MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA SETELAH UTS


JENIS JENIS TULISAN

KARANGAN DESKRIPSI

Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai ( mendengar, melihat, mencium, dan merasakan ) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Maksudnya, penulis ingin menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang kepada pembaca (Soeparno, 2004: 4.5 ).

Misalnya, suasana di kampus di sore atau di pagi hari setelah mahasiswa pulang kuliah atau mahasiswa bergegas, berlari-lari ingin cepat sampai di ruang kuliah, suasana di jalan raya sering macet, hiruk pikuk di kampus yang sedang membangun oleh gemuruhnya Sang Beko ditambah suara-suara deru mobil truk yang hilir mudik dapat dilukiskan di dalam karangan deskripsi menurut apa yang kita lihat dan kita dengar. Selain itu , sesuatu dapat dideskripsikan melalui apa yang kita rasakan, kita pikir, seperti rasa kasih sayang, kecewa, cemas,jengkel, haru, jijik, takut, khawatir,dan benci. Begitu pula, suasana yang timbul dari suatu peristiwa, misalnya keromantisan panorama pantai , kerinduan yang mengejolak, kegembiraan atau putus cinta. Pendeknya, karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan tujuan untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca.

dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga hal yakni

(1) kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk,
(2)kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan
wujud objek yang dideskripsikan,
(3) kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang katepatan dan keterhidupan deskripsi (Akhadiah,dkk.,!997).


KARANGAN NARASI

Karangan narasi menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya ( kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau serangkaian kejadian, sehingga pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita itu. Dengan demikian, karangan narasi hendak memenuhi keingin tahuan pembaca yang selalu bertanya “ Apa yang terjadi ?”

Contoh 1
Hj.Kuraesih, “35 Tahun Baca ‘PR’ tidak Bosan”
Lebih dari 35 tahun membaca Harian Umum Pikiran Rakyat, tapi ibu yang satu ini tidak pernah bosan. Selama itu ia tetap setia berlangganan “PR” dan tiap hari membaca Pikiran Rakyatdari halaman satu sampai halaman akhir, dari mulai berita sampai iklan-iklannya. Ketika ditemui Direktur Pemasaran PT PR Bandung H.Januar P.Ruswita, Rabu lalu di Purwakarta, Ibu Hj.Kuraesih atau lebih dikenal dipanggil Ibu Laksana, mengaku mulai berlangganan “OR” kira-kira tahun 1969 yaitu saat “PR”melakukan operasi pengembangan pasar di Kota Purwakarta. “Ibu masih ingat ketika itu posko operasi pengembangan “PR” bertempat di sebuah hotel di depan rumah. Jadi selama beberapa hari, ibu mendapat koran gratis. Karena tertarik membaca “PR”, ibu berlangganan dan bahkan terus ketagihan sehingga menjadi pelanggan tetap samapi bhari ini. Ibu tidak bosan baca “PR” selama 35 tahun,” katanya. (Ruhimat, Pikiran Rakyat :25 Maret 2006).

Contoh 2
Tanganku dia bimbing, kakiku berjalan dengan langkah cepat mengikutinya.Kami duduk di ruang tengah. Ada kursi-kursi di sana. Aku dimintanya duduk di sampingnya. “ Duduklah, cucu. Di samping kakek. Nah. Siapa nanamu?” Aku sebutkan namaku, sambil mataku melayang ke sekitar. Semuanya penuh bunga.Aku menatap wajah kakek, kerut-merut kulit tua. Aku sebutkan namaku, sambil mataku melayang ke sekitar. Semuanya penuh bunga. Aku menatap wajah kakek, kerut-merut kulit tua. Kataku: “Banyak sekali bunga, Kakek?”
“ O, ya banyak. Aku suka bunga-bunga.”
“ Belum pernah kulihat yang sebanyak ini, sebelumnya.”
“ Tentu saja. Kenapa tidak sejak dulu datang ke sini?”
“ Kenapa kakek tidak datang ke rumahku?”
Ia tertawa mengusap-usap kepalaku. “Pintar, ya. Kau sering memanjat pagar itu, bukan?”
“ Ya. Ternyata kakek mengetahui tingkahku. Siapa memberi tahu?”
“ Mataku, cucu.”
“ Hanya untuk melihat-lihat saja. Kek.”
Ia tertawa terguncang badannya. “Tentu saja aku tahu itu. Kau anak baik, cucu. Karena, mata batinku lebih tajam dari mata kepalaku.” ( Kuntowijoyo dalam Yoyo M.dkk. 1998: 119).

Setelah Anda membaca kedua contoh karangan narasi di atas, tentu Anda sudah dapat membedakan antara karangan narasi informasional dan karangan narasi artistik.

