Siapa yang Tidak Profesional ? . . .



Awalnya aku hanya sekedar mencari SD tempat aku akan mengabdi sebagai bentuk pertanggung jawaban sertifikasi yang pemerintah sudah berikan untukku. Setelah aku merasa di 2 sekolah dasar swasta besar aku merasa kurang pas .


Banyak pilihan alhamdulillah tapi aku berusaha mencari yang tetap 1 kecamatan supaya aku tidak harus pindah mutasi data. Ribet pikirku, tahu sendiri kabupaten tempatku seperti apa mengurusi masalah administrasi guru masih kocar kacir . Temanku di tempat dulu mengajar yang sudah memiliki sekolah di Setu menawarkanku untuk mengisi eskul matematika dulu , baru tahun ajaran depan ketika muridnya sudah ada yang kelas 5 dia akan menempatkanku. Tapi tempatnya cukup jauh, ya sementara aku pertimbangkan dulu.


Aku mencoba keseorang teman yang dulu kami sama sama kepala sekolah, kami memang hanya kenal sekilas. Dalam satu gugus hanya kami berdua yang swasta. Melamar ke SD Negri satu hal yang mustahil, krn guru honornya. Saja membludak. Akhirnya aku mencoba melamar disekolah nya sebut saja namanya Ummi begitu semua orang memanggilnya. Dikenal juga sebagai guru majlis taklim. Aku tidak pernah tau bagaimana keadaan sekolahnya, tapi yang kutau katanya ada anak yatimnya. Karena aku memang tidak pernah mau usil dengan urusan orang lain. Nah kini aku jadi tahu karena aku membutuhkannya utk tempat terdekat selain SMK tempat lain ku mengabdi.


Awalnya aku hanya melamar menjadi guru matematika, karena disitu cuma baru 4 kelas paling aku pegang kelas 3-4 lah kan 1-2 guru tematik atau guru kelas pikirku. Tapi karena dia tahu aku mantan Kepala Sekolah dia tidak mau , mulanya aku disuruh jadi wakasek kesiswaannya . Aku sih menolak karena aku masih mengajar freelance di SD Al Azhar jadi nanti setelah resign baru dech pikirku. Dan aku juga sudah menjadi guru di sebuah SMK dekat rumah juga .


Tapi kemudian aku dipanggil lagi yang ke dua kali menjadi kepala Sekolah , waduuuuh cepat amat yaaa. Aku minta waktu diskusi dengan suami. Suamiku sih menyerahkannya padaku, apalagi karena aku tak perlu mengajar dan aku masih boleh di SMK dengan gaji yang tetap ada . Akhirnya dengan berat tapi diuntungkan aku menerima tanggung jawab itu , beratnya karena aku yakin pasti menjadi kepsek itu berat , untungnya aku tetap bisa mengajar di SMK jadi gajiku dobel ha ha. Saat itu tgl 19 Juni belum menghadapi penerimaan raport. Aku segera menyelesaikan segala urusan kegiatan akhir tahun dan menyiapkan program untuk tahun ajaran depan yaitu 2012-2013.


Semuanya berjalan dengan lancar, sampai menjelang masuk tahun baru ajaran setelah kulaksanakan raker. Aku sempat jatuh dari motor karena aku tidak melihat lubang saat pulang mengawas ujian mahasiswa di Cijantung dan memberikan les kepada 3 ponakan kembarku di Pekopen. Ya aku memang mempunyai kakak angkat disitu, dimana aku sudah menganggap seperti kakakku sendiri. Dia mempunyai anak kembar 3. Yaitu 1 laki laki dan 2 perempuan artinya sekali lahir langsung 3 , saat ini mereka mulai duduk dikelas 3 SMA dan minta aku untuk membantunya menyiapkan pelajaran matematika. Rata rata matematika mereka lemah.


Walau aku jatuh , dan belum boleh bawa motor sendiri , aku tetap bertugas dengan diantar anak anak laki lakiku. Sebagai bentuk komitmen dan pertanggung jawaban. Janjinya saat itu adalah aku diberi kebebasan untuk mengambil langkah terbaik bagi sekolahnya . Dan aku mulai mengurai masalah, mendata ketahanan sekolah, kelemahan dan sebagainya berdasarkan ilmu manajemen SDM yang kuambil di S-2 ku UMJ. Aku coba terapkan dan menganalisa sebelum mengambil keputusan dan membuat program yang terbaik dengan segala fasilitas terbatas yang sekolah ini miliki. Aku harus berlari cepat . Namun baru sebulan aku menjalani , baru kusadari keganjilan demi keganjilan . Dari soal guru yang semua baru ( kecuali 1-2 guru ) , juga soal keuangan yang tidak transparant .


Begitu juga soal pendataan siswanya , berkali kali umi minta aku mengurus agar mendapat dana BOS dari Pemerintah , segera kusikapi , anehnya UPTD tempat kami bernaung terutama para pengawasnya menyarankan aku untuk mundur dan mencari sekolah SD lainnya . Ketika kutanya detil , mereka menghindar . Baru setelah kudesak salah satu pengawas diantaranya , itupun melalui pendekatan pribadi , barulah kutahu .


