Sabar, Lebaran Sebentar Lagi

Sore kemarin para Mak galau seperti saya bisa duduk manis kembali, ya? Tenang, lebaran ini bisa bareng lagi, seperti awal Ramadan kemarin berbarengankan? Jangan dipikirin Mak, nggak muat dan tidak kuat. Kondisi pemerintahan saat ini Emak-emak kudu tangguh dan kuat, belum tahu kejutan apa lagi nanti yaa kira-kira.

Kegalauan itu wajar saja sih, secara cuaca yang cukup panas. Sehingga,
Dalam riwayat Hudzaifah Radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Janganlah kalian berpuasa sebelum kalian melihat hilal (Ramadhan) atau kalian sempurnakan bilangannya (Sya’ban menjadi 30 hari). Dan janganlah kalian berhenti berpuasa (Ramadhan) sebelum kalian melihat hilal (Syawal) atau kalian sempurnakan bilangannya (Ramadhan menjadi 30 hari)” [Hadits Riwayat Abu Dawud dan An-Nasaa’i] dengan sanad shahih

Situasi di pasar sendiri mulai dipadati oleh emak-emak yang ingin menyerbu daging dan ayam untuk persiapan lebaran. Harga mulai melonjak gila-gilaan. Pagi itu untuk pertama kali setelah hampir setahun saya kebingungan dengan situasi pasar dan harga. Norak ya? Maklum, yaa. Cuma menyentuh tulisan, papan tulis, koreksian, dan sebagainya. Memang? Nggak masak? Secara  2 jagoan ayah dan abang jarang makan di rumah, begitu juga mis Juli, cukup beli di warung saja. Kami memang menganut istilah, mau makan-masak-atau beli di warung yang banyak pilihan. Bebas ..

Libur menjelang Lebaran ini bisa santai? Nggak, Pak Suami lagi seneng-senengnya ngerapihin rumah, katanya ... udah punya 2 besan perempuan. Malu kalau rumah berantakan, jadi lebaran yang sebentar lagi bener-bener nggak mau rugi sebentarpun pak Suami. Jadinya mis Juli sambil ngedit naskah, mantau TMR 2025, masak full buat di rumah, juga harus siap standby untuk bantu-bantu Beliau.

Capek sih, tapi mengingat jarang banget pak Suami turun tangan ngurusin rumah karena kesibukan, jadi mis Juli berusaha asyik-asyik saja. Hihi jangan lupa zakat, ayaah dalam hati mis Juli.

Sekarang tinggal berdua dan abang tengah. Terimakasih, ayah. Mengerti dengan pekerjaan dan bisnis yang kami rintis di dunia penerbitan, percetakan,  membuat saya harus memahami satu sama lain. Kalau sedang banyak kerjaan dan dikejar deadline tentu lebih banyak sendirinya di rumah, tetapi Alhamdulillah kalau sudah kosong Beliau mau menemani istrinya dengan setia mengantar kemanapun kuminta. Ahayy, jangan iri dan baper ya . . .bukan sok romantis. Hanya membayar waktu yang selama ini terlewat saja.

Libur kali ini juga adalah waktu libur terpanjang yang mis Juli punya, maklum secara sebagai adalah guru. Kerjaan mengajar paling mendominasi juga, biasanya bimbel Nurul Amanah siswanya sudah mulai berkurang dan ramai kembali nanti menjelang tahun ajaran baru setelah kelas XII selesai ujian akhir 18 Maret kemarin. Hanya beberapa yang masih belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi. Alhamdulillah rezeki memang tidak pernah tertukar.

Jadi kalau lebaran jatuh pada tanggal 31 Maret,  sudah nggak kaget dong? Secara persiapan sudah mulai digaungkan oleh pemerintah. Sudah mulai masak apa, Mak? Hari ini saya mulai mencicil kue-kue request para kesayangan. Kebiasaan apa-apa bikin sendiri. Jarang sekali pesen-pesen, selain mahal dan sedikit, masak sendiri itu hiburan hati mengasah skill perempuan yang wajib mis Juli miliki untuk mengikat cinta keluarga he he. Gimana sama Emak-emak lainnya? Ada yang sama nggak?

#day22
#misjuli
#lebaransebentarlagi
#TantanganMenulisRamadan2025
#nurulamanahpublishing
#SalamRamadandanLiterasi



Posting Komentar

0 Komentar