10 Tahun kemudian . . .. .

 Lihat gambar ukuran penuh
dari: akuislam.com

Buat Santi, sebenarnya tidak masalah hidup mulai dari nol, tapi yang penting jangan ada masalah , seperti tagihan , dikejar kejar debt colector kartu kridit dsbnya. Sehingga niat mulai hidup dari nol sering terganggu dengan rasa ketakutan , cemas dan perasaan lain yang membuat Santi dan keluarga tidak nyaman.

Setelah sempat berpindah pindah tempat, akhirnya Santi dan Dani melabuhkan ketenangan keluarganya di kota G. Selain kecewa dengan keluarga besar mereka berdua yang seakan tak mau tahu dengan keadaan adiknya/ kakaknya , atau mungkin mereka menganggap bahwa keluarga Santi dan Dani tidak pernah ada masalah . Karena mereka berdua memang berusaha tidak mudah untuk menadahkan ke dua tangan .


Awalnya, Dani masih kuat di kota G, tapi karena penghasilan tak juga kunjung ada sehingga modal dan tabungan lama kelamaan habis juga. Santi perempuan juga, mulai keluar rasa panik dan ketakutan karena sulung sejak pindah tak kunjung sekolah. Padahal saat meninggalkan kota yang lama dia sudah duduk dikelas 2 enam bulan yang lalu . Untuk itulah dengan ijin Santi , Dani berangkat ke Jakarta sambil menghubungi kawan kawannya yang masih mau dihubungi .

Mulai dari situ, Dani yang masih post power sindrom sebagai mantan kepala keuangan sebuah perusahaan selama 13 tahun , gengsi kalau harus pinjam atau mengakui bahwa keadaan ekonominya berantakan. Dia lebih rela buang uang untuk sewa kamar yang sebulannya 300 ketimbang harus tinggal dirumah ayahnya yang tinggal di jakarta juga . Ya untuk ukuran jakarta sewa kamar sebesar itu cukup mahal terlebih untuk Dani yang belum menentu penghasilannya . Tapi buat Dani , lebih baik menahan rasa ego dan kelemahannya .

6 bulan pertama tidak ada masalah karena masih adalah pekerjaan sedikit demi sedikit. Walau sebenarnya Dani ngos ngos an soal keuangan untuk dibawa pulang menemui keluarganya . Santi tidak pernah tahu dan tidak bisa mengharapkan kejujuran Dani , keadaan yang sebenarnya bagaimana . Dan yang masih jadi pertanyaan Santi dalam hati , mengapa Dani tidak kembali lagi ke perusahaannya , yang kata Dani tidak dipecat dan juga tidak keluar . Entahlah terlalu banyak yang Dani sembunyikan dari istrinya itu.

Saat itu Santi tahunya adalah , ketika Dani mengatakan kalau dia diusir dari kost-kostan nya tapi setelah itu Santi tidak tahu Dani kemana dan bagaimana. Mungkin terlalu lelah karena semua harus diurus sendiri sekarang , setelah Dani merantau ke Jakarta sering sensi jika Santi dianggap rewel bila banyak bertanya . Yang ia tahu setelah itu Dani walau selalu cerita bagaimana kesulitannya dan Santi tetap menyemangatinya, Dani sepertinya mampu melewati masa masa sulitnya sementara atau tak ingin berbagi kesulitan hidupnya sekalipun dengan istrinya.

Hingga kemudian mereka berdua mulai bisa memasukkan kedua anaknya disekolah negri terdekat dan si bungsu masuk TK karena iri dengan kedua kakaknya yang sekolah . Bersyukur mereka bisa memasukkan ke SD negeri terdekat berkat bantuan teman Santi yang sudah seperti kakak perempuannya sendiri .
Santi mulai merasakan ada hal yang berbeda, ketika setelah setahun Santi mulai merasakan hal yang berbeda, Dani sering gagal menggaulinya di tempat tidur, sehingga kerinduan Santi sebagai istri yang hanya setiap bulan ( bahkan lebih hampir 2 bulan ) bisa bertemu Dani tidak pernah kesampaian . Memang Dani tidak berkurang rasa cinta dan kemesraannya , tapi Dani selalu berkilah karena lelah , serta terlalu lama menahan keinginan dan diabetesnya mempengaruhi keinginan seksualnya. Walau ada rasa tidak puas, tapi Santi memilih diam, selain sudah lelah mengurus 3 buah hatinya sendirian , mungkin kalau perempuan masih lebih dapat mengendalikan emosi.

Seharusnya Santi saat itu sudah curiga karena tanda tanda nyata sering tanpa sengaja tanpak begitu saja , tapi karena Santi berusaha menjaga agar dimasa kritis keuangan ini dan saat berjauhan tetap harmonis, akhirnya Santi memilih diam . Dan sekali lagi Dani selalu sukses berbohong atau berdiplomasi .

Sampai mereka kemudian kembali ke kota asal tempat tinggal mereka dulu , Santi melihat keadaan ini baik-baik saja . Belum pernah Dani pergi berhari hari meninggalkan keluarga . Pokoknya tidak ada sesuatu yang mencurigakan . Atau Santi mungkin terlalu sibuk dengan kesibukannya sendiri yaitu pekerjaan keluarga yang tiada henti dan mengurus sendiri ketiga jagoannya tanpa bantuan Dani yang baginya tabu memegang pekerjaan perempuan .

Ada cerita sedih saat kepulangan Santi , dia terpaksa menjual TV almarhum ayahnya agar bisa berkumpul kembali sebagai keluarga utuh . Saat itu Dani berkilah sedang sibuk dan tidak mempunyai uang untuk ke kota G untuk kemudian kembali berangkat pulang . Justru tetangga yang sudah seperti bapaknya sendiri mengantar Santi pulang . Disana dengan uang yang tersisa , Santi sempat tinggal dirumah adiknya selama 2 minggu , ya rumah mereka sudah terjual untuk menutupi hutang hutang usaha Dani dulu . Sambil mencari tempat untuk tinggal dan menghubungi sahabat Santi yang guru di SMAN negeri . Barangkali ada lowongan mengajar . Santi ingin memulai lagi untuk mengajar sebagai keahlian satu satunya yang dimiliki tapi sempat dilarang bekerja ketika Dani mapan dulu .
Mereka kemudian tinggal dibuah rumah petakan untuk tempat Santi , Dani dan anak anak bernaung sementara waktu . Santi sama sekali tidak pernah berfikir dan memiliki rasa gengsi dan malu . Yang terfikir bagaimana menjalankan amanah 3 anak yang sudah Allah berikan kepada mereka sebaik baiknya , setelah hampir sekian tahun mereka belum juga diberikan momongan . Berbeda dengan Dani , dia selalu sembunyi didalam , kalau keluar pagi pagi atau pulang terlalu larut , menghindari pertanyaan tetangga . Bersyukur setelah 6 bulan , Santi mulai mendapatkan pekerjaan walau masih kecil kecilan , privat di lembaga kursus .

Ya setelah itu Santi harus mengambil alih tanggung jawab, karena rizki seakan tak berpihak pada Dani. Ketika Santi mencoba peruntungannya dengan iseng-iseng diterima mengajar disebuah sekolah dasar sebagai guru IPA semua seperti dimudahkan begitu saja oleh Allah . Awalnya hanya sebagai tambahan namun, diluar dugaan ternyata murid murid menyukainya, dan ia menjadi idola baru bagi kelas siapapun disitu yang ingin Santi menjadi wali kelasnya , dan tetap menjadi guru privat yang juga mulai banyak jam terbangnya .

Santi menikmati peran barunya dengan menjalani kehidupan sebagai pengajar dengan profesional. Karena memang dia lulusan D3 IPA IKIP dulunya, sayang keburu menikah dengan Dani jadi dia tidak meneruskan. Dan Santi tidak menyangka bila ternyata karirnya begitu amat cepat melesat disaat baginya terlambat untuk memulai. Dan giliran Dani yang dirumah , untuk sementara dia kerja hanya kalau ada yang penting atau peluang kalau tidak gambaran keuangannya dia memilih dirumah. Santi cukup tenang karena Dani sangat mensuport ketenangannya bekerja , dan mulai mau membantu pekerjaan rumah sedikit demi sedikit karena bingung apa yang harus dikerjakan dirumah saat kosong .

Selama itu Santi berusaha menyeimbangkan perannya sebagai perempuan , istri , pekerja dan ibu dirumah ini. Dia selalu menjaga jangan sampai menyinggung perasaan Dani sama sekali, seletih apapun dan seberat apapun masalah diluar selalu dia sikapi dengan tenang , tapi memang kadang manusia tidak sempurna , ada saja keadaan yang membuat Dani sering cemburu , tersinggung bahkan marah . Kalau sudah seperti ini Santi memilih diam daripada meladeni amarah dan kata kata Dani . Ia ingat nasehat mama almarhumah . Untuk selalu mernjadi air apabila api emosi selalu memercik dirinya dan keluarga . Dan itu Santi lakukan hingga tahun ke - 10 mengajar.
Hingga kemudian Dani harus pergi ke Sumatra menjemput ayahnya yang sakit sudah 10 hari tidak bangun dan tidak ada satupun kakak kakaknya yang bisa menjemput . Dengan alasan sibuk . Saat itu mereka sudah pindah ke rumah yang lebih besar dan agak bagus , walau tetap dengan masih berstatus sebagai penyewa atau istilah kerennya kontraktor he he . Karir Santi yang terus meroket bak busur anak panah , mampu membuat Santi juga bisa menyelesaikan S-1 Pendidikan MIPAnya . Sehingga promosi karier demi promosi dinikmatinya , sambil tetap mengajar privat . Karena tahu sendiri , sebagai guru swasta dan masih honor berapalah honor Santi , tetap saja yang terbesar adalah dari hasil privat . Bedanya , kalau dulu selama 3 tahun berkeliling mengajar privat , kini tidak . Ketiga anak anaknya , ingin Santi bisa banyak dirumah walau harus mengajar privat. Sehingga privat dipindahkan ke rumahnya. Sebagian besar ruangan digunakan untuk kelas kelas privat . Dani membantunya membuatkan meja meja seperti lekar mengaji dulu di surau saat Santi kecil . Beruntung orang tua mengerti , bahkan karena sudah cocok dengan Santi mereka mengantar sendiri kerumah Santi yang memang mudah transportasinya .

