Operasi Caesar itu dimulai dari Anak No 2 Ku


Aku hamil lagi justru saat sulungku berusia 8 bulan itu artinya jaraknya sungguh dekat bila adiknya lahir , abang belum genap 1,5 th nanti saat adiknya lahir . Tapi karena aku lama hamil jadi dengan kehamlan yang cepat ini membuatku senang sekaligus bingung khawatir sulung tidak terpegang . Tapi karena dirumah kami ada supir dan pembantu , juga beberapa guru TPA yang kukontrakkan dekat rumah dan sering membantuku pula , agak berkurang rasa khawatirku .

Namun rasa kolokan abang yang memang masih usianya sering tidak mau jauh dariku . Sering ia minta digendong , padahal usia kehamilanku sudah besar dan dia sejak 10 bulan sudah lancar berjalan sehingga setahun sudah bisa berlari lari . Aku sering tidak tega bila ia sedih atau susah tidur karena ayahnya belum pulang jadi bila sudah digendonganku ia akan tenang. Juga seakan ia tau sebentar lagi akan terbagi perhatian ibunya , bila adiknya lahir nanti . Kebetulan ayahnya sedang merenovasi rumah kami menyambut kehadiran anggota keluarga kami nanti yang akan lahir. Abang selalu iri bila aku sibuk mengurus tukang , pengajian atau TPA walau sudah kulatih untuk mandiri . Sering pula kulibatkan untuk persiapan menyambut hadirnya sang adik seperti sebelum tidur atau bangun tidur kuajak menyapa adiknya dengan membahasakan dirinya abang .

Rasanya sikapku mengahadapi kehamilan tetap sama , artinya tidak ada bedanya , hanya yang berbeda sudah ada abang Kemal . Jelang kelahiran adiknya , abang serasa lebih rewel dari biasanya . Terus tidak mau lepas dari gendongan . Padahal pada kehamilan bulan ke 7 masuk 8 kepala bayi sudah masuk posisi dibawah kata dokter , tapi rupanya jelang 2 minggu lahiran naik lagi keatas . Kata dokter yang kutahu belakangan , itu karena efek aku sering menggendong abang . Sehingga bayinya sungsang . Aku terus mencoba untuk mencuci baju atau banyak ngepel , juga sering banyak nungging bila usai sholat dengan harapan kepala bayi bisa turun kembali .

Hingga tiba aku merasakan sakit yang sama seperti abangnya dan mules yang sudah 15 menit sekali membuat aku minta diantar ayahnya ke rumah sakit . Kuingat saat itu masuk hari ke 10 bulan Ramadhan . Kami baru saja usai imsak jelang sholat subuh , aku merasakan sakit yang amat sangat . Tapi si abang tidak mau ditinggal ayahnya , padahal ada supir dan khodimat . Akhirnya , aku mengalah untuk diantar duluan ke rumah sakit oleh supir kami . Baru nanti agak siangan setelah abang tidak rewel lagi menyusul kami .

Hampir 1 jam kami baru bisa tiba di rumah sakit . . .seperti biasa dokter melakukan pemeriksaan dan mencoba memberi rangsangan induksi , namun hampir setengah jam belum ada kemajuan , ketika dicoba untuk rekam jantungku , bayi dan sebagainya, berkali kali . Tapi saat membaca rekaman jantung bayiku setiap aku mules dokter mengernyitkan dahinya khawatir. Ibuu , kami terpaksa harus mengambil tindakan ini , ibu harus kami operasi Caesar . Kenapa dok ? tanyaku lemah , karena jantung bayi terus melemah , lehernya terlilit tali pusarnya sendiri . Kok bisa dok Tanya ku heran ? . . .yaa , karena bayi ini aktif sekali terlilit talinya sendiri . Pikiranku tak tenang , kuminta dokter menghubungi suamiku .Aku sudah pasrah tak mampu berfikir , yang kupikirkan bagaimana bayiku lahir dengan selamat . Aku tidak memikirkan rasa takutku dioperasi terlebih tidak ada suamiku disebelahku.

Kudengar dokter telpon ke rumah untuk bicara dengan suamiku . Dan dokter menyampaikan hasilnya , ketika suamiku meminta untuk minta penangguhan waktu operasi untuk menyusulku dirumah sakit , dokter berkata aku atau anakku salah satu akan jadi korban bila terlambat ditangani . Suamiku melemah dan terpaksa mengijinkan operasi via telpon . Tapi setelah itu dia segera berkemas ke rumah sakit .

