SIKLUS POTONG RAMBUT

Sumber google

Sejak zaman dulu rambut ternyata juga jadi mahkota siswaku . . . .mau dipinjemin kuncir rambut nanti setelah lulus atau sebelum ujian #eaaaaaa . Itu yang sering kukatakan pada siswa di kelas jika kedapatan rambutnya menebal atau memanjang kedepan poninya. Duh kalah poni kuda he he, bercanda ya, Mak. Lihat komentar-komentar asyiknya, bikin gemes bin sedih buat para guru di sekolah. 


Setiap jelang ujian apapun di sekolah, atau Wakasek bagian kesiswaan keliling kelas, atau para wali kelas dan guru mata pelajaran yang gerah melihat rambut siswa yang tidak mau di cukur karena merasa ganteng. Mereka menganggap bahwa rambut tidak mengganggu proses KBM di kelas. Kata siapa? Pasti menghindar bagaimana caranya jangan sampai dicukur sekolah.



PERATURAN di MATA ANAK MILENIA

Maunya nggak mengingatkan lagi arti penting adab dan etika belajar buat anak-anak apalagi pejuang UNBK kuh di kelas sendiri maupun kelas bimbingan lainnya.  Tapi begitu disampaikan tentang kerapihan dan kedisiplinan saat jelang USBN atau UNBK nanti, bagian dari peraturan mulai lagi keluar protes mereka.

Padahal sekolah adalah tempat menempa dan melatih kemudi kedisiplinan yang akan mereka kendalikan hingga dewasa nanti. Kelak mereka adalah calon pemimpin bangsa, imam dalam rumah tangga, pemimpin perusahaan, bahkan setiap mereka adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya.  Bagaimana mereka akan mampu mengatur, memimpin, mendisiplinkan yang dipimpinnya, jika diri mereka sendiri tidak pernah mau dipimpin atau di disiplinkan? Sejak dini?
Akhirnya tulisan di blog ini bergulir lagi untuk mereka 

https://misjulie.blogspot.com/2017/12/student-zaman-now-kena-razia-ituu.html?m=1

Keingetan tiga anak laki-lakiku sendiri,  karena kutanamkan kesadaran kalau sudah panjang harus dicukur,  akhir bulan pasti minta uang buat ke tukang cukur.

Bahkan yang tengah karena SMK nya menerapkan rambut ala militer 1-2 cm sudah gatal sendiri kalau lewat dari itu. E-tapiiiii begitu lulus, ketiganya pernah mengalami rambut panjang setahun-dua tahun coba-coba merasakan "rambut dikuncir kek mana sih" . Risiko kunciran rambut ibu sering habis atau hilang bisa ditebak . . .yang pakai siapa?

Tapi semua sudah berlalu. Terakhir bungsu, Alhamdulillah sudah TOBAT semua. Sekarang sudah normal laki-laki semua. Bukan laki-laki yang menyerupai perempuan karena rambutnya panjang.

Ada yang punya cerita sama dengan ms Juli, Mak? Asyiiik loh . . .melewatkan tumbuh kembang anak-anak kita maupun siswa
#menanamkandisiplin
#jatidirianakmuda
#bermulasoalrambut
#hminenambelas
#pejuangunbksmk
#disiplinitumulaisejakdini

Posting Komentar

17 Komentar

  1. Disini pentingnya peran orang tua sebagai pilar ketiga pendidikan setelah guru dan siswa. Jika kerjasama dan dukungan orang tua ada, program sekolah akan bisa berjalan lancar termasuk kedisiplinan soal kerapihan rambut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak sangat penting sekali peranan orangtua di rumah

      Hapus
  2. Kedisiplinan dimulai dari diri sendiri, dan itu di mulai dari kesadaran, benar ya Miss... Saat seseorang belum sadar jadi bnyak alasn deh, apalagi kalau di masa sekolah, wah wah... Peran guru dan orang tua luar biasa nih. Semangat, selalu, semoga jasa para guru menjadi ladang pahala....

    BalasHapus
  3. Cara mendisplinkan anak itu bisa dari hal yang terkecil dan dimulai sedini mungkin.
    Soal kedisiplinan sebenarnya bukan hanya tugas guru semata, sebaiknya orang tua juga mengajarkannya pada anak, termasuk tentang peraturan rambut pendek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak hanya terkadang orangtua kalah dengan anak begitu anak sdh mulai dewasa dan mulai bisa melawan

      Hapus
  4. Benar jika terjadi kerjasama hebat pasti akan ada hasil yang luar biasa

    BalasHapus
  5. Jadi inget anak saya Mis, kelas 8..Minggu sore lalu kekeuh minta diantar ke tukang cukur, kuatir Senin kena razia. Padahal menurut saya masih pendek. Tapi dia sudah heboh merasa panjang. Tapi gapap berarri dia taat aturan ya kan.
    Yang pakai celana dikecilkn pun dirazia di sekolah. Disita celananya terus dipinjemin sarung sama sekolah dan dipakai selama pelajaran.
    Tapi saya setuju dengan aturan seperti ini. Agar anak jadi disiplin nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah orangtua seperti ini sangat diharapkan kerjasamanya mbak, sayang belum semua memiliki kesadaran betapa beratnya mengatur siswa di sekolah.

      Hapus
  6. Dari dulu sampai sekarang, ada aja kisah anak SMA (cowok) yg berkelit rambutnya gondrong. Kalau zaman saya SMA peraturannya, engga boleh lewat krah baju. Kurang tahu sekarang. Alhamdulillah, anak laki saya taat sih. Malah ingin gondrong pas kuliah. Tapi engha betah sendiri. Hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak Hani, peraturan semua sama, namun memang berat jika tidak adanya kerjasama semua pihak ya

      Hapus
  7. Bujang saya juga gitu mis, disuruh cukur rambut perlu paksaan tingkat dewa.
    Katanya masih aman dan belum ada razia.
    Ehtapi, saat bapaknya sekali saja nyuruh dicukur rambutnya.
    Berangkat lah dia langsung ke tukang cukur depan gang rumah.
    Gimana tuh Mis. Kalau Emaknya yang bilangin sampai berbusa juga dibikin santai aja sm Si Bujang. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya begitu mbak Nanik, karena ayah jarang ngomong sekali ngomong antep langsung didengar

      Hapus
  8. Anak milenial, dikasih tau malah marah ya Miss. Hehehhe kalao jaman kita, paling takut ditegur guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ini etika yang hilang dari anak sekarang mbak sedih yaaa

      Hapus
  9. Anak remaja saya di pesantren, kalau saya kedapatan rambutnya panjang, saya cuma ngingetin buat segera ke tukang cukur. Dia sudah tahu resikonya, kalau nggak ke salon sendiri, berarti nunggu "digarap" ustadz-nya, hehe...

    BalasHapus
  10. Benar mbak Kholifah anak sekarang itu berani coba-coba nunggu dapat teguran dulu hadoooh

    BalasHapus