Apakah Disiplin itu Barang Langka untuk kita ?

( Diambil dari : www.kaskus.co.id )


Selasa pagi ini 30 Desember jelang akhir tahun aku sudah disuruh lari lari mengejar bis 9BT via Tol Cikunir ah pak polisi batinku sambil ngos ngosan . Maklum . . .perempuan seksoy seperti aku disuruh lari makasih deeeeech !!. Tapi demi mendapatkan bi situ supaya cepat sampai nanti karena harus ngawas ke Kampus Cijantung akhirnya kukejar juga dengan semangat 45 . Tahu begitu tadi anakku bang Luthfi Ramadhan , aku suruh mengantar sampai halte saja di daerah bulak kapal ini . Kan biasanya juga nggak pernah sampai halte pasti bisa naik . Hhhhhhhh , heran aku ini yaaa !! Seharusnya mendukung bis turun dan menaikkan penumpang di halte demi terciptanya ketertiban dan menghindari kemacetan.


Bukan malah ngomel seperti ini . Tapi kenapa aku ngomel ?? sebelumnya , diawal awal aku pasti minta diantar sampai halte pemberhentian setiap anak tengahku ini mengantarku dari rumah dengan motor . Ya sejak ayahnya nggak ada , mereka seolah tidak mengijinkan aku kemana mana bawa motor kecuali mereka punya kegiatan. Kalau tidak nomer 2 pasti bungsu yang mengantar . Maklum lah . . .Kembali ke permasalahanku . Nah berapa kali turun di halte , aku jarang dapat duduk . Mengapa ? karena penumpang sudah menunggu ditempat tempat sebelumnya . Iiiiiiiich sebel banget yahu nggak sih. Kalau nunggu di terminal pasti bisnya ngetemnya lama !!. Jadi aku berfikir potong kompas sajalah tunggu dibulak kapal Bekasi Timur .

Hihihi inilah potret buram karakter bangsa Indonesia ini mengenai ketertiban dan kedisiplinan . Mungkin termasuk aku ini juga yah ? . Habis gimana dong ? saat aku ingin tertib kenyataannya aku tidak pernah kebagian tempat duduk . Lumayankan berdiri sampai kampong rambutan , nanti yang ada betis yang sudah besar ini tambah besar lagi wkwkwkwk. Alasan saja !! seharusnya reksiko apapun tetap harus komitmen ya !!.

Seharusnya supir juga jangan saat ada pak polisi saja dong berhenti dihalte . . . ada nggak ada polisi ya harus tertib. Pak polisi juga jangan sekali dua kali juga dong jaganya , terus tongkrongin sampai betul betul tercipta kebiasaan , sehingga kita kita ini nggak main kucing kucingan . Tahu kaaaaan , kita ini kan hangat hangat tahi ayam , begitu istilahnya. Selalu ada celah untuk menciptakan mental dan karakter buruk . Apalagi sudah umum di Negara ini , yang kudengar selalu ada celotehan , yaaa peraturan disini kan buat dilanggar , bukan buat dipatuhiiiii waks !! OMG . . . sampai kapan kita bisa bangkit dari mental ini ???

Yang sedang ngetrend juga ini , bila aku naik motor atau membawa motor , di setiap lampu merah , belum habis merahnya atau belum tanda hijau , kalau sudah agak kosongan pasti kebanyakan motor motor sudah tancap gas . Di lampu merah Tol Timur juga , walau ada polisi , ya berani juga !! Aku heran . . .Pernah terjadi , dipikir kosong motor melaju , tahu tahu sebuah bis melaju dari daerah berlawanan karena difikir kan masih hak dia , akhirnya hampir saja terjadi tabrakan . Seringnya mobil atau bis dari daerah berlawanan terpakasa mengalah , karena jumlah motor lebih banyak.

Tahu kan. . .??? Jumlah motor di Indonesia itu paling banyak bila berada di jalan raya atau lampu merah . Apalagi kalau rame rame pasti mereka berani melanggar , kasihan juga polisi kewalahan tidak mampu menahan .Lalu posisi aku bagaimana ? aku sering menahan diri untuk tidak jalan juga , karena aku ingin mematuhi lalu lintas , tapi pasti dibelakang sudah membunyikan klakson. Jalan buuuu , teriak mereka ! . Aku hanya menggeleng sebal . Tapi lumayan juga sih ada beberapa yang masih bertahan . Berarti mereka juga rindu ketertiban sebenarnya .