Antara sadar dan tidak sadar akibat pengaruh bius kudengar dokter teriak , buuu yang lemes yaa jangan tegang. .!! Aku mencoba melupakan bayangan sakit operasi seperti saat aku akan operasi usus buntu waktu itu . Aku sempat bercanda , dok jangan membujur yaa nanti perut saya jelek lagi ada bekas banyak operasi nih dok kataku lamat lamat . Dokter tertawa dan yang kurasakan aku seperti melayang terbang ke nirwana . Dan aku tak ingat berapa lama operasinya . Tahu tahu aku disodorkan sosok bayi yang masih berlumuran darah , dan suster berkata buuuu Alhamdulillah laki laki lengkap ya ga ada yang kurang katanya namun tiba tiba pandanganku gelap , entah karena bau anyir atau obat biusnya mulai bekerja.

Saat tersadar dan membuka mataku , yang kulihat adalah suamiku dan si abang yang saat itu ganteeeeeng sekali menggunakan peci ngaji putih dan rompi jeansnya yang membalut kaos merah dan celana jeansnya pula. Sepatu ketsnya yang keren rasanya abang sudah seperti anak dewasa . Padahal usianya belum genap 1,5 tahun , tapi langkahnya sudah mantap dan bicaranya juga sudah jelas . Ibu , ibu bangun , ini abang nengokin ibuu katanya bawel seperti biasa . Aku tersenyum , kuciumi wajahnya , wangi minyak telon serasa menyeruak . Dirabanya perutku , kok perut ibu kempes . Adiknya kemana bu ? katanya heran , rupanya suster sudah membawa adiknya digendongan , ini adiknya cakep loooh katanya menggoda . Abang kemal senang sekali ingin meraih mengendong seperti dia menggendong robotnya yang juga sebesar adik bayinya dirumah . Ayahnya berteriak,…eeeh abang nanti ya nak adeknya masih lemah harus menyusui ibu dulu katanya . Abang hanya cemberut manja. Tapi matanya tak lepas dari pandangan adiknya . sampai bayiku diletakkan disampingku aku masih belum tersadar , tiba waktunya aku akan miring suster bilang eeeh ibu pelan pelan , kan habis dioperasi jangan banyak bergerak katanya.

Oh sadarlah aku , teringat kembali apa yang telah terjadi padaku saat itu pengaruh obat bius belum terlalu hilang , jadi belum terlalu terasa perutku sakit . Dibantu suster aku bisa menyusui bayiku yang kuberi nama Luthfi Ramadhan yang artinya kira kira Pedangnya Nabi Sulaiman yang bijak dan lahir dibulan Ramadhan . Abang tak berkedip melihat adiknya menyusui dan berada dalam dekapanku . Abang juga mau seperti adik , waks !! aku agak geli mendengarnya , ayahnya cepat cepat menggendong abang , sama ayah saja yaa , diajaknya abang keluar . Dan aku terus tersenyum memandang mereka hingga hilang dari pandanganku .

10 menit kemudian ayahnya kembali ke tempatku , dia menyampaikan kepadaku . Bahwa dia sempat berbicara dengan dokter Rudi saat aku usai dioperasi dan tertidur kemudian dipindahkan ke ruang perawatan. Dokter terpaksa mengoperasi karena bayi kami jantungnya terus melemah dan saat dilahirkan memang sempat agak biru. Itu karena aku sering menggendong abang anakku jadi mempengaruhi sang bayi diperut katanya .Itu kenapa anak kedua kami kelahirannya harus dengan bantuan operasi Caesar. Tapi dia bersyukur karena aku dan bayiku keduanya selamat . Tak sadar menetes airmataku bahagia , syukurku yang tak ternilai karena sekali lagi aku disempurnakan nikmatku sebagai wanita dengan kesempatan menjadi ibu lagi untuk anakku yang ke 2 .

Kini usianya sudah hampir 18 tahun 29 Januari 2015 nanti . Alhamdulillah sudah lulus SMK Multimedia di Telkom Telesandi Bekasi Juni 2014 kemarin , belum mau melanjutkan kuliah lagi sebelum dapat uang sendiri untuk kuliahnya , aku sangat terharu dengan niatnya . Dia minta ijinku untuk bekerja dulu mencari pengalaman dan biaya bekal kuliahnya . Semoga allah memberiku kekuatan menuntaskan tanggung jawabku menyekolahkan mereka walau tanpa ayahnya kini seberat apapun itu . Amiiin ya robbal alamin.



Griya Tambun , 29 Januari 2015 , Hadiah untuk anakku ke 2 yang sholeh abang Luthfi Ramadhan yang berulang tahun hari ini genap 18 tahun

Posting Komentar

3 Komentar

  1. woow, jadi ingin nulis lagi, lagi, dan lagi!!! salam kenal

    BalasHapus
  2. Salam kenal juga , yuk nulis lagi terutama menulis tentang kita dan keluarga dulu , he he terimakasih sudah kunjung yaa

    BalasHapus
  3. Nama : LAODE ALAFANDI .A
    Kelas : X.TKR.3

    BalasHapus