Kembali ke Dani yang harus berangkat ke Sumatra , Santi harus memodali uang 1,5 jt untuk pegangan suaminya selama ke Sumatra..kakak-kakak suaminya terlalu lambat dan penuh perhitungan . kalau boleh mengeluh tentu Santi paling mengeluh, sudah bagus mereka selama susah ini tidak pernah mengeluh , alhamdulillah rejeki Santi dipermudah , dia juga tidak pernah mempermasalahkan keadaan Dani yang belum juga ada hokinya. Walau sering Santi bertanya dan keheranan namun cukup dalam hati karena tidak ingin menyinggung sama sekali. Santi juga tidak pernah mengeluh pada keluarga Dani, biarlah mereka punya hati dan kesadaran.

Ayah mertuanya yang sakit di Sumatra sana rupanya tinggal bersama adiknya , akhirnya ayah mertua Santi minta dibawa pulang ke Bekasi , rupanya beliau terkena stroke ringan dan sakitnya karena kangen juga ingin berkumpul dengan anak cucunya yang di Jabodetabek . Ya mereka semua tersebar di Jakarta, Bekasi , Depok dan Tanggerang.

Saat itu tidak terlihat Dani sakit, hanya mengeluh capek dan berusaha mengatasi capeknya, mungkin karena terlalu berkonsentrasi kesembuhan si kakek . Dani memang hanya punya waktu 5 hari bolak balik Jakarta Sumatra jadi betul betul kurang istirahat . Akhirnya setelah 2 minggu alhamdulillah kakek bisa sembuh dan kembali pada kebiasaan lama , tidak betah untuk tidak berjalan- jalan mengunjungi anak anaknya yang lain , atau berdagang keliling dengan uang modal pegangan dari anak anaknya yang diberikan sebagai uang saku . Kakek memang pedagang ulet sejak Dani kecil tapi hal itu ternyata tidak menurun pada Dani .

Barulah setelah itu terasa Dani mulai ngedrop, rupanya dia tak ingin terlihat sakit didepan ayahnya. Kakinya mulai terlihat bengkak seperti melepuh rasanya , itu katanya . Santi berusaha mengobati dengan awalnya memanggil temannya yang bisa bekam. Dani sangat tidak mau untuk ke dokter takut divonis macem-macem bu katanya . Saat itu Santi baru saja diterima disuatu sekolah elit bergengsi yang membutuhkan konsentrasi juga, namun masih bisa untuk freelance di tahun awal . Jadi saat itu Santi punya inisiatif untuk memaksa Dani membawanya ke rumah sakit.

Kaget bukan kepalang ternyata gula diabetesnya Dani sudah menyentuh angka 800 , dokter yang menanganinya sampai marah marah tak karuan ke Santi yang dibilang tidak membawanya sejak awal . Santi hanya terdiam, sudah berapa kali dia membujuk Dani, rupanya , Dani kasihan kalau biayanya memberatkan istrinya yang sudah bekerja keras untuk keluarga . Tetapi akibat yang ditanggungnya lebih merepotkan Santi lagi .

Rupanya kakinya Dani sudah kena 2 jari yang harus diamputasi karena Bengkak dan hampir menghitam setelah dibersihkan , sementara Santi berusaha menyampaikan ke kakak-kakak suaminya tapi mereka sendiri tidak sanggup , mereka juga melarang untuk diamputasi . Namun hanya sebatas melarang , tanpa ada solusi . Santi juga yang harus bertindak , sebisa mungkin dia berusaha memenuhi kebutuhan obat alternatif Dani . Akhirnya Dani terpaksa dibawa pulang kerumah . Terlebih saat itu Santi belum punya jaminan asuransi dari manapun , 3 hari dirumah sakit sudah menghabiskan biaya 4 juta lebih . Duit dari mana batin Santi , tetapi Allah maha adil . Sekolah tempatnya freelance justru menunjukkan rasa simpati mereka , rekan rekan guru member sumbangan dan sekolah

menambahkan , juga rekan rekan organisasi guru yang belakangan Santi aktif didalamnya . Ditambah saat mencoba profesi baru sebagai MC di suatu kegiatan yang disponsori provider jaringan internet terbesar di Indonesia , cukup membantu sekali . Santi sangat terharu . Justru dari keluarganya dan keluarga Dani tidak ada sama sekali . Tapi biarlah , Masih ada Allah sebagai pegangan Santi .
Disini permasalahan sudah dimulai , Dani tidak mau mendengar permintaan Santi untuk rutin berobat , justru malah coba coba berobat dengan obat dan herbal yang kalau dipikir justru lebih mahal bila dihitung hitung . Emosinya juga mulai cenderung keras dan kasar sehingga justru sering drop bahkan harus dilarikan kerumah sakit lagi . Beruntung Santi mulai mendapatkan fasilitas Jamsostek dari organisasi Guru yang diikutinya , rejeki buat Santi dan keluarga yang sangat meringankan sekali dan Santi hanya membayar 195 ribu saat itu sebelum naik mengikuti UMR di Jakarta . Dani jadi Lebih sensitive sekali dari yang biasanya .

Santi sampai tidak habis mengerti , ujian keluarga yang diterima sejak 1998 saat krismon hingga pertengahan 2011 ini tidak pernah berkurang . Suaminya yang seharusnya jadi tulang punggung dan pelindung keluarga justru bersikap masa bodoh dan sebaliknya . Seringkali Dani menyalahkan Santi yang terlalu sering harus pontang panting bekerja dan pulang larut atau terlalu mengurus anak privat . Banyak tuntutan Dani , dari pembantu rumah tangga hingga uang belanja yang harus Dani pegang sendiri . Santi memilih diam dan tak ingin ribut . Karena sudah sangat lelah dan hatinya mulai membeku kalau tidak boleng dibilang vrigid . Lahir dan batinnya sudah tidak terisi kasih sayang Dani , malah harus melewati ujian demi ujian seorang diri .

Santi juga bukan sekali dua kali mendapatkan foto perempuan yang sama ada di kantung celananya , saat akan mencuci baju . Atau hp Dani seakan tidak pernah lepas sama sekali saat kekamar mandi sekalipun . Dan itu sudah berlangsung sejak di kota G tahun 2001 . Santi memang keras , mandiri dan tangguh bila diluar rumah saat bekerja , semua orang dan rekan kerjanya tahu itu . Tetapi Santi dirumah adalah tipikal wanita jawa atau muslimah yang tidak banyak bicara dan menuntut . Ibunya selalu mengajarkan untuk bersabar dan jangan sampai keluar rumah seberat apapun permasalahan dalam rumah tangga . Padahal dengan posisinya yang sudah mulai dikenal sebagai guru yang cukup bagus , pintar bergaul dan berorganisasi serta jabatan strategis yang Santi pegang tanpa harus mengabaikan keluarga , banyak teman lelaki yang dekat dan mengagumi sosoknya . Siapa yang menyangka bila keadaan Santi sangat berbanding terbalik bila dirumah .

Anak anak Santi bukan tidak tahu dengan keadaan ini , tapi karena Santi sangat pandai menutupi keadaan dan berusaha tetap baik didepan anak anak . Anak anakpun tidak menyangka bila Santi merasakan kebekuan yang sudah sangat tinggi .

Setiap pagi hingga pukul 12-13 siang senin sampai jumat , rumah memang sering kosong . Karena Santi harus mengajar disekolah hingga pukul 15 , dan pulangnya langsung mengajar privat . Sedang anak anak , karena sulung juga mulai kuliah , serta adik adiknya sekolah juga . Awalnya Santi tidak sengaja , saat harus mencari mobil pinjaman ke tetangga ketika pembantu depan rumah setengah takut dan berbisik , bertanya pada dirinya . “ Budee , maaf kalau perempuan yang sering kerumah setiap pagi itu siapa ya ? adik bude yaa ? “ Dia membahasakan Santi bude karena memang keluarga yang diikuti pembantu rumah depan itu baru punya 1 anak kecil usia 5 tahun , sedangkan anak anak Santi sudah besar .

Pertanyaannya membuat Santi seperti tersengat listrik dan sangat membuat bibir Santi bergeletar padahal cuaca tidak dingin . Tapi bukan Santi kalau tidak mampu berakting dan menutupi keadaan hatinya . Kecurigaan demi kecurigaan mulai terkuak satu persatu . Tapi keadaan Dani lebih urgent , sehingga Santi sempat melupakan masalahnya sejenak .

Hingga sejak awal tahun 2012 Dani kerap bolak balik masuk rumah sakit , seringkali Santi harus ijin dari sekolahnya kini disebuah SMA . Padahal dia dipercayakan untuk mengajar di kelas 10 dan 11 dengan jam yang lumayan padat . Puncaknya bulan September 2012 menjelang Idul Adha . Dani mulai parah sakitnya , Santi juga tidak mengerti harus bagaimana lagi . Dani selama ini lebih banyak coba coba herbal sebagai alternative yang diinformasikan berbeda beda dari teman teman yang mengunjunginya dirumah sakit . Sepulang dari sana pasti Dani langsung minta dibelikan tanpa mau tahu biaya dari mana . Bila diingatkan jangan asal minum , Dani langsung berteriak marah . Santi mencoba memahami , cara Dani ingin sembuh yang walau salah , dan biasa orang yang sudah merasa kalah dalam hidup cenderung arogan . Astaghfirullah . . . Santi hanya mampu beristighfar saja . Hanya kepada Allah tempat Santi mengadu .


