Orang Tua Kandung Vs Orang Tua Angkat

             Papah Poniman Karyoredjo Alm
                       Bapak ibu Murijo 
Adalah kebahagian ms Juli memiliki mereka semua hingga saat ini. Papah dan mamah alm Poniman Karyoredjo- Chamdanah yang sudah lebih dulu meningalkan ms Juli tahun 2000, saat ms Juli berumur 29th dan sangat membutuhkan mereka di saat krismon melanda Indonesia sejak 1998 dan sangat mengguncang seluruh sendi kehidupan dan keluarga kecilku saat itu. 

14 tahun kemudian, setelah suami pertama ms Juli meninggal, Pakde Murijo begitu ms juli memanggilnya, mencariku dan menghubungiku. Rupanya sudah sejak tahun 2000 mereka berdua (pakde dan bude) mencari kontakku kemana-mana. Alhamdulillah baru bisa terhubung seijin Allah tahun 2014 Januari, dan bisa bertemu mereka di tahun yang sama pula. Ms Juli yang bahagia akhirnya bisa memiliki kembali orang tua yang bisa dipanggil "Mbah putri dan mbah Kung, oleh anak-anakku, juga bapak dan ibu. 

Alasan mereka mencariku adalah, mendengar papah dan mamah kandungku meninggal secara bersamaan meninggalkan kami 5 anaknya termasuk aku. Juga, mereka merasa terpanggil untuk mengurusi kami 5 anak yang kehilangan orang tuanya secara bersamaan. Kebetulan hanya ms Juli yang terhubung dan langsung welcome terhadap mereka. Pakde dan Bude merasa mereka sudah diurus mamahku sejak mereka muda sampai menikahnya mereka berdua. Keinginan balas budi atas kebaikan mamah papah lah yang mendorong mereka untuk kini gantian mengurus kami anak-anaknya almarhum. 

Buatku ini adalah kebahagiaan, disaat orang lain mau peduli dan mengurusi aku, di saat aku membutuhkan orang tua sebagai tempat segalanya. Ini adalah kali kedua ms Juli memiliki orang tua angkat bapak Kalimantan, begitu ms Juli memanggilnya sebagai seorang purnawirawan atau pensiunan TNI saat ms juli tinggal di Semarang tahun 2000-2003 mereka begitu peduli dengan ku dan anal-anak yang hijrah setelah begitu banyak kejadian menimpaku dan keluarga kecilku. 

Aku yang ditinggal alm suami dengan alasan cari uang dan pekerjaan di Jakarta, waktu itu. Juga ternyata melakukan sesuatu yang buatku adalah sangat menyakitkan sehingga menelantarkan kami di Semarang tanpa kepastian kapan kami bisa pulang ke Bekasi. Bapak Kalimantan lah bersama bungsunya yang selalu mengurusiku karena kasihan padaku sejak aku kost di depan rumahnya hingga aku memutuskan untuk mengontrak 1 rumah di tempat yang sedikit jauh dari bapak. Tapi bapak selalu tetap hadir menengokku dan anak-anak. Sampai, akhirnya aku memutuskan pulang ke Bekasi setelah menjual TV alm papah Poniman untuk hijrah kembali mencari kehidupan yang lebih baik serta mendekatkan anak-anakku dengan ayahnya. Walau kutahu ini bukan tanpa risiko. 

Alhamdulillah sejak 2014 aku mendapatkan kembali orang tua setelah Pakde Murijo mencariku, setahun alm suami pertama meninggalkan kami setelah sakit 3 tahun kami harus mengurusinya. Semua meninggalkan luka, tapi aku tak ingin anak-anak lakiku mengingatnya sebagai ayah yang tidak baik terhadap mereka. Aku yang bertahan terluka, untuk dia tetap menjadi ayah yang baik di mata anak-anakku. Bukan tidak pernah tahu tapi selalu Allah tutupi segala sepak terjangnya. Juga keminiman agama ms Juli yang belum siap menerima syariat Allah mendua dengan kelapangan. 

Hadirnya pakde adalah oase yang sangat menghiburku di saat aku terguncang dengan kehidupan. Merekalah kini harapanku memiliki keluarga, bapak ibu juga adik-adikku 3 orang laki-laki. Satu sudah menikah tinggal 2 yang masih bujang. Tekadku untuk menjaga rasa syukur atas karunia yang Allah berikan selama ini. 

