurung, Surat Menyurat Bisnis Modern, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 50.

* Footnote dari majalah
^4 Mochtar Naim, ’’Mengapa Orang Minang Merantau?’’ Tempo, 31 Januari 1975, hlm. 36.

* Footnote dari surat kabar
^12 Suara Merdeka, 29 Agustus 2005, hlm. 4.


* Footnote dari internet
^11 Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”, Aviation Today, diakses dari http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High-Sea-Piracy-Crisis-in-Aden_32500.html, pada tanggal 26 Juli 2009 pukul 11.32

Dalam menuliskan footnote, adakalanya digunakan singkatan-singkatan tertentu, yaitu :

1. ibid, kependekan dari ibidem yang berarti ‘di tempat yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain’.
2. op.cit., singkatan dari opere citato, artinya ’dalam karangan yang telah disebut dan diselingi dengan sumber lain’.
3. loc.cit, kependekan dari loco citato, artinya ‘di tempat yang telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.

Perhatikan pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit., dibawah ini!

* ^1 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
* ^2 Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
* ^3 Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
* ^4 Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
* ^5 Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (buku yang telah disebutkan di atas)
* ^6 Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebut di atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
* ^7 Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23


HAKEKAT KEGUNAAN ILMU


Hakikat ilmu. Pertama, dari segi ontologis, yaitu tentang apa dan sampai di mana ilmu hendak dicapai. Telaah yang kedua adalah dari segi epistimologi, yaitu meliputi aspek normatif mencapai kesahihan perolehan pengetahuan secara ilmiah, di samping aspek prosedural, metode dan teknik memperoleh data empiris. Telaah ketiga ialah dari segi aksiologi yaitu terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan ilmu yang diperoleh.

Kita sering mendengar kata ilmu pengetahuan, tetapi banyak orang awam yang tidak memahami bahwa ilmu itu berbeda dengan pengetahuan.


Hakikat Ilmu

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya .

Ontology diartikan sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari objek yang ditelaah dalam membuahkan pengetahuan. Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pertanyaan mengenai hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara orang dapat mengatakan bahwa:

1. Nilai sepenuhnya berhakikat subjektif.
Ditinjau dari pandangan ini, nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka.

2. Nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Pendirian ini berpandangan bahwa ilmu memiliki hakikat“Objektivisme Logis“

3. Nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan, yang kemudian disebut dengan “Objektivisme Metafisik“
Pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain).
Hakikat ilmu itu disebut baik manakala ia tenteram dalam kebajikan ilmu . Sedangkan hakikat ilmu itu disebut buruk manakala ia keluar dari ilmu itu. Ilmu itu bagi hati ibarat dirham-dirham dan dinar-dinar di tangan. Bisa bermanfaat bagimu bisa pula membahayakanmu .
Kegunaan Ilmu
Persepsi yang salah adalah sebenarnya menyebabkan berkembangnya kebudayaan menghafal dalam sistem pendidikan kita . Ilmu tidak berfungsi sebagai pengetahuan yang memecahkan masalah sehari – hari melainkan sekedar dikenal dan dikonsumsi .

Sekurang-kurangnya ada tiga manfaat kegunaan ilmu, yaitu :

1. Ilmu sebagai alat Eksplansi

Berbagai ilmu yang berkembang dewasa ini, secara umum berfungsi sebagai alat untuk membuat eksplanasi kenyataan yang ada. Filsafat ilmu dapat dianggap sebagai suatu studi tentang masalah-masalah eksplanasi. Menurut T Jacob yang dikutip Ahmad Tafsir dalam Emi Fatmawati, “sain merupakan suatu sistem eksplanasiyang paling dapat diandalkan dibanding dengan sistem lain dalam memahami masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan”.
Sebagai contoh, ketika itu ada sebuah sepeda motor tua, dengan knalpot yang berasap tebal berwarna putih dengan jalan terseok-seok dan tidak bisa berlari kencang. Dari gejala yang timbul ini seorang mekanik yang memiliki ilmu tentang perbengkelan, bisa membuat eksplanasi atau penjelasan kepada pemilik motor mengapa begitu. Itulah manfaat ilmu sebagai eksplanasi.

2. Ilmu sebagai alat Peramal

Tatkala membuat ekplanasi, biasanya ilmuan telah mengetahui juga faktor penyebab gejala tersebut. Dengan menganalisis faktor dan gejala yang muncul, ilmuwan dapat melakukan ramalan. Dalam term ilmuwan ramalan disebut prediksi untuk membedakan ramalan embah dukun. Sebagai contoh, motor tadi, seorang mekanik bisa memprediksi jika pemilik motor tidak mau merawat motor dan lalai mengganti oli, maka ring sehernya akan cepat menipis dan oli mesin akan terbakar dan menyebabkan asap menjadi tebal dan berwarna putih.

3. Ilmu sebagai alat Pengontrol

Eksplanasi sebagai bahan membuat prediksi dan kontrol. Ilmuan selain mampu membuat ramalan berdasarkan eksplanasi gejala, juga dapat membuat kontrol. Contoh : Agar motor kita awet, motor kita harus diservis dan ganti oli tiap 2000 km, sehingga tingkat keausan mesin dapat ditekan dan diperlambat, jadi motor kitaakan tetap awet.

Jadi, pada intinya ilmu memiliki kegunaan atau fungsi yang kalau kita konsumsikan dengan baik, memberikan kenikmatan batiniah atau kepuasan jiwa. Jiwa kita tergetar, terharu, tersenyum oleh komunikasi artistik, menyebabkan dunia yang tak terjangkau kasat mata. Jiwa kita bertambah kaya, persepsi kita bertambah dewasa, yang selanjutnya akan mengubah sikap dan kelakuan kita .


Diambil dari berbagai nara sumber dan Blog

Posting Komentar

0 Komentar