ISTIGHOTSAH DAN DOA BERSAMA JELANG UN , MASIH PERLUKAH ???


Tanggal 13 April besok , kelas 12 SMA/SMK/Aliyah akan memulai rangkaian Hajatan Pendidikan Nasional yaitu project Akbar yang bernama Ujian Nasional . Mengapa disebut project / proyek Akbar ? Karena melibatkan seluruh komponen Dunia pendidikan mulai dari OB yang terendah sampai mentri Pendidikan Mas Anis Bawesdan . Belum lagi percetakan hingga kepolisian . Begitu banyak yang ikut menikmati gula gula proyek UN yang buat murid sebagai objek sasaran yang timbul adalah berbagai macam perasaan . . .nano nano dong ? bisa jadi .

Ada yang merasa tegang , takut , biasa saja , gembira dan lain lain dengan berbagai faktor pendorongnya atau motivasi . Seperti pagi ini , saat mengajar pendalam Materi bagi siswa kelas 12 ditempatku dimana 3 hari ini kami harus memaksimalkan mengajar 3 pelajaran BBM ( Bahasa Inggris , bahasa Indonesia dan Matematika , dan produktif sesuai jurusan masing masing di SMK ini . Ada beberapa anak yang bertanya , mis kapan kita ada Mabit ? ada yang tanya lagi bahasanya Istighotsah ? yang lain bilang Muhasabah . . .dan sebagainya . Intinya satu bahasa , Motivasi di Akhir pelajaran menjelang minggu tenang Ujian Nasioanal . 

Mengapa buat sebagian siswa atau orang tua atau juga mungkin dinas pendidikan , menjadi hal yang harus disakralkan ? Toh Ujian sering dilaksanakan di Unit satuan pendidikan masing masing dengan segala versinya ? siswanya sama kok , soalnya ? sama juga sejak kelas 10-12 ini juga diajarkan . Lalu dimana bedanya ? Karena ada motivasinya ? Ah nggak juga kok , aku selalu memotivasi anak anak dikelas hampir setiap masuk kelas sebelum memulai pembelajaran . 

Bedanya ?  , Ujian disekolah tidak resmi dan Ujian Nasional resmi bahkan soalpun harus dikawal polisi demi keamanan . Waks . . .!! oh Noooo. Tapi kenapa ya Istighotsah , Mabit ( Malam Bina Taqwa ) , Muhasabah dan lain lain hanya dilakukan menjelang Ujian Nasional ? Bukankah memberikan ketenangan itu harus diberikan setiap waktu , dimotivasi setiap waktu . Tugas guru , sekolah dan orang tua memotivasi dan memberi ketenangan pada anak anak yang akan menghadapi ujian . Bukannya malah blingsatan , anak yang mau ujian orang tua dan guru yang mules dan sibuk sendiri . 

Hidup saja ada ujiannya untuk naik tingkat , apalagi belajar atau bekerja . Jadi what is different ? Lebai ? yaa lebai berjamaah yang  sudah disistemkan sejak dulu aku kecil kelas 6 akan ujian hingga saat ini . Padahal mas Anis sendiri mengatakan bahwa hasil ujian hanya pemetaan dan dikembalikan kesekolah . Kunci sukses setelah sekian tahun belajar dan diuji hasil belajarnya ya persiapan belajarnya dan motivasi belajarnya ya harus maksimal . Bukan malah menguntungkan tukang kembang ( padahal kalau musim munggahan/jelang romadhon tukang kembang juga diburu loh ) , nguntungin bimbel ( He he termasuk aku juga guru privat matematika ) , bikin siapapun terjebak cara sesaat menghalalkan segala cara untuk nilai terbaik . 

Aku sendiri bilang , mbak , mas . . .sudah jangan tegang ga perlu sampe pasang status macam macam ? sama halnya kalian menghadapi Mid Test ganjil / Genap , UAS ganjil/Genap sama saja . Yang penting disetiap grade tingkat yang kalian lewati belajarlah lebih maksimal . Sehingga tiba diakhir tinggal sedikit . Dan belajar itu bukan untuk guru / orang tua , tapi untuk kalian sendiri . Jadi dengan atau tanpa gurupun kalian tetap belajar . Kan kalian sendiri penentunya . Jangan sampai belajar sekian tahun dinodai dengan mencari bocoran soal atau menunggu malaikat subuh ( istilah anak anak untuk bocoran dari sekolah / guru tertentu dengan tujuan untuk membantu anak supaya nilai ujian sekolah anak murid terdongkrak , otomatis nama sekolah juga terdongkrak !!! alhamdulillah sekolahku tidak melakukan , kami menyerahkan ke anak anak hasil belajar mereka . Karena Pendalaman Materipun sudah dilakukan )  Oh Nooo.. . .ha ha Indonesiaku ya  . . .

Artinya kalau nilai baik masuk sekolah negri yang memang untuk masuknya juga sudah berebut kok . Tapi kan sekarang ga jaminan , banyak kok sekolah swasta yang lebih murah pula tapi mutunya lebih bagus . Atau bahkan lulusan SMA/SMK/Aliyah ga semua kok menuju Perguruan Tinggi . Macam macam , ada yang langsung kerja , ada yang langsung merit , ada yang ngganggur dulu dengan alasan capek belajar dan lain lain . Yang penting bukan label lulusan sekolahnya !! Tapi kompetensi siswa itu sendiri sudah tuntas belum itu saja  kok . So masih perlu ? Istighotsah dan Doa Bersama ? Yuk kita tanya ma MUI ? he he he 

Posting Komentar

2 Komentar