Ternyata sekolah ini sudah pernah tutup sekali , dan muridnya pindahkan kebeberapa sekolah terdekat . Dan ternyata , umi selaku ketua yayasan dan memimpin sendiri sebagai kepala sekolah sebelum aku , selalu banyak berbohong . Dengan jumlah murid saat ini hampir 45 , dan kelas tertinggi kelas 4 yang jumlahnya hanya 4 orang semua selalu diakuinya yatim piatu . Padahal menurut dataku hanya 5 orang saja . Setiap mengurus administrasi sekolah seperti NISN , NIS dan lain lain tidak pernah mau mengeluarkan biaya seperakpun dengan alasan itu .


Padahal dengan gajiku yang hanya 800 ribu berarti aku yang harus membayar dong , padahalkan aku mencari kerjaan juga untuk mendapatkan tambahan keuangan dirumah tanggaku . Juga keganjilan lain adalah dengan gaji 400 ribu , guru guruku diminta untuk mengajar mulai jam 7 hingga pukul 16.00 tanpa makan siang . Sekolah selesai pukul 14.30 dan kami harus mengajar TPA baik siswa sekolah maupun siswa luar . Tetapi anehnya segala biaya SPP TPA kami tidak mendapat tambahan . Padahal orang tua membayar terpisah sebesar Rp 20.000 . Semua untuk yayasan . Ketika itu kutanyakan , malah marah katanya bukan urusan kepsek . Hadeeh .


Dari situlah aku mulai berfikir , pantas sekolah ini tidak pernah mau maju dan dimajukan . Pengelolaannya seperti pengajian . Tidak Ada keprofessionalan . Belum lagi kami setiap hari dicekoki umi dengan cerita guru guru sebelumnya dengan segala kejelekannya . Padahal kami tidak mengenal , sehingga kami risih karena kami guru , bukan tugas kami memberi contoh buruk . Dan beliau sebagai panutan masyarakat rasanya kurang pas jika justru mengajarkan keburukan disebuah lembaga yang namanya sekolah. Akhirnya pada akhir bulan kedua setelah gajian . Aku mundur baik baik . Namun itupun diputar balikan faktanya . Katanya aku dipecat . Surat pemecatan diberikan kepadaku diantar oleh penjaga sekolah kerumahku . Padahal saat itu aku sudah mengundurkan diri 2 minggu sebelumnya . Rekan rekan guru juga ternyata bersama sama ikut menyusul mengundurkan diri sebulan berikutnya . Padahal orang tua murid dan siswa sangat menyayangkan keadaan ini , rupanya ini sudah terjadi beberapa kali . Hampir setiap 1 semester sepaket guru selalu berganti . Karena iming iming awal ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.


Ibu tidak ada kami sangat ditekan sekali dengan peraturan yang aneh aneh, sabtu kami harus masuk untuk membersihkan kelas dan melakukan promo ke sekolah sekolah TK agar mendapat murid . Tapi kami tidak diberi transport . Belum lagi ibu dijelek jelekkan dimata kami .Padahal dari ibu kami mendapat pembelajaran mengenai kurikulum , silabus , RPP sekolah seperti apa . bagaimana memotivasi siswa dan mengajar dengan ketulusan. Ibu yang memperjuangkan kesejahteraan kami sebelumnya . Sekarang pada siapa kami berlindung bu , adu mereka beramai ramai datang kerumahku . Aku hanya tersenyum dan tetap menyemangati mereka serta mengarahkan untuk mencoba membuat lamaran kesekolah mana saja. "Jangan hitung berapa kali orang menyakiti dan meninggalkanmu , tapi berapa kali kamu menyakiti ALLAH tetapi Ia tdk pernah meninggalkanmu ". Begitu hiburku .


Ambil ini sebagai pengalaman berharga ,ditengah carut marutnya mindset pendidikan . Mereka pikir bikin sekolah gampang , tidak !!Gampang memang membuat gedung sekolah tetapi tidak mudah membangun SDM guru , siswa dan orang tua yang akan saling berkolaborasi yang justru itu alat promo gratisnya . Bila kita sukses membangun itu . Ibu doakan semoga tetap menjadi guru tangguh yang berhati cahaya yaa penuh ketulusan mengabdi ( Kukutip dari buku Omjay ) . Tetap profesional , walau sekolah dimanapun nanti kalian mengabdi tidak profesional . Karena Allah yang menjamin rejeki kita tutupku pungkas .

Griya Tambun , Agustus 2012 kuambil dari pengalaman seorang teman . Ditengah booming sekolah dan pendidikan , ada yang tersisa . . .ketidak siapan pemerintah merapihkan surat perijinan operasional pendirian sebuah sekolah swasta . .. Sudah siapkah . . membina guru guru agar menjadi SDM professional . .dengan seperangkat stake holdernya ? . .ini menyisakan tanya besar dalam carut marutnya pengelolaan pendidikan di Indonesia . . .

Posting Komentar

1 Komentar