Begitu juga helm , karena razia hanya terjadi sekali kali atau didaerah daerah tertentu , rata rata jarang penumpang motor dibelakang yang memakai helm . Hanya pengendara utama yang menyetir didepan yang memakai biasanya . Itu kenapa ? karena ya itu tadi kucing kucingan dengan pak polisi dijalan raya . Padahal didaerahku Semarang sana , kalau aku dibonceng omku atau sepupuku mereka tidak mau kalau aku menolak memakai helm dengan alas an dekat . Nggak ah mbak , takut kena tilang . Ribet tahu urusannya disini kalau sudah kena tilang , kata mereka. Dan itu kutahu sejak aku kecil . Yaa didaerah polisi lebih ketat dan ditakuti , dibandingkan disini . Tidak tahu juga ya kalau ada kejadian yang sama seperti kita di Bekasi ini . Yang jelas hingga saat ini setiap aku pulang kampung atau mampir atau melewati daerah semarang yang kulihat seperti itu .

Sehingga itu menular juga ke aku dan anak anakku , aku sering menegaskan , mending mengalah membeli helm banyak dari pada kena tilang nak . Bahkan ke pasar Tambun saja yang jaraknya hanya sekitar 1-2 km aku pasti pakai helm , apalagi jauh . Walau sedikit repot , tapi buatku lebih aman . Apalagi saat tahun 2004 , aku pernah punya pengalaman buruk saat membonceng tetanggaku yang ingin melihat rumahku yang mau dijual didaerah Kampung Mede Bekasi Kota sana , pulangnya ada benang layangan yang saat itu tiba tiba sudah ada didepan kami . Tetanggaku yang mencoba memegang sempat berteriak kaget , karena ternyata benangnya sedikit tajam saat dipegang artinya itu benang gelasan . Karena grogi akhirnya dia banting setir kekiri , karena kalau kekanan jalan raya saat itu ramai sekali yang ada bisa bisa kami dihantam mobil . Sehingga yang terjadi kami terjatuh tak mampu menahan dan motor masuk ke kolong mobil bak terbuka yang sedang parker dijalan . Aku dibelakang yang mencoba menahan dengan kaki terguling juga dan walhasil , harus berciuman dengan aspal kakiku.

Untungnya kami berdua memakai helm , supir motor , tetanggaku tanggannya kebeset benang hampir dalam , bibir ujungnya gompel karena saat itu kaca helm terbuka , dan sikunya agak sedikit bengkok karena menahan setir dan memperjuangkan aku dibelakang . Sungguh pengalaman buruk dan bikin aku trauma . Beruntung nyawa kami selamat , walau terluka . Bahaya sekali sih . Itu yang main layangan nggak mikir yaa kalau itu membahayakan pengendara motor dijalan raya ??? Apalagi benangnya benang untuk aduan dalam artian untuk mengalahkan benang lawan jika main aduan . Ya Allah nggak lagi lagi dech aku mengalaminya . Namanya lagi apes , siapa yang bisa memprekdisi . Tapi tunggu sampai kapan ya , masyarakat kita menyadari dan mengajarkan anak anaknya ?

Timbulnya banyak kecelakaan , dan kesemrawutan atau kemacetan , itu sebenarnya kita sendiri kontributornya . Direl kereta saja juga sering terjadi , bila sedang menunggu kereta lewat contohnya rel kereta di jalan Kompas – Tambun Selatan, motor itu justru memenuhi dan melebar kesamping , jadi saat palang dibuka , mobil arah berlawanan tidak bisa lewat dan terjadi kesemrawutan sehingga petugas palang pintu sering harus turun tangan . Aku sering keras ke anakku untuk bersabar dan mau antri dibelakang mobil jika menunggu kereta lewat . Tapi motor motor lain tidak hanya anak muda bahkan orang tua justru melakukannya . Anak anakku sering protes ke aku , tapi ya itu tidak pernah aku lelah menasehati .

Apakah disiplin itu jadi barang langka di negriku ini ? Sering dalam hati aku bertanya . Dikelas juga sering kali kulontarkan permasalahan kepada mahasiswa dan murid muridku . Tapi memang butuh kekuatan luar biasa dan bersama sama untuk mengatasi permasalahan kedisiplinan . Dan tindakan hukum yang mengikat dan tidak bisa ditolerir atau tegas tanpa pandang bulu atau pilih pilih dari penegak hukum . Percuma dibuat sehebat apapun peraturan jika antara pemakai peraturan dan penegak atau pembuat peraturan justru tidak tegas dan cenderung mau dipermainkan . Betulkah sahabat pemikiranku ? jangan minta aku bertanya pada rumput yang bergoyang he he

Griya Tambun 2014

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Banyak sekali kesulitan diakibatkan kurangnya disiplin... Makanya saya tidak betah tinggal di kota.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mbak , memang mbak tinggal dimana ? boleh tahu ?

      Hapus