Apalagi kemudian Allah berikan kembali aku imam pada tahun 2017 dengan cara-Nya. Luar biasa nikmat perjalananku bertemu mas Umarullah hingga 6 tahun perjalanan rumah tanggaku hari ini bersamanya. Walau ini bukan yang pertama untuk kami tapi di umur ms Juli yang tidak muda dan kesibukan yang masih sangat menjeratku dengan seribu keterpanggilanku sebagai guru dan organisatoris aku belajar tidak mempermasalahkannya. Walau, sebagai perempuan biasa aku tetap cemburu, dan diapun begitu mengedepankan dayyuts (cemburunya) berlebihan. Kami saling cemburu, tapi sadar Allah pertemukan dengan cara-Nya seperti ini. Sejak pernikahan kami, aku telah mengajaknya pulang kampung sebulan setelah menikah Mei 2017. 

Sejak itu aku tak pernah absen untuk pulang ke Jogja menengok bapak ibuku dan adik-adik angkatku yang bagiku sudah melebihi rasa kandung. Hanya covid yang bapak melarangku pulang, karena sayangnya padaku dan anak-anakku. Aku memang tinggal 4 bersaudara karena mbak sulung kami di Lampung yang telah pergi meninggalkan kami di Januari 2019. Kini sebagai kakak sekaligus orang tua yang kusandang aku sedikit tenang karena ada bapak ibu yang menemaniku. Akupun mengurus sakit mereka karena keinginan mereka tetap sehat menungguiku mengantarkan anak-anak sampai mereka memberikan cucu untukku. 

Lebaran kali ini 21 April 2023, aku tak bisa pulang, karena sulungku abang Kemal Fathurrokhman harus menikah di Medan tempat keluarga besar calon istrinya di Medan. Mulai 27 April sampai 2 Mei kami harus melaksanakan serangkaian kegiatan adat hingga pernikahan di sana. Ms Juli sudah minta ijin ke bapak yang kebetulan juga sakit untuk tidak pulang. Keterbatasan biaya membuatku tak bisa menerbangkan bapak ibu menemani kami di Medan. Nanti saja ya pak, saat bungsu Januari 2024 nanti menikah. 

Qodarullah 16 - 19 Mei 2023 aku ditugaskan mengawal kelas XII pelepasan ke Jogjakarta. Tapi tetap nggak bisa pulang, sedih sekali ketika bapak menanyakan apa nggak bisa pulang walau sebentar. Hati dan pikiran begitu teriris. Ingin sekali walau sebentar, tapi ms Juli kan bukan jalan-jalan. Tapi sedang bertugas ngawal anak-anak kelas XII. Walau sudah besar-besar ya tetap mengawal mengawasi, mengingatkan dan sebagainya. 
Sejak dari Bekasi ms Juli sudah siapkan dengan membawakan strudlle (pastry bolen pisang coklat keju) buatan sendiri untuk bapak ibu dan adik-adikku. Juga cumeng (cuka mengkudu Vinonny) ukuran 1lt buat kesehatan jantung dan diabetes bapak ibu, juga teh kesehatan untuk adik-adikku yang juga obesitas. Ms Juli ingin mereka semua sehat, jadi aku harus peduli kesehatan mereka, alhamdulillah mereka cocok dan nggak pernah protes diatur kesehatannya oleh anak perempuannya ini satu² nya. Bahkan kalau habis mereka selalu lapor. Sehat-sehat nggih pakde bude dan adik²🙏. Hanya kuminta adikku Arif menjemput bingkisan yang kubawa dari Bekasi agar bapak ibu bahagia, sudah nggak pulang, ke Jogjapun nggak bisa mampir hhhh sediiihnya. Untung kantor adekku dekat dari hotel hanya 15 menitan. Jadi dia yang menjemput setiba bisku tiba di hotel. 
MashaAllah, nikmat Allah mana yang mau ms Juli ingkari? Jangan, jangan pernah ini kunafikan. Ini adalah karunia Allah yang harus ms Juli syukuri. Bagaimanapun mereka ada dan hadir karena ijin-Nya. Dan akan tetap kujaga kudoakan, seperti aku mendoakan Papah Mamah alm sampai kini. Terima kasih ya Allah, terima kasih semesta, alhamdulillah 

Posting Komentar

0 Komentar