Contoh 1 bertujuan memberikan informasi. Olah karena itu, narasi jenis ini bersifat faktual dan secara esensial merupakan hasil pengamatan pengarang. Jadi, contoh 1 itu benar-benar menginformasikan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata . Sedangkan
Contoh 2 bersifat fiktif dan secara esensial merupakan hasil imajinasi pengarang dan mengisahkan suatu kehidupan yang hanya hidup dalam benak pengarang yang tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahan-bahan ciptaan pengarang itu ada dalam kehidupan nyata (faktual).
Untuk lebih jelasnya marilah Anda perhatikan perbedaan antara narasi informasional dan narasi artistik. Anda lihat ciri-cirinya yang dominan pada kedua macam karangan narasi berikut ini.

Narasi Informasional

1. memperluas pengetahuan
2. menyampaikan informasi faktual
mengenai suatu kejadian
3. didasarkan pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional.
4. bahasanya informatif dengan titik
berat pada pemakaian kata-kata denotative .

Narasi artistik
1. menyampaikan sesuatu makna atau
suatu amanat yang tersirat.
2. menimbulkan daya khayal.
3. penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
4. bahasanya figuratif dengan kata –kata konotatif ( Keraf, 1987).


Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa karangan narasi informasional atau narasi ekspositoris digunakan untuk karangan yang faktual seperti biografi, autobiografi, sejarah,atau proses cara melakukan sesuatu hal. Sedangkan karangan narasi artistik atau narasi sugentif digunakan untuk karangan imajinatif , misalnya cerpen, novel, roman atau drama.
Prinsip dasar narasi adalah alur, penokohan, latar, sudat pandang ,dan pemilihan detail peristiwa.

KARANGAN EKSPOSISI

Karangan eksposisi merupakan karangan yang mempunyai tujuan utama untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan itu terutama berupa:
(1) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar – benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu, misalnya komputer operasi pemogramannya, bagaimana suatu operasi diperkenalkan;
(2) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta, dan
 (3) mungkin juga tentang fakta seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi .
Seringkali eksposisi itu dususun pendek dan sederhana. Misalnya , petunjuk bagaimana menggunakan obat untuk penyakit-penyakit tertentu, atau di mana letak gedung Rektorat, gedung Gymnasium, Stadion dan lain-lain. Tetapi, tidak jarang karangan eksposisi yang panjang dan sukar banyak ditulis.Misalnya, menguraikan teori/gagasan baru tentang sesuatu. Namun, baik pendek,, maupun panjang, baik mudah maupun sukar, setiap eksposisi harus dipersiapkan dengan seksama dan optimal.
Contoh
TIPS MEREDAM AMARAH
Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad).
Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan Orang yang kuat bukanlah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).
Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:
1. Membaca Ta’awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya
akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau
tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan
mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi).

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN EKSPOSISI
Langkah yang dapat Anda tempuh dalam membuat karangan eksposisi sebagai
berikut:
(1) menentukan topik karangan,
(2) menentukan tujuan penulisan,
 (3) merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan sistematis.

KARANGAN ARGUMENTASI DAN PERSUASI

Karangan argumentasi dan persuasi ini sengaja dijadikan satu karena memiliki banyak persamaan. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak m embedakan kedua jenis karangan ini, sehingga penamaannya pun disebut argumentasi atau persuasi. Padahal, jika kita melihat dari segi karakteristiknya, kedua jenis karangan ini sebenarnya berbeda ,kendatipun perbedaannya sangat halus. Perbedaannya terletak pada fokus dan penekanannya.

Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan, penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. ( Suparno,dkk. 2004: 5.33). Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan , untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat , pendirian, atau gagasan.

Jenis - jenis karangan ilmiah seperti: skripsi, tesis, disertasi , makalah paper  ( seminar, symposium , lokakarya ) esai, dan naskah-naskah tuntutan pengadilan , pembelaan, pertanggungjawaban, atau surat keputusan , semuanya itu adalah paparan yang bercorak argumentasi.Setiap karya ilmiah mengunakan argumenargumen untuk meyakinkan atau memperhatikan kebenaran pendapat, gagasan, ide atau konsep mengenai sesuatu masalah kepada pembaca berdasarkan data, fenomena, atau fakta yang dikemukakan.

