Sudah Jangan Ganggu Aku !!. . . ( 2 )



Diambil dari : www.goriau.com

“ Abi ? tega sekali sama umi ? inikah balasan atas apa yang sudah kita lakukan bersama . Terimakasih bii . Kalau memang abi mau menikah lagi , bilang baik baik . Umi ngerti kok abi sudah bosan . Abi yang bilang , jujur untuk setiap waktu . Tapi apa ? abi sendiri yang melanggar . Untung Hafsah tidak bersama umi , bayangkan perasaannya . Menikahlah kalian , jangan berjinah “ Kataku dingin . Lalu aku memilih pulang kembali ke Jakarta . Padahal kami punya rencana , Hafsah lulus SMP aku akan mendampinginya nanti . Aku tahu libidonya Doni sangat tinggi .




Singkat cerita , aku merasakan kebekuan yang teramat sangat . Walau aku bisa memaafkan perbuatannya lewat mulutku . namun tidak dengan hatiku . Aku jatuh vrigid . Tidak pernah mampu melayaninya lagi . Walaupun , dia sudah menikahinya dan aku menerima untuk dipoligami . Nyatanya , hingga kemudian di tepat 15 tahun pernikahan kami , aku memilih mundur dalam hidup Doni . Rasa sakit yang kuterima terlalu dalam . Bahkan sudah menikahpun , Doni dikuasai istrinya yang baru . Aku sendiri memilih untuk melanjutkan kuliah S-1 ku di Bahasa Inggris , diusia yang tak lagi muda , 40 tahun . Tapi demi Hafsah anakku , aku lakukan aku tidak ingin dia menjadi korban atas ego orang tuanya . Hafsah memang aku sekolahkan dipondok . Biar kami memiliki tabungan anak sholeh kelak yang akan selalu mendoakan kami orang tuanya .


Setelah lulus S-1 ku dalam 1,5 tahun karena sebelumnya aku sudah D-3 , aku seperti kesetanan . Tidak pernah berhenti buang waktu . Alhamdulillah pekerjaan rasanya mudah kuraih , yang kuyakin atas ijinNya . Kepercayaan demi kepercayaan aku terima dan kulaksanakan dengan professional . Tidak sia sia ilmu pendidikan yang kuperoleh dan kuterapkan . Aku melarikan segala perasaan dan keinginanku untuk pekerjaan dan ibadah . Aku ambil segala hikmah , mungkin Allah cemburu padaku yang selama ini dirasa kurang mendekat padaNya. Allah rindu rintihan doaku seperti yang selalu kupanjatkan selama ini sejak gadis . Aku juga bersyukur diusia yang terlambat untuk memulai karir , Allah berikan jalanku .


Hafsah , bahkan keluarga besarku tidak pernah tahu bila aku dan Doni sudah bercerai resmi . Kujaga rapat dan perasaan Hafsah yang jangan sampai kehilangan figure ayahnya . Kukatakan ayah harus dinas luar kota sampai batas waktu yang belum ditentukan . Untungnya Hafsah anak yang sholihah. Walau cerdas dan sering menjebakku dengan pertanyaan polosnya , aku selalu mampu menghindarinya tanpa maksud berbohong . Maafkan umi hafsah , kelak bila waktunya kamu akan umi beritahu .


Hingga suatu kejadian yang aku yakin ini kehendaknya , Doni mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat kejadian . Saat itu Hafsah mulai kuliah semester 1 , di Semarang . Anehnya , mayat Doni justru dibawa kerumahku . Bukan istrinya , Segera ku beritahu semua keluarga besar Doni dan aku sendiri . Tidak ada yang memprotes akan kejadian ini . Rupanya , pihak kantor mendapati pengacara Doni yang diminta untuk mengurus perceraian kami dulu membuka surat wasiat yang sudah 1 tahun dibuatnya . Rupanya dia belum ikhlas melepaskanku sebagai istrinya . Terlebih kini dia baru tahu , bila justru istrinya sangat pemboros dan menghabiskan keuangan Doni dan mereka sudah pisah rumah hampir 5 bulan menjelang kematian Doni . Padahal istrinya juga bekerja . Ah itu urusan Doni , aku tak mau menggosip . Namun kagetku , justru semua harta peninggalan Doni dan rumah yang kutinggali ini justru jatuh ketanganku dan Hafsah . Maafkan aku abi , ternyata kamu masih sangat mencintai kami . Dan untungnya istri Doni menyadari dan tidak menuntut banyak . Karena ternyata dia sudah mendapatkan gantinya Doni . Hhhhh begitu mudahnya , kasian Doni batinku .
( Bersambung )

Posting Komentar

3 Komentar