Sehari jelang idul Adha itu Dani sudah mulai sesak nafas , badannya juga mulai bengkak . Belakangan juga memang sulit buang air kecil Dani . Santi malam itu mulai mencoba membawa ke rumah sakit langganan jamsosteknya . tapi anehnya dan herannya , malam itu semua rasanya tidak bersahabat . Dari tetangga yang biasa dimintain tolong , hingga pelayanan rumah sakit , kamar penuh , susternya pada galak dan sensitive , lengkap sudah . Kerumah sakit lain hanya penanganan seadanya disuruh pulang karena tidak tahu riwayat sakitnya . Santi sudah mencurigainya ada sesuatu . karena kemarin pagi saat berangkat , Dani masih tertawa tawa dan terlihat sehatan . Entah apa yang terjadi . Terpaksa Santi membeli tabung gas untuk bantuan oksigen dengan bantuan kakak nomer duanya .

Hingga menjelang subuh Dani terus mengerang sakit , tidurnya pun minta diteras rumah . Santi takut terjadi apa apa bersama ketiga anaknya hanya menurut saja . Beruntung Anak anak Santi anak sholeh , yang sudah terbiasa melaksanakan apa suruhan atau permintaan orang tuanya . Jadi saat ayahnya sakit mereka welcome sekali membantu ibunya . Saat itu Sulung sudah lulus SMA dan menunggu kuliahnya di PTN yang akan baru mulai awal Oktober. Jadi bisa dimintai tolong menjaga ayahnya saat pagi hari atau saat dirumah sakit . Hanya penyakit anak pertama adalah setahun lalu menjelang 16 tahun usianya , sering kali keluar malam dan bergadang . Dan baru mau tidur menjelang pagi . Santi sering menangisinya agar tidak menambah beban pikiran Santi , karena sebagai anak sulung Santi sangat berharap banyak . Sejak terakhir bertengkar hebat dengan ayahnya , sulungnya sangat tertutup .

Kembali ke Dani , sebenarnya sudah sejak malam hari ditengah takbiran Idul Adha , Santi mencoba bicara pelan pelan ke Dani. Berkali kali bertanya apa sebenarnya yang dirasakan dan dipikirkan oleh Dani , sehingga begitu mengena dikesehatannya . Hampir 3 tahun sudah keadaan ini terjadi . Tapi Dani hanya membisu seribu bahasa , kecuali erangan sakitnya . Menjelang azan Subuh , kembali Santi bertanya dengan lemah lembut kalau boleh dibilang sudah kelelahan . Setengah terisak Santi membujuk Dani dengan suara paraunya . Terlihat sekali memang kelelahan yang dirasakan Santi , sejak pulang kerja kemarin sore , walau tidak ada privat sudah mengurus Dani yang mulai sesak . Dan sibuk mencari pinjaman untuk membeli tabung gas sebelum Dani dibawa kerumah sakit . Ya Dani memaksa meminta tabung gas karena tidak dapat bernafas lega . Bila dirumah sakit memang Dani sering dipakaikan selang gas . Mungkin itu alasannya . Padahal tahu sendiri , berapa harga tabung gas kecil ? paliiiing murah itu 500 ribu . Bukan harga yang sedikit .

Dani memandang Santi dengan wajah pucat dan ketakutan . Berkali kali ia minta maafnya Santi . Santi jadi tidak mengerti , ada apa yah. . .katakan terus terang ada apa ? …lama Santi berfikir merangkai kata yang tepat untuk mengarahkan sekiranya apa yang akan Dani sampaikan . Lalu , diujung kata Santi berkata lirih ,. . soal perempuan yah ? . Dani kaget untuk kemudian terdiam , lalu mengangguk lesu . Iya buu, maafin ayah selama ini sudah nyakitin dan mbohongin ibu . Santi hanya datar , tanyanya lagi ,” ada anak nggak ? Dani menggeleng keras , tidak buu , tapi perempuan itu tidak mau kutinggalkan atau kuceraikan bahkan mengancam akan bicara sama ibu langsung katanya lancar “ . Heran kemana sesaknya . Aku hanya diam , lalu “ sudah lega ? sudah tidak sesak lagi ? ya sudah tidurlah yah , kamu belum tidur sejak kemarin kata Santi pada Dani .
“ Kamu nggak marah ? Tanya Dani heran , tapi memang ada sedikit kelegaan diwajahnya ketika sudah menyampaikan itu . Santi hanya menunduk dan datar berkata . “ Aku sudah memaafkan ayah sejak pertama ayah gagal menggauliku dan sering berbohong waktu kutanya ini foto siapa dan sebagainya “. Sudahlah tidur , aku mau siap – siap membangunkan anak anak untuk sholat subuh kata Santi seolah bijak . “ Makasih ya buu , selama ini yang kutunggu maafmu itu , kata Dani sebelum tertidur .

Santi hanya bisa menahan tangis yang mulai sesak dan terasa panas dimatanya . Segera Santi naik ke Lantai dua rumah yang sudah tahun 2 ini disewanya karena lebih besar untuk privat . Dikamar anaknya , dia menangis sejadi jadinya . Mencurahkan rasa sesak yang sejak tadi ditahannya . Sulung terbangun , dan kaget melihat ibunya menangis . “ Ibuu , kenapa ibuu ?. Ibu capek ? Atau ada apa dengan ayah ? Ayah nggak kenapa kenapa kan yah ? tanyanya beruntun . Santi menggeleng lemah . Lalu mulai diceritakan pelan pelan permasalahan yang sudah terjadi selama ini dan ditutupinya . Sulungnya Anggito tertunduk dan meminta maaf pada ibunya . “ Buu , maaf ya . Selama ini aku dan adik adik menutupi sesuatu juga dari ibu . Kami nggak ingin membuat ibu bertambah beban bila ibu tahu ini . “ Ada apa kak Tanya Santi penasaran ?

Dan Santi hanya bisa bengong mendengar sulungnya mengatakan bahwa sudah setahun belakangan ini dia dan adik adiknya mengetahui kalau Dani sudah memiliki istri lagi . Awalnya bermula saat istrinya berusaha meng-add sulung Santi di facebook . Sulung yang memang punya banyak teman karena juga punya group band yang untuk ukuran Jakarta sudah mulai dikenal dan sering manggung walau harus sambil sekolah . Ketika dicek oleh Anggito , ternyata di wall wanita itu ada foto gambarnya yang sedang memeluk ayahnya dan foto satunya lagi adalah saat mereka menikah didepan penghulu dan saksi . Itu sebabnya ia tidak mau mengkonfirm pertemanannya di facebook . Itu pula yang membuatnya bertengkar hebat , karena selama ini ayahnya telah membohongi dia , adik adiknya dan ibunya . Tapi ayahnya saat itu tidak mengakui dan membantah keras . Tanpa mau melihat buktinya .

Santi meloncat segera seakan teringat sesuatu , lalu lari kebawah mengambil sesuatu , rupanya handphone Dani yang lupa Dani geletakkan di kamar menjelang kerumah sakit semalam . Lalu Santi mengambil hanphonenya sendiri . Saat itu Sulung segera membangunkan 2 adiknya untuk sholat subuh . Santi sendiri saat itu sedang mulai haidh . Dia mulai menelpon , semua kakak dan adik Dani dipanggilnya dan diminta untuk segera kumpul malam nanti . Dan Santi amat keras memaksanya . Amarahnya mulai menggelegak . Setelah semuanya dihubungi Santi , Santi memanggil ketiga putranya . Tanpa tangis lagi Santi mengajak ketiganya bicara dari hati ke hati . seperti yang sudah disampaikan sulung , memang ketiganya sudah mengetahui dan mereka sepakat menutupinya didepan Santi . Terjawab juga sudah , mengapa kini ketiganya agak menjaga jarak pada Dani . Namun Santi dengan tegas mengatakan , bagaimanapun dia adalah ayah kalian !! . Sejelek apapun sifat dan kelakuan Dani . Tetap itu orang tua kalian anakku , pinta Santi . Apalagi saat ini sedang sakit parah , jangan sampai kita menyesal jika ayah tidak cukup umur bersama kita . Ibu tetap berterimakasih sama ayah . Selama ini yang menjaga rumah adalah ayah , yang membantu membuat fasilitas bimbel / privat adalah ayah . Bayangkan kalau tidak ada ayah nak , Santi tetap meminta pengertian anak anaknya tentang ayahnya .

Syukurlah ketiganya anak sholeh , yang terbiasa mendengar apa kata orang tua semarah apapun . Yang mereka pikirkan justru Santi yang selama ini mereka jaga untuk tidak tahu , malah kini sudah tahu . Tapi melihat begitu tegarnya Santi , walau sempat sembab mata Santi . Tapi Santi sangat menganggumkan ketiga anaknya dengan ketenangannya .

Tiba malamnya saat semua keluarga Dani sudah kumpul , kecuali kakek dan adik bungsunya Dani . Santi sudah bisa menduga bila ternyata mereka kaget dan sangat tidak menduganya selama ini . Tetapi tidak dengan adik iparnya Dani yang laki laki, yang pernah diajaknya bekerja untuk menjadi driver selama hampir 6 bulan . Adik yang kini bekerja sebagai supir Perusahaan Ekspedisi mengatakan bahwa dia sedikit tahu tapi juga tidak terlalu detil tahu bila itu sudah istrinya . Hanya memang sering datang ke proyek kerjaan abang Dani mbak , dan perempuan itu juga sering dijemput dan pakai mobil yang dulu dipinjam dari orang tua murid mbak Santi yang privat disini tuh . Pyar !! serasa bintang bersliweran diatas kepala Santi . Kalau mau ke Jakarta pasti mampir dulu ke rumah itu mbak , karena sebelumnya bang Dani sudah ditelpon perempuan itu yang memaksanya untuk ikut .. Huh Enak saja !! aku saja tidak pernah memaksa dan diajak . Pantesan !! emosi cemburu Santi mulai terasa .

