Bayi Panas terus kejang ? Ini Pengalamanku !! Melewati masa Kritis Kesehatan 3 anakku .



Sejak lahirnya bayiku yang pertama Kemal Fathurrokhman yang kerap kupanggil Abang , sangat melengkapi kebahagiaanku juga keluarga kecilku . Kini sang ayah selalu ingin pulang lebih cepat , seakan tidak ingin berlama lama di kantornya , atau saat dinas luar kota tak mau lama lama . Tidak mau kehilangan moment perkembangan abang sedikitpun katanya .

Walau aku inginnya berhenti dulu sekian bulan menikmati peranku sebagai bayi . Namun TPAku Al – Ikhwan yang kurintis dan muridnya terus bertambah , serta ibu ibu pengajian seakan tidak rela kutinggal lama lama juga . Baru sebulan mereka memintaku untuk kembali aktif , dan aku tidak mampu menolak permintaan mereka , walau bingung juga bagaimana dengan si abang . Saat kuminta ijin ke suami , beliau hanya berkata singkat , yang penting abang kepegang bu , jangan sampai nikmat Allah ini tidak kita syukuri .


Walhasil abang sering kubawa serta dalam gendonganku atau kereta bayiku. Atau banyak yang berebut untuk menggendongnya sementara aku mengisi pengajian / ceramah atau mengajarkan IQRO ke santri santriku .Kuakui aku memang sangat menyukai dunia mengajar , walau kini hanya mengajar pengajian atau TPA itu rasanya nikmat sekali buatku . Buat abang dampak positifnya adalah terbiasa dengan keramaian . Wajahnya yang rupawan membuat siapapun jatuh cinta untuk menggodanya dan menciumnya . Dan itu kurasakan sampai sekarang sampai saat dia dewasa . Mudah sekali si abang beradaptasi dimanapun dan situasi apapun. Jarang sekali rewel dan menyusahkan kami orang tuanya . Pernah dengan kondisi bangkrut ayahnya , kami harus berpindah pindah hingga 12 x sejak tahun 1998-2011 . Hal yang sangat kusyukuri atas kurnia ini .

Namun sedikit dampak negatifnya adalah anakku mudah sekali sakit . Baik panas , buang buang air atau muntah . Aku tidak tahu , apakah karena debu , panas , atau tangan tangan yang menggendongnya , atau bisa jadi cara cerdasnya setiap akan bertambah kemampuan. Aku ingat dari mulai mau duduk dimulai buang buang air berhari hari dan hampir dehidrasi , padahal sudah kuupayakan obat tradisional sementara seperti oralit buatan yaitu campuran gula dan garam , kunyit yang kuulek dan kuambil sarinya , hingga daun jambu biji yang katanya berkhasiat menghentikan buang buang air atau diare .

Namun walau sering kususui dan memberinya minum ternyata tak kunjung reda , untung dia mau ku celanai pampers terus sehingga agak ringan bebanku .Tapi melihat ubun ubunnya mulai terlihat cekung dan beratnya terus susut aku khawatir juga ya saat itu usianya 5 bulan dengan berat hampir 8 kg , segera kubawa kerumah sakit . Walaupun , siabang tetap ceria dan tak bisa diam sebagai ibu aku was was juga . Dan setelah dua hari dirumah sakit barulah mereda , namun subhanallah begitu reda panas dan diarenya ternyata abang langsung duduk . Oalah baaaang kata eyang putrinya , mamaku , kamu tuh sakit mau bisa duduk toh. Katanya haru , biasaaa mau ngentengin badan kata mama . Ketika itu kusampaikan ke dokter , dokter bilang , walau mau pinter tapi sakit ini jangan diabaikan . Banyak loh yang tidak tertolong katanya . Aku mengiyakan juga dalam hatiku .

Abang memang bayiku yang cerdas , cepat dan banyak sekali kepintarannya , sebelum sakit juga setiap kuberdirikan diatas pahaku , dia pasti melonjak lonjak kesenangan. Dan seperti protes saat kutidurkan kembali . “ Kaya uget uget kata adikku waktu itu . Dan seperti biasa aktivitasku kembali berlanjut , dan abangpun kubawa .

Jelang 8 bulan , aku merasakan mual mual tidak waras , aku ingat , aku juga belum haid sejak lahirnya abang , dan setelah nifas juga aku sudah melayani ayahnya pula bila malam . Aku curiga karena si abang juga seakan tidak mau menyusui susuku lagi . Mulai rewel bila malam , tapi tidak mau kususui . Ayahnya khawatir berat abang turun terus , karena makan belum mau , masuk sedikit seringnya dimuntahkan kembali . Aku diam diam melakukan test pack , uji kehamilan sendiri , benar saja positif , dan saat ku periksa ke dokter Rudi , usianya sudah 2 minggu , dokter memang melarangku KB mengingat aku lama sekali untuk mendapatkan sulungku ini . Pantas saja abang tidak mau menyusui , perasaannya peka , bahwa susunya sudah jadi milik adiknya . Alhamdulillah mau kuberi susu tambahan , dan minumnya sangat kuat sekali , paling doyan rasa coklat . Sehari bisa sampai 7 botol ukuran 200 ml . Kadang kuselingi jus tomat yang kujuicer , dan dia sangat menyukai .

