Figur Yang Dirindukan itu adalah AYAH

Hampir 4 tahun sudah 3 jagoan hanya bersama saya, setelah sang kepala keluarga meninggalkan kami selamanya karena sakit. Walaupun faktanya sejak 2002 kami merasakan ada hal yang berbeda karena sang imam harus berbagi perhatian untuk keluarga barunya. Namun memang, figur itu masih melekat kuat, karena ketiganya sangat dekat dengan alm ayahnya.

Tanpa harus saya buka permasalahan internal kami sebagai suami istri. Bagi saya, biarlah hanya saya dan Allah yang tahu keadaan ini.
Mungkin buat mereka yang sudah terbiasa mandiri, tanpa alm ayahnya, saya sebagai ibunya dianggap sudah memenuhi hausnya kasih sayang mereka. Tapii, ternyata ada hal lain yang tidak mungkin bisa saya penuhi dari sisi figur ayah.

Mereka ber-3 tetap membutuhkan sosok imam tersebut dalam kehidupan mereka yang tidak mungkin tergantikan. Sebagai laki-laki tentu mereka lebih nyaman bila harus sharing, tanya jawab tentang masalah pendewasaan mereka bertiga. Terlebih hubungan dengan keluarga saya maupun alm sangat minim sekali. Buat kami dengan atau tanpa siapapun hidup terus berjalan.

Malam ini, saya menyaksikan bagaimana calon imam saya (inshaallah) turun langsung membantu bungsu saya memperbaiki masalah motornya, berdua sangat asyiiik dan terlibat diskusi sambil memperbaiki motor. Belum pernah saya lihat wajah bungsu sedemikian sumringahnya. Serasa menemukan figur yang selama ini dirindukannya. Luar biasa, sejujurnya itu adalah kebahagiaan tak terkira dari saya. Semoga setelah  Allah ijinkan kerinduan kalian tentang figur Ayah bisa terpenuhi nak, batin saya. Lamaaa sekali saya baru bisa membuka hati dan menerima calon imam saya ini.

Posting Komentar

0 Komentar