Tapi Santi tetaplah seorang wanita yang bisa menahan perasaannya . Lalu dengan tenang dia mengatakan agar Dani dibawa saja ke perempuan itu . Biar dia ngerasain dan ngurus suaminya ini , kak , kata Santi . Nih buktinya di telp abang , baru bisa kubaca , bagaimana selama ini dia sering minta dikirimi uang belanja / keperluannya via transfer . Santi sudah habis habisan . Gantian dech katanya dengan santai . Namun yang tidak dihitung Santi adalah reaksi sulung dan ke 2 adiknya , Wah dek kalo ibu sudah tidak mau dan ingin keluarga ini pecah ya sudah kita bubar jalan saja . Terserah kalian mau kemana . Kakak nggak rela ayah sama perempuan itu , kok ibu malah nyuruh katanya sambil meneteskan air mata . Santi sejenak bingung , kakak dan ipar iparnya juga memberi dorongan untuk Santi mau memaafkan dan kembali sebagai keluarga utuh demi anak anak . Dani juga langsung bicara , aku ingin mentalaknya bu , talak 3 langsung . Karena selama ini sudah kulakukan tapi dia ngamuk dan mengancam akan membeberkan kesekolah ibu kata Dani ikut bersuara.

Perang batin sejenak dalam hati Santi , antara rasa ego dan akumulasi rasa sakitnya selama ini serta masa depan ketiga anak laki lakinya dipertaruhkan . Tapi disinilah letak agama Santi , yang selama ini membuatnya bertahan terhadap Dani adalah mereka anak anaknya . Mereka selama ini diharapkan hadir melengkapi kesempurnaannya sebagai wanita , masa hanya karena diuji rasa sakit , musibah dan kekurangan harus mengabaikan amanahNya . Tidak mereka kelak menjadi orang tua juga . Jangan membuat mereka berfikir jelek tentang sebuah pernikahan begitu pikir Santi . Akhirnya Santi memeluk ketiganya sambil menangis , dan berbisik , yaa aku akan bertahan demi kalian . Sempat terdengar kakak Dani yang pertama memarahi adiknya dan mulai berfikir untuk sehat , mensyukuri apa yang telah dia dapatkan selama ini , Jarang wanita seperti Santi . Yang ada akan pergi begitu saja meninggalkan rumah atau ikut gila melakukan hal serupa sebagai balas dendam . Dani hanya terdiam dan menyesali apa yang telah dilakukannya . “ Krisis moneter ini telah merusak pikiranku bang , keluh Dani . Sehingga banyak tindakan yang kuambil diluar nalarku sebagai kepala keluarga atau suami .

Santi lalu meninggalkan mereka untuk berbincang bincang antar kakak adik dalam keluarga Dani . Sedangkan Santi segera ke dapur bersama ipar iparnya yang perempuan seperti biasa . Membuat makanan atau berbincang apapun . Selama ini mereka memang jarang bertemu . Kakak iparnya yang paling perduli dan sedikit peka , memeluknya dengan sayang . Santi yang kuat yaa , kami harus banyak belajar darimu . Betapa kuatnya kamu selama ini , kami malu selama ini tidak bisa membantumu apa apa . Kami terlalu sibuk dengan permasalahan kami sendiri . Ternyata kamu terlalu tangguh menghadapi masalahmu sendiri . Ceritalah dan mulai berbagi , kami siap kok . Santi hanya mengangguk lirih sambil menatap iparnya yang pertama dan adik suaminya yang perempuan juga . Mereka tertunduk malu juga . Selama ini mereka telah menuduh yang tidak tidak ke Santi berfikir , Santi adalah wanita egois . Tapi mereka sudah salah sangka . Iparnya yang kedua tetap memeluknya , menangis . Kami belum tentu kuat seperti kamu Santi , bila berada pada posisimu . Ujarnya sambil menyeka air matanya . Santi hanya tersenyum dan mengambilkan tissue untuknya .

Santi tetap tidak berubah perlakuannya . Setelah peristiwa itu terhadap Dani . Malah lebih berusaha lembut dan menyemangati Dani untuk segera sembuh , agar sulung bisa ditunggui Dani hingga memiliki cucu . Dani yang sering grogi , tidak menyangka bila ternyata istri dan anak anaknya justru memaafkan dia lebih cepat dari yang dia kira . Selama ini memang dia menunggu maaf itu . Dia takut , bila menyampaikan keadaanya yang sebenarnya yang terjadi adalah keadaan keluarga yang porak poranda . Ternyata kekhawatirannya tidak beralasan .

Dani memang sudah salah , terjebak keadaan krismon dan post power sindromnya . Mau saja terjebak oleh keinginan seorang wanita yang dikenalnya baru sebentar sesaat baru terusir dari rumah kostnya dahulu . Dia sempat tinggal dirumah temannya yang seorang therapis bekam ( pengobatan ala Rosul ) . Yang justru memaksanya menikah dengan wanita mantan pasiennya yang memiliki masalah dengan suaminya yang lebih tua 20 tahun dari dia tapi sudah memiliki 6 anak dan 2 cucu saat itu . Habib dia memanggil temannya yang therapis itu . Habib itu juga tertipu dengan omongan wanita itu yang mengatakan mencari suami yang mau menerima dirinya dan mengelola modal ditangannya saat lari dari rumahnya . Ternyata setelah menikah , baru ketahuan belangnya , ternyata sebelas dua belas keadaannya . Artinya , dalam keadaan susah juga . Justru dia berharap Dani yang akan mencari nafkah untuknya . Bodohnya selama ini mereka sering pindah pindah tempat untuk menghindari suami dari wanita itu yang ternyata justru belum menceraikan dan mencari istrinya yang membawa kabur uang suaminya selama ini .

Sungguh miris sebenarnya nasib Dani , dirumah dia memiliki istri yang sholehah dan 3 anak laki laki yang baik , kurang apa sebenarnya . Tapi ibarat nasi sudah jadi bubur , Dani sudah terlanjur masuk dalam permasalahan wanita yang dinikahinya secara siri. Ya , tidak ada surat nikah , yang ada foto dan surat perjanjian untuk menafkahi yang selalu dijadikan jerat untuk mengikat Dani oleh wanita licik itu . Itu kenapa Dani masih bertahan , karena selama ini wanita itu menggunakan ancaman untuk menemui Santi dan membeberkan masalah mereka berdua . Dani sangat takut dan menjaga agar Santi jangan tersakiti . Dani merasa selama ini tidak mampu menjadi suami dan kepala keluarga yang baik untuk keluarganya .

Dani bukan tidak berusaha melepaskan diri dari keadaan itu , berkali kali dia membuat surat talak , tapi selalu air mata dan ancaman yang digunakan wanita itu untuk mengancam . Rupanya wanita itu sudah merasa kepalang basah . Terlanjur malu karena sudah meninggalkan keluarganya , jadi apapun yang terjadi Dani tidak boleh menyia nyiakan dirinya . Kalau perlu segala cara dihalalkannya . Memang wanita itu mengijinkan Dani untuk tidak tinggal di kost kostan mereka , tapi rupanya dia sering menelpon Dani untuk melaksanakan kewajibanya dan meminta uang sebagai nafkahnya . Makanya mereka sering janjian ketemu dijalan atau dimana . Benar kata pembantu depan Santi , memang beberapa kali akhirnya wanita itu memaksa datang kerumahnya sambil mengendap endap setiap pagi bila Santi dan ketiga anaknya sekolah . Ya Allah . . .Engkau pasti memberikan ujian ini , karena kau menganggap aku sanggup memikulnya sesuai kemampuanku , begitu batin Santi dalam hati .

Itu yang diceritakakan abang iparnya yang pertama setelah Dani dan kakak kakaknya berbincang bincang . Tak lupa mereka memberi support dan kekuatan semangat kepada Santi dan ketiga anaknya . sebelum jam 12 malam mereka semua pamit untuk kembali kerumah mereka masing masing . Tinggal Santi , Dani dan ketiga anaknya . Santi memilih diam dan meminta Dani untuk bersemangat untuk sembuh . Mulai malam itu , Santi terus mendampingi Dani . Entah apa yang ada dibenaknya , yang jelas , dia bertekat untuk membuat keluarganya kedepan lebih baik .

Santi juga membawa Dani berobat ke Kerawang tempat pengobatan alternative . Memang Santi harus merogoh kocek lebih dalam dan harus bekerja lebih ekstra lagi . Tapi keyakinannya adalah Allah tidak akan memberikan Ujian diluar batas kemampuannya . Entah ada saja cara dan jalan untuk mendapatkan tambahan . Job demi job , juga anak les privat yang terus bertambah pada saat itu . sehingga lebih lancar pengobatan Dani . Awal November 2012 keadaan Dani mengalami kemajuan pesat , walau masih menggunakan kateter untuk membantunya buang air kecil , tapi sudah mau makan banyak . Sulung sudah kuliah diluar kota dan belajar mandiri . Karena ibunya tidak bisa mengantarnya karena harus bekerja dan menjaga ayahnya yang sakit . Sedih sebenarnya Santi , dengan keadaan ini . Tapi mau gimana lagi . Berharap ini jadi awal dari kedewasaan sulung dengan keadaan ini . Anak no 2 mulai praktek kerja Lapangan (PKL ) dari SMKnya , tapi sepulang kerja dia mau menemani dan meladeni ayahnya . Karena sejak pukul 15 Santi harus memegang kelas privat hingga pukul 21 malam . Ya masih bisa sambil menengok keadaan Dani atau mengajak berbicara .