Walau sedang mengandung adiknya , aku tetap tidak melupakan abang yang memang sedang tumbuh kembangnya , untung ada seorang khodimat yang mau telaten membantuku dan menjaga abang saat aku repot . Kuingat saat abang rewel tidak mau tidur , dengan sepeda dan memegang botol dot susunya dia telaten mengajak abang berkeliling sampai susunya habis dan tertidur .

Saat usianya 8 bulan lewat , abang sempat panas . . . ayahnya sempat memasang Exousfan agar udara kamar tidak terlalu panas . Aku yang saat itu tidak tau , menutup seluruh badannya rapat rapat dari tutup kepala sampai kaus kaki , setelah tertidur aku taruh dikamar dan kutinggal sebentar ke kamar mandi . Sempat ayahnya mengajak bicara sambil nonton TV , tapi perasaanku tidak enak , aku coba menengok abang di kamar , masyaallah !!! anakku sedang kejang kejang dengan matanya terlihat hanya putihnya saja , aku menangis histeris memanggil ayahnya . Ayaaah….. abang kataku teriak tanpa sadar . Aku tidak tau saat itu tindakan apa yang harus kulakukan , segera kami bawa ke rumah sakit terdekat yaitu RS Santosa yang mau ke arah Duren Jaya . Saat itu memang badannya sudah mulai menyusut sejak tidak menyusui lagi , ditambah geraknya seakan tidak mau diam dan cenderung lincah . merangkak kesana kemari . Namun suster seakan susah menemukan tempat untuk memasang infuse ditangannya . Kami yang saat itu menungguinya , sempat marah kepada suster yang seolah menyepelekan pemasangan infuse , dalam artian , sempat sempatnya bercanda dengan sesama suster saat memasang infuse , padahal anakku sangat kesakitan . Tidak sabar oleh ayahnya , abang dipindahkan ke Rumah sakitnya dahulu yaitu Mitra Keluarga Bekasi Barat. Barulah disitu kami tenang , karena bisa tertangani , dan abang bisa istirahat dengan tenang walau dengan infuse yang terpasang ditangannnya .

Hingga 3 hari belum juga ketahuan sakitnya apa , dokter selalu berkilah masih diobservasi . Ah obsevasi kok lama sekali . Aku sudah mulai tidak nyaman , terlebih dengan keadaanku yang sedang hamil 1 bulan , sering mual dan ingin istirahat dirumah.

Aku memaksa pulang abang akhirnya , apalagi panasnya sudah turun. Terpaksa kutanda tangani surat yang menyatakan bertanggung jawab bila ada apa apa karena tidak mau dirawat lebih lama . Bismillah kataku dalam hati , setelah konsultasi dengan ayahnya . Dan sekali lagi aku mengakui kata kata mamaku , setiap sakit pasti mau nambah kepintaran , walaupun caranya menakutkan dan jangan disepelekan. Kenapa kukatakan seperti itu , ternyata abang mulai belajar berdiri dan merambat aaaaaaah abang , sungguh bikin ibu takut . Giginya pun mulai tumbuh dan mulai belajar memanggi mbuu ayaaah katanya , 3 kepintaran sekaligus gigi , bicara dan berjalan . Namun bila sakit dan panas aku mulai berjaga jaga , dari tukang urut yang biasa mengurutku mengatakan agar jangan dipakaikan baju tebal bila panas , dan dikompres dengan air hangat . Mulai kuturuti , dan Alhamdulillah mulai berkurang walau tetap menggunakan paracetamol obat dokter saat panas dan konsultasi kemana mana , umumnya mengatakan biasanya sampai umur 5-6 tahun akan berkurang dengan sendirinya . Namun bila kejang jangan didiamkan sampai lebih dari 10-15 menit karena akan memakan otak dan menimbulkan kerusakan / idiot . Hingga ku dapat ilmu tambahan sebagai ibu yaitu dari istri teman suamiku , yang mengatakan , bila kejang harus ditekan jempol kakinya sampai si bayi merasa kesakitan dan menangis , itu lebih baik berarti kesadarannya mulai muncul . Bila giginya rapat maka harus kutahan dengan kain atau sesuatu agar tidak melukai lidah/ mulutnya jangan sendok / sesuatu yang logam .