Jadi, kalau begitu apa yang dimaksud dengan argumen? Secara sederhana setiap argumen selalu menjelaskan sesuatu pertalian antara dua pernyataan atau asersi (assertion) yang biasanya diurutkan.Asersi pertama merupakan alasan.(reason).bagi asersi kedua. Misalnya, jika kita berkata:” Biasanya tes matakuliah sintaksis sangat sulit, karena itu saya harus mempersiapkannya sungguhsungsuh minggu ini”. Sebenarnya Anda telah membuat argumen. Kalimat Anda ituterdiri atas dua  pernyataan atau asersi. Pernyataan pertama “ tes matakuliah sintaksis sulit” dan parnyataan kedua”karena itu harus belajar /memepersiapkanya sungguh-sungguh.” Pernyataan kedua ini merupakan simpulan dari pernyataan pertama.
Contoh
PERAN BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Oleh Widodo Hs
Memasuki era kesejagatan (globalisasi) Indonesia harus berhadapan dengan era teknologi dan informasi yang berdampak pada timbulnya masalah –masalah baru. Oleh sebab itu, dalam menghadapi masa depan itu Indonesia turut serta menggantungkan harapan pada perkembangan teknologi dan informasi global yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.pada masa depan itu akan terjadi perubahan-perbahan sebagai hasil adanya evolusi yang meliputi :

(1) evolusi pendidikan,
(2) evolusi tyeknologi,
(3) evolusi pengetahuan,
(4) evolusi demografis,
(5) evolusi dalam kebangkitan hal-hal yang tidak terduga.( Wurianto,2002: 233 ).
Kelima evolusi tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan atau eksistensi suatu bangsa yang salah satunya pada aspek kebahasaannya.
…………………………………………………………………………………………….
Dikutip dari buku Kongres Bahasa Indonesia VIII Oktober 2003

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ARGUMENTASI
Pada dasarnya penyusunan karangan argumentasi tidak jauh berbeda dengan karangan eksposisi. Sebagai pegangan Anda langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. tentukan dulu tema/ topik;
2. tentukan tujuan penulisan untuk meyakinkan pembaca;
3. susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan;
4. cari fakta, data, informasi, serta bukti yang sesuai dengan kerangka argumentasi
Anda; caranya kumpulkan fakta dankesaksian dari orang yang mempunyai kredibilitas tinggi karena akhli dalam bidang yang akan Anda tulis dan dia mempunyai otoritas;
5. dapat pula melakukan penelitian lapangan berulang-ulang untu kmemperoleh data yang mantap dan tidak meragukan;
6. melakukan wawancara dengan berbagai narasumber dan responden;
7. membaca buku-buku yang berisi fakta yang Anda perlukan
8. teliti data yang telah terkumpul, yang betul-betul menunjang topik dan tuan argumentasi Anda ( seleksi dengan kritis, logis, banding-bandingkan dan hungkan fakta-fakta menjadi rangkaian pembuktian yang kuat.
9. fakta dari buku harus diteliti identirtas buku tersebut: judul, pengarang , halaman, taun, sumber kesaksian tuliskan dengan lengkap;
10. fakta dari pendapat orang harus ditulis ahli dibidang apa, berwewenang karena
tugas dan kedudukannya
11. meneliti fakta memerlukan ketajaman pikiran dan kemahiran agar memperoleh fakta yang betul-betul memperkuat argumentasi agar tidak dapat dibantah oleh siapa pun;
12. Kembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.

Karakteristik Persuasi
Setiap hari kita selalu melakukan komunikasi dengan siapa pun ,misalnya dalam kegiatan sosial. Adapun media yang digunakan untuk dapat saling berkomunikasi adalah bahasa. Dalam berkomunikasi tersebut sudah pasti kita mempunyai tujuan. Salah satu tujuan kita berkomunikasi adalah menyampaikan pengaruh kepada mitra wicara kita. Dengan kata lain, kita ingin mempengaruhi orang lain lewat bahasa. Bentuk tuturan atau karangan yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain adalah persuasi.
Jadi, karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajuk , atau pun berdaya-imbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untukmeyakini dan menuruti baik imbaun implisit maupun eksplisit yang dilontarkan olek penulis. Singkatnya, persussi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain melalui bahasa ( Suparno,dkk.2004:5.43).