Bungsu juga begitu , setelah membantu mengajar anak privat Santi yang SD , sambil belajar bungsu pasti menemani ayahnya di kamar sambil memutarkan radio keagamaan yang banyak memutar ayat ayat suci . Rodja FM . Rupanya pengobatan alternative membuat Dani lebih banyak berzikir dan memperbanyak ibadah . Alhamdulillah , awalnya dokter meminta untuk segera cuci darah . Karena ginjal Dani sudah tidak mampu mengolah cairan dalam tubuhnya . Tetapi setelah rutin hampir 1 bulan seminggu 2x sejak tanggal 10 September dibawa , banyak kemajuan berarti . Hasil labnya pun menggembirakan . Hanya yang tidak dihitung Santi dan Dani adalah dendam wanita itu karena sudah dikirimi surat talak 3 dari Dani . Surat itu sudah dikirim seminggu sejak kumpul keluarga waktu itu . Adik ipar Dani yang laki laki waktu itu yang mengantar bersama adik perempuan Dani . Saat itu kata adiknya wanita itu tidak banyak bicara , terlebih sudah diceritakan kalau Santi sudah tahu sejak lama sebenarnya tetapi keluarga juga sudah tahu kini . Mereka meminta keikhlasan wanita itu untuk melepas Dani yang sudah tidak mampu berbuat apa apa . Hp Danipun sengaja disimpan Santi agar focus kesembuhan .

Hingga tiba saat Senin awal Desember , sepertinya sudah skenario Allah , pagi itu memang Santi sibuk harus mengawas UAS hari pertama di tempat mengajar begitu juga anak anaknya . Sulung diluar kota . Sebenarnya Santi sudah melihat Dani mulai belajar jalan dan banyak tertawa . Adik adik Santi juga sempat menengok pada hari minggunya . Tidak seperti biasanya pulang mengawas bersama bungsu mendapati Dani lebih banyak diam . Bahkan tidak mau makan , padahal makanan itu sudah dipesan Dani sebelumnya . Santi curiga ada sesuatu yang tidak beres terjadi . Benar saja , sorenya Dani megap megap lagi , namun kali ini tabung gas seolah tak mampu mengatasinya . Santi panik , segera lari ke tetangga yang selalu membantunya pak Hasan namanya . Beliau baik sekali . Pak , ayahnya kumat lagi kata Santi setelah mengucap salam . Saat itu menjelang maghrib , pak Hasan minta ijin untuk sholat maghrib dulu . Santi pun pamit untuk siap siap juga .

Akhirnya malam ini Dani harus masuk ruang ICU , selama 3 hari intensif dipantau , jantungnya terus turun dan darahnya naik dratis tekanannya malah . Sungguh aneh sekali , Santi hanya bisa pasrah dan menyerahkan ke pada Allah apa yang telah terjadi . Tugasnya sebagai manusia hanya berusaha . Untung adiknya yang bungsu sedang menunggu panggilan kerja , jadi sementara pagi dia mengawas disekolah pulangnya ke rumah sakit bergantian dengan adiknya . Malamnya Santi harus tidur di rumah sakit . Sewaktu waktu ada perkembangan Dani . Sempat hampir berdegup kencang jantung Santi , saat teman ICU satu kamar dengan masalah yang sama tidak dapat tertolong lagi . Keluarganya menangis histeris , saat itu tengah malam pukul 1 , tidak ada siapa siapa tempat Santi menumpahkan tangisnya juga . Santi hanya membayangkan bagaimana bila itu terjadi pada dirinya dan anak anaknya . Cepat cepat santi mengambil air wudlu dan ke mushola untuk bersimpuh dihadapannya . Semoga Allah member yang terbaik untuk Santi dan keluarganya .

Alhamdulillah keadaan kritis Dani bisa terlewati , apalagi sulung sempat pulang . Sebenarnya saat yang bersamaan , ayah Dani juga anfal dan masuk ruang ICU di RSCM . Tetapi dipertimbangkan bila Dani tidak usah dibeitahu lebih dulu sampai pulih . Santi sempat pelan pelan bertanya pada Dani apa sebenarnya yang terjadi . Sambil mengelus elus kepala Dani seperti anak kecil . Dani sempat merasa malu , dan berkali kali minta maaf kepada Santi sudah menyusahkan . Santi hanya tersenyum tipis , dipandanginya wajah Dani laki laki yang dahulu hampir saja ditolaknya untuk menjadi suaminya . Karena Santi saat itu sudah dijodohkan oleh mamanya dengan seorang laki laki dari Madiun Kepala Daerah Telkom di Sulawesi tahun 1989 waktu itu . Entah karena pesona atau persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak Santi SD kelas 6 dan Dani saat itu kelas 3 SMP tahun 1977-1978 hingga 1989 membuat simpati Santi pada laki laki yang sebenarnya cerdas sekali dan selalu mendapat beasiswa . Anak anak nya juga mewarisi itu dari Dani . Tapi saat ini Dani terlihat lebih tua dari usianya yang baru masuk 45 tahun Oktober kemarin . Rambutnya sudah hampir merata putihnya .

Bu , maafkan ayah , perempuan itu kemarin datang saat kalian pergi . Dan dia ngamuk ngamuk menuntut pembatalan surat itu sama ayah . Dia sudah stress karena keluarganya juga tidak menerima dia kembali . Hanya 2 dari 6 anaknya yang mau menampung dia sekarang , karena tidak mampu membayar sewa kost . Dia bilang ayah sudah merusak masa depan dia , padahal awalnya dia yang memaksa untuk menikahinya . Kamu lebih cantik dan sholihah dari dia bu , kenapa aku mengabaikan wanita baik dan sudah banyak pengorbanan seperti ibu selama ini . Maafkan ayah buuu, Santi hanya bisa menghela nafas panjang dan bersikap seperti ibu untuk Dani . Sudahlah ayah . . . lupakan yaa , mulai besok adek sudah selesai UAS , bisa menemani ayah sehingga dia tidak bisa ganggu ayah lagi yaa .

Salahku , batin Santi , aku tidak mau menemui wanita itu untuk pengertiannya . Bahkan mereka sempat perang SMS saat Santi memberitahu kalau Dani terpaksa di ICU lagi karena Santi tahu dari SMS hari itu memang wanita itu memaksa datang . Santi memang sudah tidak pernah membuka hp Dani sebenarnya , tapi setelah Dani masuk ICU , Santi jadi tahu kalau dia datang pagi itu . Dan setelah diberitahu , dia juga memaksa minta ke rumah sakit , tapi Santi melarang jika tidak mau Dani mati lebih cepat jika dia memaksa . Wanita itu memang sangat temperamental kata Dani . Dani baru tahu setelah menikahinya .

Setelah pindah keruang perawatan 2 hari Dani sudah boleh pulang . Kali ini Santi lebih ekstra lagi . Sepulang dari rumah sakit , besoknya Dani mulai dibawa ke pengobatan Alternative lagi untuk memback up kesehatannya . Pulangnya , saat memasukkan Dani kekamar dan membuka tirai kamar , dilihat ada perempuan gemuk berkacamata dan anak gadisnya mengendap endap mengintip keadaan rumahnya . Saat itu memang anak anak masih tidur setelah semalaman lelah bergantian menjaga ayahnya . Hanya ada Santi , adiknya belum datang . Santi memang berangkat subuh pulang pukul 9 , karena pasiennya sedikit di pengobatan alternative itu . Santi terus memantau dari kamar , menunggu kira kira tindakan apa yang akan diambil oleh wanita itu . Ternyata wanita itu memilih pulang .

Bersyukur motor Santi sudah dikeluarkan oleh anak anak , jadi pertanda bila Santi dirumah . Tentu wanita itu tidak berani bertindak konyol . ah sudahlah , yang penting Dani sudah mulai enakan . Semoga ada perkembangan bagus .

Entah perasaan Santi saja atau halusinasi saja dari lelahnya . Sejak pulang dari rumah sakit terakhir , Dani mulai aneh aneh tindakannya . Sering muntah , mogok makan sampai marah marah tidak karuan . Sangat menguras dan menguji kesabaran Santi dan anak anaknya . Kadang ingin tidur didalam toilet . Atau tengah malam meracau yang aneh aneh memanggil ibunya yang sudah almarhum . Santi jadi tidak tega lagi untuk menyampaikan bila ayah Dani tepat sepulang Dani dari ICU menghembuskan nafas terakhirnya . Tapi Santi sempat datang sebentar untuk membisikkan telingan ayah mertua bahwa Dani baik baik saja dan sedang pemulihan . Kalau ayah mau pergi inshaallah kami ikhlas jika itu yang terbaik . Ayah memang sangat dekat juga dengan Santi , tapi Santi menjaga jarak karena menghargai Dani . Kadang Dani suka jeleous kalau Santi bicara akrab ke ayah mertuanya . Padahal itu karena Santi juga sudah yatim piatu .

Menjelang akhir tahun 2012 ini , Dani juga berbicara aneh tengah malam. Seperti biasa , Dani sering tidak bisa tidur kalau malam . Selalu merengek dan merintih , minta ditemani atau dibacakan al quran . Sudah 5 bulan ini memang , Santi selalu menjadi suster pribadi setelah privat selesai . Malam itu , Dani minta dielus elus kepalanya . Saat dielus , dia berkata kepada Santi agar menikah lagi . Santi melonjak kaget . belum hilang kagetnya , Ibu menikah terus tinggal diatas saja . Kan kamar anak anak besar dan kosong diatas . Ayah biar dibawah , nanti kalau ayah sudah sehat . Ayah pergi dari sini , kata Dani mantap . Santi marah , ayah jangan ngomong gitu . Nggak , ibu tidak akan seperti itu !! kalau mau , dulu dulu sudah kulakukan kata Santi keras . Tapi berusaha menahan emosi . Ditelponnya abang pertama Dani untuk membujuk Dani segera tidur dan menghilangkan sifat aneh anehnya . Untungnya abangnya belum tidur , mau menasehati adiknya . Dan Danipun mau tidur setelah itu seperti orang tenang .

