Hari Perempuan itu Sederhana

Papah, beliaulah sosok di belakang kehidupan seorang ms Juli. Figur paling kubanggakan dalam hidupku sehingga Aku menggaungkan Hari Perempuan itu sederhana. 

Sesederhana papah alm, mendidik dan mengenalkanku akan Matematika, literasi, dan sebuah tanggung jawab luar biasa. Papah mendidikku menjadi anak perempuan tangguh  yang bisa melindungi mamah dan saudara-saudaraku disaat beliau tugas ke luar negri berbulan-bulan lamanya. Papah yang hanya lulusan STM Pembangunan di Jawa Tengah itu (4 tahun loh sekolahnya), bekerja di Garuda Airways 30 tahun lamanya sampai beliau pensiun dan wafat 4 tahun berikutnya. 

Karirnya cukup bagus sebagai kepala Maintenance Pesawat yang bertanggung jawab terhadap pemberangkatan setiap Pesawat Garuda. Beliau dibelajarin oleh negara dan Garuda sampai ke Eropa, mulai dari Perancis, Jerman, Belanda, dan banyak negara Eropa lainnya. 

3 anak papah perempuan dan 2 lagi laki-laki. Ms Juli anak kedua, entah kenapa papah sangat memepercayaiku untuk bisa menjadi kepanjangan tangan beliau. Baik di rumah, atau ketika beliau harus berangkat ke luar negeri. Ketika di rumah, setiap melakukan pekerjaan rumah seperti memperbaiki genteng, alat-alat listrik ms julilah yang selalu diajak, selain waktu itu adik laki-laki masih kecil, kedua katanya yang cepet belajar hanya aku. 

Jadilah, setiap papah ke luar negri 4-6 bulan ms Juli selalu diandalkan mamah, setrika rusaklah, genteng bocorlah, atau masih banyak lagi pekerjaan laki-laki. Lucunya pulang dari luar negri yang paling Aku suka adalah hadiah celana panjang cordorai dari papah. Nggak Salah kalau sampai dewasa ms Juli dikenal tomboi dengan celana jeans atau cordorai

Tapi, syarat nya rambut tetap harus panjang. Papah akan marah besar kalau sampai ketahuan rambutku pendek. Pernah kupotong pendek sekali, seminggu lamanya nggak ditegur papah, hiks sediiih. Banyak yang bilang ms Juli cerdas nurunin papah, sementara wajah nurun dari mamah. 

Mamah yang hanya lulusan SMP saja, mendidikku dengan kelembutannya agar aku bisa menjadi perempuan yang bisa punya banyak skill tanpa melupakan kodratku sebagai perempuan. Menari, menyanyi, puisi, berdagang, bahkan mengaji, mamah ijinkan dan dorong, apalagi 19th sakit bronchitis, jangan sampai aku hanya meratapi sakit saja kalau di rumah. Lebih baik aktif di luar, walau kadang sering digotong teman-teman sesudahnya karena pingsan atau kecapean. Mamah melihatku lebih happy, dan nggak lama sakitnya, ketimbang kalau lagi kumat sakit di rumah bisa sampai 3 minggu. 

Dari alm mamah ms Juli belajar menjadi perempuan pembelajar, dan berdagang, Jualan itu sejak kecil sudah lekat dengan keseharian ms Juli. Mamah jago masak, menjahit, potong rambut dan masih banyak lagi keahlian perempuan yang bikin papah tenang meninggalkan rumah walau gaji sedikit dan banyak anak. Itu yang paling ms Juli kagumi dari mamah. 

Hari perempuan itu sederhana ketika seorang perempuan bangga dengan ayahnya dan mengingat hasil bentukan orang tuanya. Alfatihah untuk papah dan alm mamahku. 

#hariperempuansedunia 
#sayeasyformatematika 
#Menulisadalahsedekah 

Posting Komentar

0 Komentar