Sekali lagi , Diskusi Hasil UN

( Diambil dari : sp.beritasatu.com )


Hari ini aku terlibat diskusi dengan orang tua muridku yang anaknya sekolah di SMA  favorit Di Bekasi. Kami membicarakan tentang anak-anak kami yang sudah memperoleh hasil dengan rata-rata 8,9 . Begitu juga dengan anakku yang telah mendapat surat dari sekolah , dengan rincian nilainya dan mendapat rata-rata 8,8. Saat kami menerimanya dari anakku ada rasa senang , bangga , sekaligus sangsi karena untuk matematika dia mendapat nilai 9,75 yang rasa-rasanya masih belum yakin.


Walau dosa rasanya tak percaya pada anakku sendiri tapi sambil mengucapkan selamat tapi juga sambil menyangsikan juga jujur “ abang nyontek ga “ kataku. Wah anakku menyangkal habis-habisan. Karena seingatku pagi pagi saat ujian di 18 April itu anakku sempat berkata “ bu minta maaf ya abang dapat sms bocoran soal “ katanya polos.Bagus sih jujur, tapi aku marah sekali dan mengatakan terserah abang kalau mau terjebak hal seperti itu, memangnya abang gay akin ya dengan perjuangan selama ini , sudah dibelain les kemana-mana, dirumah intensif 1 bulan kurang apa ? yang ibu tau bocoran soal itu harganya jutaan.  Masa orang mau gratisan mbagiin ke siswa ? kalau itu dilakukan oleh sekolah untuk apa ? kan kelulusan dikembalikan kesekolah gimana sih ? udah percaya diri sendiri  dan ibu ga rela kamu begitu “ panjang lebar aku ceramah kepadanya menjelang ujian.
Aku sendiri harus mengawas di SMK 3 hari itu juga . Yang aku ingat saat mengawas ,  SMK itu mempunyai lulusan yang pertama , dan saat mengawas kami pengawas setiap hari sibuk memberi  tahu kode soal yang terus berubah untuk setiap anaknya. Bagaimana bisa  bocor , wong mereka saja baru tahu hari itu juga saat ujian. Dan sekolah itu setelah selesai didepan kami para pengawas langsung menutup dengan sealtip khusus yang artinya tidak perlu di GUSEK ( tau kan tim sukses tau banget ) dan kepseknya bilang percayakan kepada anak-anak sudah maksimal hasilnya toh kelulusan sekolah juga kembalinya , bahkan didepan pengawas LSM Independent.
Berarti kebocoran itu dimana terjadinya , diluar pastinya , tapi bagaimana kodenya ? itu yang masih pusing sampai dengan hari ini aku berfikir
Kembali ke diskusi tadi , orang tua tersebut bingung , kalau selama ini yang diumumkan nilai yang tertinggi itu  1 orang berarti memang pasti ada anak yang memang luar biasa. Tapi disekolah anaknya yang dapat nilai tertinggi hampir 10 itu rata-ratanya ada 10 orang disekolah itu dan begitu juga nilai anak-anak yang lain tidak ada yang dibawah 8 tapi diatas 8 dan 9 semua rata-rata. Itukan aneh luar biasa.
Belum lagi saat pengumuman SMPT Undangan yang diumumkan justru anak guru yang sehari-harinya rangking bontot dibanding anaknya yang setiap tahun pasti 3 besar disekolahnya. Sampai anaknya down karena dia sendiri tidak masuk. Bahkan teman-temannya yang jago olimpiadepun tidak ada yang masuk juga .
Bicara soal SMPT undangan parahnya Rektor Solo sudah berkata bahwa yang dikirim hanya anak yang rata-rata 5 besar disekolahnya. Tapi disekolah anakku sendiri semua anak ditawarkan dengan harga formulir hampir 300 dari harga resmi sekitar 175 rb. Aku disitu sudah ga sreg dan mengatakan pada anakku sekolah cari duit doing. Cape dech. Dan itu terjadi untuk IPB Bogor dan 5 Sekolah favorit. Kebayangkan rupiahnya kalau yang mencoba ikut itu ada 150 orang  ? Begitu diumumkan  yang diterima hanya 10 orang ! walah
Aku Cuma geleng-geleng kepala miris , wajah pendidikan Indonesiaku ?? dari mana harus dibenahi ?

Posting Komentar

2 Komentar

  1. saya sendiri tidak bangga bu dengan nilai-nilai anak-anak jaman sekarang.
    soalnya kenyataannya demikian..
    mudah2an si abang nilainya asli ya :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih bu mugi insyaallah beliau sendiri masih terus berproses utk belajar, Tx sudah berkunjung to my blog yaa

    BalasHapus