Begitulah keadaan Dani selanjutnya , tetap saja bersikap aneh . Santi dan anak anak berusaha sabar luar biasa dari biasanya . Hingga pada waktu 3 hari menjelang Dani tidak ada , Dani minta dibekam dan dipijit . Tetangganya yang laki laki dan biasa sabar meladeni Dani ketika bekam dipanggilnya . Saat itu Dani sudah mulai tidak mau makan sama sekali . Hanya susu saja dan air putih . Obat dokter habis sudah lama , Dani menolak kontrol lagi . Dia sudah lelah minum obat katanya . Setelah dibekam dan dipijit Dani merasa enakkan dan bisa tidur . Dani minta dipijit lagi besok , tapi tukang pijitnya menjanjikan lusa karena ada pekerjaan .

Hari ini Santi pulang agak telat . Kata anak anak , Dani sempat ngamuk ngamuk ke mereka ketika menanyakan Santi kenapa belum pulang . Kamar berantakan semua . Semua dibuang buangin , seakan bentuk protes Dani . Santi pulang saat itu sangat lelah karena ada rapat dan kerjaan disekolahnya yang menumpuk . Tapi Santi sadar tidak boleh ikut emosi , seperti anak kecil yang menghadapi anak ngambek Santi mencoba mengelus elus tangan Dani . Kenapa ? ayah sudah minum susu ? maaf yaa rapat tadi lama sekali dan aku dikasih kerjaan banyak dari kepsekku yah , kata Santi sambil tersenyum menghibur Dani . Dani menangis setelah itu , iyaaa aku mau ibuu disini menemani aku , katanya manja . Duh , ya Allah kuatkan aku tangis dalam hati Santi .

Padahal sore hingga semalaman Santi selalu bersamanya . Tapi malam itu memang Dani rewel sekali . Bolak balik minta dibangunin duduk , atau tidur . Agak lelah juga Santi , sama sekali belum tidur , seperti menggendong untuk duduk didepan minta nonton TV . Berat sekali , anak anak sudah tidur kelelahan . .Santi tidak tega membangunkan . Hanya istighfar , mohon dikuatkan Allah yang selalu terucap Santi .

Pagi ini sebelum berangkat , Santi sudah menyiapkan semuanya , sudah memandikan Dani dan memakaikan pampersnya . Menyiapkan susu hangat dan menyisirkannya . tapi bibir itu memang terasa dingin saat Santi mengecupnya untuk menghibur . Ayah , hari ini kita janjian dengan yang bekam kan ? biar ayah enak lagi tidurnya kata Santi lembut . Dani hanya tersenyum menyeringai entah maksudnya apa , tapi seperti orang yang senang akan datangnya tamu yang ditunggu . Jam 12 siang Santi ditelpon agar pulang cepat , karena bungsunya minta motor untuk membelikan gas oksigen ayahnya . Santi minta waktu bersabar . . .Saat itu anak anak dikelas ramai dan rasanya tidak bisa diam untuk mengakhiri pelajaran .

Akhirnya Santi bisa bernafas lega ketika bel panjang berbunyi tanda jamnya sudah berakhir . Bergegas ia langsung ke parkiran untuk mengambil motor dan pulang . Perasaannya sedikit kurang enak . Efek mengantuk atau apa Santi tidak paham sama sekali . Kepikiran semalaman Dani kenapa ? Dia tidak tahu kalau saat itu Dani tengah berjuang menahan sakaratul mautnya , tapi mencoba masih bertahan .

Tiba dirumah jendela kamar terbuka lebar sekali tempat Dani istirahat . Kenapa ayah ? kata Santi seperti biasa ? Panas ya ? kan ada AC kenapa nggak dinyalain ? berondong Santi lembut . Dani hanya menggeleng , bibirnya putih dan dingin . Ayah mandi ya siap siap bekam dan urut refleksi lagi yaa biar bisa tidur. Dani hanya mengangguk lemah . Dengan cekatan Santi mengganti baju Dani yang berkeringat , di lihat pampersnya saat dibuka ada bau menyengat , oh buang air besar kata Santi dalam hati . Segera di bersihkan dan diseka dengan air hangat dan sabun wangi . Baluran terakhir adalah minyak kayu putih supaya hangat dan wangi , juga bedak bayi pemberian muridnya waktu itu menambah cirri khas bayi setelah mandi . Kateter penuh dan pampers pun sudah terganti juga . Siap dech , ibu panggil dulu yaa . Kata Santi seperti seorang ibu pada anaknya . Belum sempat melangkah keluar , tetangganya sudah datang .

Namun anehnya , tetangganya saat itu tidak berani melakukan apapun . Di letakkan jarinya dekat hidung Dani , bu saran saya cepat bawa ke Rumah Sakit segera katanya sedikit khawatir . Keadaannya lemah sekali , saya tidak berani bu . Oh gitu pak , baik baik katanya . Santi segera lari ke tetangganya , tpi hari itu mobil tetangga yang biasa tidak ada . Yang ada tetangga sebelahnya lagi yang biasa catering . Dengan sedikit malu , Santi menyapa dan minta tolong . Alhamdulillahnya suami istri saat itu serempak mengangguk . Bahkan memanggil anaknya untuk membantu mengangkat Dani ke mobil carry miliknya . Bapak , ayo bapak semangat yaa, kata mereka saat melihat Dani dikamar . Untung anak no 2 Santi sudah pulang . Segera Santi mengambil dompetnya . Tanpa pikir panjang . Dibawanya pulang selimut dan bantal untuk Dani . Berkali kali Santi mengucapkan terimakasih kepada mereka yang membantu mengangkat Dani juga tetangganya yang tadi mau bekam .

Kali ini Santi mencoba rumah sakit lain dengan harapan dekat ke RSUD kalau ada apa apa soal ginjal Dani . Diperjalanan , Dani berkali kali mengatakan mati , mati ,. . . Santi merinding . Ayah istighfar jangan gitu dong ayoo , ingat kakak dan adik adiknya . Ayah nggak mau nungguin mereka ngasih cucu ke ayah . Tangis Santi piluu , tetangganya suami istri yang mengantar dan menyetir didepan juga menyemangati Dani . Ayo pak semangat .

Sempat macet , tapi Alhamdulillah bisa diatasi . Tetangganya menelpon anaknya yang bekerja dirumah sakit itu untuk memberi fasilitas setibanya di rumah sakit . Dani dengan sigap ditangani . Saat itu Santi benar benar baru tahu kalau anaknya tetangga itu Dokter . Tapi karena sedang sibuk diruang ICU hanya sebentar . Dia segera menghubungi teman teman dokter jaga di UGD . Dokter yang memeriksa minta segera dimasukkan ke ruang ICU . Tapi kamar penuh , aduuh gimana ini batin Santi . Rupanya dokter tidak hilang akal , segera dipindahkan keruangan UGD yang hanya untuk 1 orang dengan peralatan lengkap seperti ruang ICU . Semua alat segera dipasang , benar feeling Santi ginjal Dani mulai bermasalah .

Jantung dan Oksigen yang dipasangkan alat mulai tersendat ditolak . Santi segera memanggil anaknya nomer 2 , bungsu ditinggal untuk membereskan rumah dan menunggui yang privat sementara di pegang temannya . Sahabat sekaligus rekan kerja dulu saat menjadi kepala sekolah segera dihubungi untuk dimintai tolong memanggil anak sulungnya di luar kota . Firasatnya sudah tidak enak . Berkali kali di bisikkan kata cinta dan semangat ke Dani . Jantungnya perlahan naik kembali , Santi membacakan al quran ditelinga Dani sambil menangis lirih . Temannya sudah datang bersamaan dengan anak no 2 nya . Tetapi dokter minta dicarikan rumah sakit yang berfasilitas jamsostek juga yang ada alat mesin cuci darah untuk Dani . Supaya cepat tertolong katanya .

Temannya Rudi dan anak no 2 nya bergegas pergi mencari , tinggal Santi sendiri , karena tetangganya ada perlu pamit duluan . Nafas dan jantung Dani sudah agak mulai teratur . Diluar saat itu hujan deras , dihubungi keluarga besar Dani , semua masih terjebak macet dan banjir sebagian Jakarta dan Tanggerang .

Jam sudah menunjukkan waktu sholat maghrib . Santi hanya tayamum tak berani meninggalkan Dani sendiri . Sebuah tangan mengelus pundaknya lembut seakan memberi kekuatan , ya Allah tetangga sebelahnya yang selalu memberi support selama ini . Wanita berjilbab itu datang dari tadi dengan anak Santi no 2 hanya kemudian dia sibuk mengabarkan anaknya untuk memberi kabar ke sulungku . Ya anaknya Santi dan tetangganya memang bersahabat . Tapi tetangganya belum berani bilang , kalau sulungnya marah tidak dikabari jika ayahnya kritis .

Jam menunjukkan pukul 19 saat temannya Rudi tiba menyampaikan semua rumah sakit penuh dan menolak surat rujukan dokter dari rumah sakit ini . Santi hanya bisa pasrah sambil bolak balik menelpon kakak kakak Dani yang tidak kunjung tiba . Dani mulai anfal lagi . Jantung dan nafasnya mulai turun dan sesak lagi , pertanda masalah ginjalnya harus segera diatasi . Dokter memberikan obat dengan dosis yang ditambah untuk mengatasi . Santi terus berupaya membisikkkan ayat ayat dan kata kata semangat . Rudi temannya tidak tega , dia berbisik pamit ke Santi sepertinya nggak bisa tertolong nih kak tinggal tunggu waktunya . Yang kuat yaa , aku jemput anakmu katanya lemas .

Santi hanya bisa pasrah . Ya Allah sekiranya ini yang terbaik untuk Dani , panggilah . Hamba ikhlas jika itu untuk mengurangi sakitnya . Kami sangat sayang , tapi Engkau lebih berhak atasnya untuk memanggilnya pulang . Doa Santi sambil istighfar mohon kekuatan penuh Nya menghadapi kedaannya yang tidak nyaman untuk dia dan anak anaknya . Sendiri pula tidak ada siapa siapa , keluarga maupun sanak saudara . Namun ada sahabat dan tetangga dekatnya yang tak putus mensuportnya .