Berdasarkan pengertian persuasi di atas, tentu Anda sudah bisa membedakan
persuasi dan argumentasi. Logika merupakan unsur primer dalam karangan argumentasi. Sebaliknya dalam karangan persuasi di samping logika, persaan juga memegang peranan penting. Keterlibata unsur logika dalam karangan persuasi itu menyebabkan persuasi sering menggunakan prinsip-prinsip argumentasi.Oleh karena itu, struktur karanga persuasi kadang-kadang sama dengan karangan argumentasi, tetapi diksinya berbeda.
Diksi karangan argumentasi mencari efek tanggapan penalaran. Sedangkan diksi karangan persuasi mencari efektanggapan emosional. Untuk memperjelas uraian di atas kaji kutipan berikut ini
Contoh
Pelanggan Oriflame Yang Terhormat Anda telah membuat pilihan yang tepat! Hai itu menunjukkan bahwa Anda memperhatikan perawatan tubuh Anda. Karena dengan menggunakan produk-produk
Oriflame yang berkualitas tinggi dan harganya terjangkau ini Anda akan terlihat lebih cantik alami. Katalog kami selalu dipenuhi oleh berbagai penawaran menarik dan produkproduk baru yang sangai sesuai bagi segala kebutuhan Anda. Di katalog ini saya hendak mempersembahkan rangkaian Body & Mind baru yang tidak menjadikan kulit Anda lebih halus berkilau saja, namun juga memberikan perasaan tenang yang belumpernah Anda alami sebelumnya.. Melengkapi rangkaian perawatan rambut Hair Solution, kami menghadirkan Anti Ageing Shampoo, Treatment Mask, dan Conditioner untuk membantu memberikan solusi terbaik bagi perwatan rambut Anda. Jangan lupa kami juga menghadirkan Milk and Honey Gold Liquid Handsoap berikut sisi ulangnya yang akan membersihkan tangan Anda sekaligus menjaganya tetap halus dan lembut.
TUGAS :
Carilah karangan Deskripsi , Narasi , eksposisi  , dan Karangan  Argumentasi-Persuasi,  yang terdapat dalam buku, media massa ,dan media Elektronik ( internet).

Narasumber : Modul 4 Bahasa Indonesia Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Ringkasan, Abstrak, dan Sintesis

Ketiga istilah di atas pada intinya merujuk pada pekerjaan yang sama, yaitummeringkas. Namun, masing-masing memiliki perbedaan yang harus dipahami agar tidak menimbulkan salah paham.
a. Ringkasan
Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di antaranya ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab sebuah buku. Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh penulis adalah menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang akan diringkas. Yang dimaksud dengan ‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh,
(2) keindahan gaya bahasa, dan
(3) penjelasan yang terperinci.
Sebuah ringkasan memiliki beberapa ciri.
Pertama, penulis haruslah mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis asli.
Kedua, penulis harus bersifat netral, dalam arti tidak memasukan pikiran, ide, maupun opininya ke dalam ringkasa yang dibuatnya.
Ketiga, ringkasan yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya pembuat singkasan. Dengan membaca teks asli secara berulang-ulang, menandai kalimat topic setiap paragraf, dan menghilangkan segala macam hiasan, penulis akan dapat membuat sebuah ringkasan yang baik


b. Abstrak

Abstrak adalah karangan ringkas berupa rangkuman. Istilah ini lazim digunakan dalam penulisan ilmiah. Oleh karena itu, abastark terikat dengan aturan penulisan ilmiah. Dalam sebuah abstrak setidaknya ada hal-hal berkut:
(1) latar belakang atau alasan atas topik yang dipilih,
(2) tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
(3) metode atau bahan yang digunakan dalam penelitian,
(4) keluaran atau kesimpulan atas penelitian.
Panjang-pendek sebuah abstrak amat ditentukan oleh tujuannya. Apabila abstrak tersebut ditulis untuk keperluan Jurnal, maka panjangnya antara 75 sampai dengan 100 kata, sedangkan untuk skripsi 200 sampai dengan 250 kata. Perhatikan contoh abstrak di bawah ini untuk keperluan jurnal.
Abstrak
Tradisi lisan Indonesia mengalami ancaman kepunahan karena berbagai sebab sehingga diperlukan usaha-usaha yang komprehensif untuk memeliharanya. Makalah ini akan membicarakan berbagai cara perekaman tradisi lisan di Provinsi Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua dan tantangan yang dihadapinya. Tujuannya adalah menjelaskan perlunya usaha inventarisasi sebagai tahap awal penyelamatan tradisi tersebut. Dengan metode observasi langsung yang ditunjang oleh kepustakaan, penelitian diharapkan mampu merekam secara akurat berbagai tradisi lisan yang ada dalam masyarakat Indonesia secara akurat. Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa kesepakatan umum dalam dunia ilmu bahwa abstrak ditulis bahasa Inggris. Misalnya, apabila sebuah artikel untuk jurnal atau skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia, maka abstraknya ditulis dalam bahasa Inggris.

c. Sintesis
Berbeda dengan ringkasan dan abstrak yang merupakan ringkasan atas satu sumber saja, sintesis dibuat atas beberapa sumber. Pada dasarnya sintesis adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di antaranya (Utorodewo dkk, 2004: 97):
(1) penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya,
(2) bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,
(3) sudut pandang penulis harus tajam,
(4) penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
(5) penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.


Narasumber : Modul Mata Kuliah Bahasa Indonesia Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi , Kemendikbud RI , 2013

Posting Komentar

0 Komentar