Anehnya adik nya nomer 1 Abang Luthfi Ramadhan juga mengalami hal yang sama . Aku dulu belum mengetahui bila paracetamol yang diberikan dokter itu berdosis tinggi sehingga bila panas tinggi kurang mempan . Hingga suatu waktu ayahnya mengalami kebangkrutan saat krismon dan keluar dari pekerjaannya , saat itu aku sedang mengandung anak ke 3 . Keuangan kami yang sulit dan kami habis habisan , justru menimbulkan hikmah baru untukku . Karena ketiadaan biaya , bila anak anak sakit aku hanya memberinya bodreksin kecil yang rasanya manis kepada ke duanya dan memberi minum hangat sebagai ganti susunya yang tidak lagi terbeli . Begitu juga dengan si bayi yang tidak sempat aku imunisasi sama sekali , namun ajaibnya , sejak kecil hingga usia 15 tahun belum pernah kedokter atau dirawat . Bila panas cepat cepat kuberi bodreksin separuh yang kugerus . Ketika giginya mulai tumbuh dan panas segera kuberikan anak sumeng yang mudah dibeli di warung dan terjangkau . Kebetulan mereka lahir dalam waktu yang berdekatan . ya sulung lahir Juni 1995 , tengah Januari 1997 dan Bungsu Muhammad Malik Hussein Februari 1999, lahir ditengah keprihatinan dan saat Raja Hussen Jordania wafat, Itu kenapa dia kuberi nama itu . Jadi dalam 4 tahun anakku 3 orang lahir berdekatan jaraknya .

Ketika usia mereka 2 hingga 2,5 tahun kuajarkan minum tablet antagin atau parameks separuh berjaga jaga agar tidak panas tinggi . Lalu kubiasakan minum air hangat juga . Alhamdulillah justru mereka lebih sehat dan jarang sakit hingga kini . Hingga kini mereka dewasa , jarang mereka berobat , pernah dirawat sekali itupun karena Demam berdarah . Ya mungkin karena keterbatasan biaya sehingga dokter minded terpaksa hilang dari pikiran kami . Dan ketika kami terpaksa berurusan dengan rumah sakit kembali secara intensif , itu saat kepala keluarga kami sakit parah yaitu diabetes yang kemudian merembet ke ginjal hingga harus cuci darah . Dan menjelang 5 bulan suami wafat kami sampai 8 kali bolak balik kerumah sakit dan ruang ICU. Itu sudah sangat membuat kami trauma dan memberi kesadaran kami betapa pentingnya arti sebuah sehat .

Sebelum ayahnya meninggal kami sekeluarga mengalami obesitas yang sangat berat , kecuali sang ayah yang justru tambah kurus . Pola makan yang ditanamkan yaitu makan malam ke anak anakku , karena ayahnya sering makan tapi tidak gemuk , padahal kebalikan sekali dengan anakku . Begitu juga denganku , karena aku sering mengajar privat dari rumah kerumah , sering disuguhi makan malam oleh orang tua juga minuman manis , aku sering tidak enak bila menolak , padahal itu fatal untukku .


Aku beratnya hampir 100 kg saat suamiku meninggal , sulung 106 kg saat masuk kuliah setengah tahun sebelumnya , tengah 97 kg dan bungsu 105 kg . Sungguh mengkhawatirkan , dan aku mulai menyadari jika tidak segera kuubah pola pikir dan hidup sehat maka yang terjadi entahlah kedepan. Sejak itu selama 2 tahun hingga kini , begitu banyak yang kami lakukan agar berat badan kami turun . Berusaha tanpa biaya , dari mulai OCD , banyak minum air putih dan mengurangi makan nasi . Berat memang , tapi kami semua saling mendukung , Alhamdulillah mulai terasa , bungsu kini sudah 85 karena posturnya tinggi jadi sangat terlihat sekali susutnya . Tengah juga begitu hampir 17 kg turunnya , aku sendiri juga begitu sudah menuju ke 80 an , tapi karena aku tidak tinggi , masih terlihat seksi , walau baju baju sudah mulai longgar kupakai dan banyak yang kukecilkan . Abang sulung sempat 85 an tapi kini naik lagi jadi 90 an , alasannya sekarang mulai semester 5 menjelang 6 tidak lagi bisa bekerja freelance , karena dengan 24 sks senin sampai sabtu harus kuliah dan hingga malam harus bergadang menyelesaikan tugas tugasnya sehingga sering lapar . Aku terus dan tak henti mengingatkan , apalagi saat pulang awal Desember kemarin dia lihat adik adiknya mulai bagus badannya , aku ingatkan , ayoo abang mau kapan turun lagi jangan nambah terus dong nak , kamu sendiri nanti yang kesulitan kataku .

Ya dahulu kami sering kesulitan mencari baju rumah , seragam sekolah hingga baju pergi untuk ketiganya karena ukurannya susah , begitu juga saat naik mobil keluarga seringnya menghabiskan banyak tempat wkwkwkwk . . .aaaaah semoga kebiasaan baik dan sehat ini bisa terus kulatih hingga berat badan ideal kami tercapai semua amiiiin . Yang jelas sudah kulewati masa kritis kesehatan membesarkan ketiga anakku . Saat bayiku panas , banyak pengalaman dan pembelajaran berharga yang itu jadi ilmu untuk merawat anak- anakku . Mereka kini tumbuh dewasa dan sehat .

( Tengah kini )
( Sulung kini )

Posting Komentar

0 Komentar