Dokter minta ijin dipasangkan alat pacu jantung untuk upaya terakhirnya , Santi memberikan keleluasaan dokter untuk Dani yang terbaik . Tapi tidak ditanggung jamsostek bu , kata petugas rumah sakit . Tidak apa apa , kata Santi tegas . Lakukan yang terbaik jika itu harus diambil katanya mantap. Santi memegang tangan Dani , memberikan kekuatan cintanya . Jantung Dani terus turun , alat pacu jantung tak mampu mendongrak kenaikan berarti . Tiba tiba sebelah tangan Dani memegang kepalanya dan matanya terbuka lalu tersenyum ke Santi sejenak . Sebelum akhirnya tertutup untuk yang terakhir kali . Dokter minta maaf ke Santi jika Dani sudah berpulang , Santi hanya mampu meneteskan air mata beku tanpa suara . Saat itu tepat jam 20.40 . Akhirnya . . .perjuanganmu berakhir yah , bisik hati Santi .

Tak mampu berkata kata apa lagi . Seluruh tubuhnya lemas seakan tak bertulang . Namun yang terbayang dibenaknya adalah 3 jagoannya . Mereka sudah pasti kehilangan ayahnya , mereka tidak boleh lagi kehilangan aku , kata hati Santi menguatkan . La haula wala quata illa billa , Engkaulah Maha pemilik mahluqMu ya Allah . Kuikhlaskan Dani kembali keharibaanMu . Hanya itu yang mampu Santi panjatkan .

Santi bergegas mengurus segala keperluan jenasah suaminya . Tetangganya pulang bersama suaminya yang juga sudah datang untuk menyiapkan rumah Santi menyambut jenasah Dani nanti . Diselipkan amplop berisi uang ditangan Santi , nanti kamu pasti membutuhkan . Santi terharu , dan Santi segera ke keuangan rumah sakit . Menyelesaikan administrasi yang diperlukan . Sebuah pinjaman mobil ambulans diberikan sebagai hadiah gratis dari anak tetangganya yang Dokter . Bentuk empati dan support untuk Santi .


Santi juga menghubungi semua kakak Dani dan keluarganya . Semua kaget dan terhenyak . Begitu juga kepala sekolahnya . Sempat tidak harmonis hubungan Santi belakangan karena Santi sering ijin , dan prasangkanya Santi sengaja meninggalkan tugas . Tapi dengan ini kepseknya jadi tidak enak berkali kali bertanya , betul itu buu yang benar ah . Masa saya bohong pak untuk kematian suami saya sendiri , kata Santi lirih . Saya minta maaf pak kalau selama ini sering pulang dan ijin , ya karena ini pak kata Santi pungkas . Telpon ramai berbunyi mengkonfirmasi kematian Dani dari seluruh teman , sahabat , teman , rekan kerja dan saudara . Santi memang sempat 2 kali pasang status di BB , pertama minta dukungan , kedua mengabarkan kematian Dani . Ternyata di FB kawan kawannya menyebarkan berita , juga via twitter . Santi memang sejak 2007 akrab dengan sosial media sebagai ajang silaturahmi dan memperbanyak kawan yang itu juga berimbas memperbanyak pintu rizkinya . Rizki itukan tidak hanya bentuk uang , tetapi juga bentuk yang lain . itu yang selalu diyakini Santi .

Adik ipar Dani satu satunya yang laki laki sudah datang bersama istrinya yang juga adik perempuan Dani . Membantu persiapan membawa Dani ke mobil ambulans . Santi agak terhibur , begitu banyak dukungan moril untuknya . Anak angkatnya yang saat ini ada di kepolisian dan sedang libur juga datang bersama tunangannya . Ya Radit sebentar lagi akan menikah , dia dulu yang selalu digendong gendong Santi saat belum punya momongan . Dia juga santri pertama di TPA tempatnya mengajar ngaji .

Mamanya Radit adalah bendahara TPA Santi dulu saat Dani masih jaya kerja di perusahaan kontraktor terkenal . Sampai saat ini mereka masih bersahabat . Rasa haru Santi adalah ketika lebaran tahun lalu dan Dani sudah sakit , Mama Radit mencari jejak Santi yang selalu dipangilnya “ummi “ . Karena bagi mama radit yang membuatnya mengenal agama dan memakai jilbab secara kaffah adalah Santi . Dan itu cukup membekas dalam diri mama Radit . Terharu sekali Santi saat pertemuan itu Allah ijinkan setelah 14 tahun kemudian baru bertemu lagi , isak tangis sempat mewarnai petemuan itu . Dan sempitnya dunia itu terasa oleh mereka berdua , ternyata calon Radit rumahnya tidak jauh dari rumah Santi .

Dan saat ini Radit juga sedang menempuh sekolah untuk kenaikan pangkat selama 6 bulan dikota yang sama dengan sulung Santi ,setelah itu baru pindah tugas ke Aceh . Semoga selalu sukses hidupmu anakku , doa Santi dalam hati .

Tiba didepan rumah semua sudah siap , warga dan perangkat RT-RW ada semua disitu . Santi terharu sekali , Dani memang sempat rajin ke Mesjid 5 waktu , karena banyak dirumah . Keluarga juga sudah banyak yang berkumpul , semua memberi semangat ke Santi dan menguatkan . Santi hanya duduk lemas dibangku yang sudah disiapkan keluarganya . Bungsu nampak tegar juga memeluk Santi begitu juga anak no 2 nya . Santi memeluk mereka seakan tak ingin melepas mereka , sampai kakak kakak Dani memaksa lepas takut Santi pingsan dan larut dari kesedihan .

Karena hari sudah larut mereka meminta Santi istirahat dulu , sementara yang mengaji masih terus mengalir dan berdatangan . Segelas teh hangat disurungkan ke tangan Santi sebagai penghangat perutnya yang memang sejak siang kemarin belum sempat terisi apa apa . Santi habiskan , baru setelah itu Santi tertidur dengan wajah sangat lelah dan tangisan air mata yang terus menetes dan mengering sendiri diwajahnya . Siapapun saat itu yang melihat Santi , tidak mampu dan ikut menahan tangis kesedihan . Mengagumi ketegaran dan ketangguhan yang telah Santi lakukan demi Dani dan ketiga anak anaknya . Tidak pernah melihat Santi menyusahkan siapapun walau sebenarnya kesulitan demi kesulitan tengah ditanggungnya .

Santi terbangun 1 jam setelah tertidur , sayup sayup terdengar tangisan sulung . Santi bergegas lari dan mendekap sulungnya , sayang sudah nak , sudah kakak . Doakan dan ikhlaskan yang terbaik untuk ayahmu . Ini yang terbaik untuk ayah kita . Ayo sudah jangan persulit jalan ayahmu dengan tangisan meraung raung begitu . Santi memeluk dengan penuh kasih sayang . “ Ibu jahat , kenapa nggak ngasih tahu kakak saat ayah masuk ICU ? tangis sulungnya . “Semua terjadi begitu cepat kak , ibu pikir seperti biasa ayahmu kritis setelah itu lewat . Ayolah ini kehendakNya . Semua kita akan seperti ayah , tinggal menunggu jadwal dan gilirannya nak , hibur Santi lagi . Rudi yang sedari tadi menahan airmatanya , hanya memandangi dari kejauhan . Lalu dia minta ijin Santi untuk pulang dulu sejak kemarin belum pulang kerumah . Santi mengucapkan terimakasih berkali kali pada Rudi . Salam untuk istri dan anak anakmu ya dek , kata Santi berulang kali . Mereka memang selisih hampir 10 tahun usianya .

Santi mengajak sulung dan 2 adiknya mengaji , setelah mereka berwudlu . Semua keluarga juga karena terbangun oleh tangisan sulung Santi juga ikut mengaji . Suasana menjelang subuh saat itu sungguh khidmat dan khusuk sekali . “ Bu lihat ayah tersenyum dan seperti sedang tidur , kata sulung saat melihat wajah ayahnya dari balik kerudung brokat yang dulu diberikan mama Santi dan digunakan untuk menikahkan Santi dengan Dani saat akad nikah 1993 , 20 tahun yang lalu . Subhanallah , serempak Santi dan 2 anaknya berucap .

Saat azan , tetangganya yang bekerja di cikampek dan harus berangkat pagi pagi . Datang takziah . Santi berterimakasih karena suami istri itu menyempatkan diri untuk datang sebelum berangkat , karena mereka non muslim jadi sebelum subuh sudah berangkat . Setelah sholat subuh , satu satu warga berdatangan , ada yang dari mesjid langsung berkelompok , ada yang datang sendiri sendiri . Rumah kontrakan Santi sebenarnya cukup besar tapi saat itu rasanya penuh dan tak henti hentinya para pelayat berdatangan . Entah dari mana saja . Santi sudah tidak ingat dan mengenal . Santi memang sibuk bekerja setiap harinya , tidak punya waktu sebentarpun untuk bersosial dengan tetangga . Kecuali saat lebaran . Mereka juga maklum , Santi sibuk mengajar dan privat .

Pukul 8 diputuskan untuk segera memandikan jenazah Dani , segala persiapan sudah disiapkan pak RT dengan pengurus mesjid dan warga di gang rumah Santi . Jam 9 persiapan memandikan sudah siap , Santi meminta 3 anaknya untuk mengurus ayahnya sendiri . mulai dari memandikan sampai nanti menguburkan . Tentunya dibimbing seorang ahli . Santi ingin mereka memberikan kasih sayang mereka yang terakhir pada ayahnya . Alhamdulillah tidak ada rasa takut dan jijik sedikitpun di mata ke 3 anaknya . Setiap sulung ingin menangis , Santi memegang bahu sulung menguatkan . Santi mengerti , penyesalan sulung yang sempat bertengkar hebat waktu itu . Sulung memang sangat dekat sekali , begitu juga 2 anaknya . Ya Santi tidak pernah menelanjangi kejelekan Dani didepan anak anaknya . Dia tidak ingin mereka sampai kehilangan figure Dani .

Rombongan sekolah tempatnya mengabdi datang . Begitu juga 8 kelas yang Santi pegang , 2 kelas 10 dan 6 kelas 12 yang akan menghadapi ujian April nanti . Tapi saat itu Santi dan ketiga anaknya masih memandikan Dani . Santi tidak sempat bertemu kepala sekolahnya . Yang ia tahu , setelah itu banyak muridnya yang minta ikut mensholatkan Dani dirumahnya yang sebenarnya besar . Tapi karena begitu banyak yang ingin ikut jadi terasa sempit .

Usai Dani disholatkan dengan dipimpin teman Santi yang guru agama , untuk murid murid SMA , kembali menunggu persiapan masjid yang juga akan disholatkan disana Dani . Bagaimanapun Dani sangat rajin ibadahnya sejak pindah ke tempat yang terakhir ini . Rajin menghadiri pengajian kompleks . Saat itu terlihat masjid rasanya penuh sekali tidak seperti biasanya . Mama Radit yang baru pulang kerja setengah hari dan masih berseragam kerja menciuminya dengan isak tangisnya , Santi menghiburnya . Sudah ya Dit , doakan aku kuat tanpa sang Kepala Keluarga katanya .

Tiba usai mensholatkan , rupanya Lurah yang baru terpilih di Desanya datang dan memberikan mobil ambulans Desa untuk mengangkat Dani ke pemakaman masyarakat terdekat . Sekdesnya rupanya adalah orang tua siswa Santi yang dulu pernah dipegang privat . Alhamdulillah , banyak sekali kemudahan kemudahan yang datang untuk Santi sebagai dukungan yang itu Santi yakin scenario Allah sebagai bentuk pertolongan .

Jarak pemakaman sebenarnya tidak terlalu jauh , namun karena berbelok belok dan terkadang macet bisa agak lama menuju kesana . Santi sekali lagi duduk dimobil ambulans bersama sopir . Seperti saat mengantar Dani setelah meninggal dari rumah sakit untuk dibawa pulang . Subhanallah , bibir Santi bergetar saat melihat siswa siswa IPS yang dipegangnya yang selama ini sering melawannya karena kemalasannya dan tidak siap ditertibkan , justru menjadi yang terdepan dengan membawa bendera kuning . Untuk melancarkan mobil ambulans yang membawa Dani . Santi terharu sekali .

Jarak yang biasa ditempuh setengah jam , kali ini begitu lancar hingga 10 menit . Disana juga tanah pemakaman sudah digali dan disiapkan . Memang sempat hujan tapi alhamduillah terpasang tenda diatasnya dan hanya ada sedikit air didalam lubang . Hanya jalan menuju ke tempat pemakaman terasa becek . Tiga anak Santi , turun dengan tegarnya , bahu membahu memasangkan papan yang dimiringkan untuk alas Dani . Mereka diminta turun sendiri untuk menangkap jenasah ayahnya yang dibawa dari atas untuk diturunkan . Saat itu belum terlihat tetesan air mata , hanya saat kain kafan bagian pocongnya dibuka dan dihadapkan ke dinding tanah , Mata sulung mulai memerah , tak sanggup menyaksikan itu kuminta ipar Dani yang laki laki untuk membantu 2 adik sulung Santi .

Alhamdulillah lancar dan selesai hingga doa terakhir ditutup dipemakaman . Tak menyangka Santi melihat begitu banyak para pelayat yang mengiringinya rupanya. Sejak tadi Santi hanya membisu dan tertunduk pilu . Kakinya terasa lemas saat lubang itu ditutup dengan tanah pelan pelan . Ada yang hilang dari jiwa Santi saat itu , sempat Santi limbung , namun ternyata , murid kelasnya dimana Santi Wali kelasnya ada dibelakang menangkap tubuh Santi dan menguatkannya . Terimakasih anak anakku . Bisik Santi dengan pilu .

Santi dan anak anaknya tiba dirumah dengan perasaan yang masih tak menentu . Rasa lelah , sedih , emosi dan segalanya masih berkecamuk . Santi lebih banyak diam , ketika semua keluarga bahu membahu melaksanakan pengajian , hingga menerima para pelayat yang rasanya tidak pernah berhenti . Dari beberapa sekolah yang pernah Santi pegang sejak kepulangannya dari Kota G , hingga orang tua yang pernah dan masih dipegang privat anaknya oleh Santi , juga teman teman dari mana mana yang rasanya Santi jadi lupa dan mengingatnya , siapa yaaa . Santi memang dikenal supel dan bergaul di lingkungan pendidikan . Walau dikenal keras , galak dan disiplin , namun sebenarnya Santi perempuan baik dan peka hatinya mudah menolong .

Luar biasanya , saat itu juga menjadi ajang untuk siapapun yang pernah berselisih paham dengan Santi , baik sengaja maupun tidak disengaja . Menjadi cair dan kembali seperti diawal berteman . Baik dari mulut Santi maupun siapapun sama sama saling meminta maaf . Lega rasanya Santi . Bayangkan dengan keterbatasan waktu Santi harus mencari nafkah tidak sempat Santi bersilaturahmi , terutama yang masih ada ganjalan . Namun , ternyata disitu semua rasanya menjadi selesai dalam satu waktu . Ya saat bertakjiahlah . Hanya 1 yang belum bisa , mantan istri Dani hanya sempat dikabari namun Santi belum mau bertemu dengannya . Anak anak juga belum menerima perempuan itu . Sudah lupakan bang , bersama terkuburnya Dani , kata Santi bijak kepada abang abang Dani saat itu .

Hingga satu bulan para pelayat masih saja berdatangan , baik keluarga maupun rekan rekan Santi dimanapun . Santi jadi terharu , masyaallah ini jawaban Allah atas kesabarannya . Santi memang tidak boleh larut dengan segala kesedihan . Santi sudah terbiasa mandiri dengan atau tanpa bantuan siapapun . Anak anak Santi masih membutuhkannya bimbingannya . Santi bukannya tak sempat sedih , tapi ketegaran, tanggung jawabnya dan sikap dewasanya begitu menonjol untuk menutupi segala kesedihan yang ditanggungnya . Dan hanya bantal kamarnya yang menjadi saksi kesedihan dan tangisnya . Serta kekuatan Allah yang selalu dimintanya . Dan itu menjadi menjadi kekuatan bagi anak anaknya menghadapi hidup dan masa depan yang harus terus mereka hadapi . Dani meninggal tepat 10 tahun kemudian setelah Santi kembali diijinkan mengajar .


Griya Tambun , ditulis mulai 25 Desember - 2015 , dengan penuh air mata . Gabungan cerita nyata dan hayalan penulis .

Posting Komentar

39 Komentar

  1. Mis,aku baca ini sambil nangis....

    BalasHapus
  2. Good Story Miss (y)
    -rachel rosari yuki-

    BalasHapus
  3. baguss miss ceritanya
    -hany sekar desiree

    BalasHapus
  4. bagus miss ceritanya
    -hany sekar desiree

    BalasHapus
  5. good miss
    -May Sinta- XII.AP.2 -

    BalasHapus
  6. Good :) Terharu miss :(
    "Anita"
    "XII AP 2"

    BalasHapus
  7. Bagus miss ceritanya👍
    Afni Nurvita Sari
    XII AP-2

    BalasHapus
  8. Bagus miss ceritanya:)
    Rizkha wahyu awallia
    XII AP2

    BalasHapus
  9. Bagus banget miss ceritanya
    Lestari sukmawati
    XII AP2

    BalasHapus
  10. good story mis :)
    Fransisca
    XII AP 2

    BalasHapus
  11. Good story miss...
    Novi Anita W
    XII AP2

    BalasHapus
  12. bagus miss ceritanya :)
    Marcelina yoseva
    XII AP2

    BalasHapus
  13. bagus miss ceritanya :)
    Marcelina yoseva
    XII AP2

    BalasHapus
  14. good story miss ;)
    Resa amelia
    XII AP 2

    BalasHapus
  15. bagus mis ceritanya
    kristia moneta
    Xll AP2

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Good story miss =)
    Monica Chandra
    XII.AP2

    BalasHapus
  18. ELSA ANGGI APRILIANA
    XII.AP1

    BalasHapus
  19. Nama:Rizky Yasin Fadilah
    KLS. :XII OT 3
    Tugas mtk cerpen


    Santi istri shalehah

    Buat santi sebenarnya Tidak masalah hidup mulai dari nol yang penting jangan ada masalah.Setelah sempat berpindah pindah tempat akhirnya santi dan dani melabuhkan keluarga nya di kota G.awalnya Dani masih kuat di kota G tapi karena penghasilan tak kunjung ada, mulai dari situ,Dani yang masih post power sindrom sebagai mantan kepala keuangan.6 bulan pertama tidak ada masalah karena masih ada kerjaan sedikit demi sedikit walau sebenar nya dani ngos-ngosan soal ke uangan.saat itu santi tahunya dani di usir dari kost-kostannya.kedua anaknya di sekolah negri terdekat ada cerita sedih saat kepulangan santi dia menjual tv almarhum.santi menikmati peran barunya dengan menjalani kehidupan sebagai pengajar.selama itu santi berusaha menyeimbangkan perannya sebagai perempuan istri pekerja dan ibu rumah tangga kembali ke dani yang harus berangkat ke sumatra menjemput ayah mertuanya.saat itu terlihat Dani sakit.Dani memandang santi dengan wajah pucat dan ketakutan berkali kali ia minta maap ternyata anak sulungnya mengatakan bahwa sudah setahun belakangan ini dia dan adik-adik nya mengetahui kalau Dani sudah memiliki istri lagi dan santi hanya bisa bengong.

    Komentarnya:tindakan itu tidak terpuji menduakan santi seharus nya beliau tidak berbuat begitu karena Santi sudah begitu banyak berkorban untuk keluarga

    BalasHapus