Diambil dari foto koran Sindo 28 Desember 2015
Pagi ini setelah hampir 2 jam menunggu bertemu HRD PT anu . . .untuk mengantar siswa kelas XI ku PKL ( praktek kerja lapangan ) diruang pak penjaga , aku dan ke 2 anak muridnya masih harus menunggu lagi hampir setengah jam di lobby kantor . . .hhhh Indonesia banget sih . Gini mau ngadepin MEA Masyarakat Ekonomi Asean gimana mungkin . Yang lebih kacau aku selalu mengajarkan siswa di kelas untuk tepat waktu , kenyataan dilapangan yang terjadi bikin siswaku sedikit ngedumel . Eeeech sabar mas namanya lagi diuji dimana kesabarannya . Tapi kelak kalau kamu jadi HRD atau pada posisi yang menentukan jangan buat orang menunggu lama yaa.
Apa hubungan nya dengan diatas ? Belum ada sih , aku lanjutkan ya . . .karena masih harus menunggu lagi di lobby itulah aku melirik koran yang terpajang gratis untuk dibaca . Koran Sindo , terpampang tulisan dan berita utamanya adalah dirjen yang mengundurkan diri karena merasa gagal mengatasi kemacetan saat cuti nasional bersama .
Tadi pagi memang sudah ramai dibicarakan oleh teman teman kompasianer di grup WA kompasianer yang kemarin diundang pergi ke istana untuk menyambung tali silaturahmi . Dirjen Perhubungan bapak Joko Sasono yang mengundurkan diri karena merasa gagal mengatasi kemacetan saat libur natal dan cuti bersama 3 hari kemarin .
Apa sih yang istimewa? Tidak ada yang salah kan dengan beliau ? Terlebih beliau seorang PNS pastilah hanya bicara mutasi ke . ...seperti biasa . Tentu akan lain bila itu yang bicara mundur adalah seorang mentri atau pejabat publik swasta terkenal . Hebat !! Aku pasti akan berkata itu .
Mundur dari jabatan di Indonesia itu masih merupakan barang langka dan masih harus dibudayakan . Yang ada sejak aku kecil merasakan , kalau sudah menjabat ya kalau belum berakhir masa jabatan walau tidak berprestasi atau melakukan kesalahan fatal , budek sajalah. Contoh lain adalah dunia pendidikan , aku masih ingat kepala sekolah baik di SD- SMP- SMA/SMK bisa ada yang sampai menjabat sampai lebih dari 10 tahun . Bahkan untuk mendapatkan posisinya adalah dengan berlomba lomba memberi amplop terbesar ke BKD bagian kepegawaian daerah .
Lihat saja , baru beberapa bulan sudah punya mobil dan dayang dayangnya banyak . Itu istilah orang orang kepercayaan pejabat tersebut . Bahkan sampai mutasi saja mereka ikut dibawa pindah . Mau tahu dayang dayang terbanyaknya ? Bisa ditebak pasti perempuan . Tidak aneh aroma perselingkuhan begitu kental melanda .
Kembali ke Dirjenhub yang mundur . Sebenarnya tidak penting beliau mundur . Toh kesalahan bukan mutlak milik beliau . Entah terinspirasi revolusi mental atau bukan , entahlah . Masih banyak instansi terkait yang berkepentingan menyebabkan penyumbang terbesar kemacetan . Bagian pengurusan surat ijin operasional yang amat mudah memberikan atau mengabulkan keluarnya surat ijin operasional tersebut bagi kendaraan mau angkot , bis atau yang lainnya itu layak ditatar . Tidak heran sekolah di STTD terutama di bagian DLLAJR itu laku peminatnya . Siapa yang tidak tahu , posisi basah luaaaaar biasa pastinya .
Atau bagian pekerjaan umum PU yang tidak selesai selesai membenahi jalan , di indonesia ini aneh sih . Kalau mau membongkar itu tidak koordinasi semua lini , walhasil biaya banyak disambut hamburkan saja yang penting ada proyek perbaikan . Hari ini bongkar jalan untuk PAM , besok bisa soal listrik PLN , besok lagi entahlah perbaikan saluran meybe . Pejalan kaki pun dizolimi haknya karena memang bagian bagian itu yang terlalu sering dibedah atau tempatnya jalan kaki habis diambil para pemotor yang menghindar macet pilih ambil trotoar . Belum lagi dijual untuk dipungli menjadi toko toko dijalan , atau parkir lumayan dan sebagianya . Boleh iris kalau tidak ada kemauan mau kapan Indonesia bisa ditertibkan ? .
Belum lagi bagian koordinasi lapangan kepolisian , contoh termudah , polisi hanya berjaga dan menetapkan titik macet pada waktu waktu tertentu saja . Selanjutnya ? Terserah anda pir mungkin itu kata pak polisi yang malas dan selalu punya zona nyaman . Waktu waktu lain kembali kebiasaan buruk menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarangan jalan mengikuti kemauan penumpang indonesia yang memang sudah tidak tertib dan tak mau ditertibkan .
Padahal penertiban melalui budaya antri itu bisa kalau mau dilaksanakan , contohnya di stasiun kereta api . Yang sukses menertibkan penumpang untuk membeli tiket masuk lokasi .why , ada apa dengan negri ini . Berani mengurai benang kusut permasalahan. , ogah ah capek , yang ada , dikeroyok orang yang sudah karatan kebiasaannya , atau malas menjadi contoh disiplin . Walhasil mundurnya pejabat dirjenhub nggak ngaruh tuh pikirku .
Kecuali , orang orang diatas pengambil kebijakan utama. Seperti mentri memberi contoh turun langsung , sudah maksimal mengkomando , bahkan memberikan reward bagi siapa yang berhasil atau meminta mundur bagi yang gagal . Berkoordinasi dan meloby semua pihak secara terus menerus , sampai mind set bahwa kemacetan ini tidak bisa terus menerus dibiarkan . Bahkan pungli pungli liar di jalan juga ikut ditertibkan . Percayalah , pasti ramai ramai berkata Berani mundur siapa takuuuuut !!!
Sudahkah? Atau tunggu pak presiden mereshuffle ? I dont know , we look see yaa .So pak mentri bagaimana tanggapan dan rencana anda mengurai benang merah kusut transportasi di Indonesia ini ? Masalah transportasi yang tidak ada habis habisnya ( Hanya dibicarakan dan menjadi retorika belaka) .
Griya Tambun ,28 Desember 2015
19 Komentar
elsa anggi apriliana
BalasHapuskelas XII.AP1
siti hadianti
BalasHapusXII AP 2
Dian Nugraha XII. AP 1
BalasHapusSafirah Razana
BalasHapusXII Ap 1
Safira Ramadhani XII AP 1
BalasHapusMeita Fauziati
BalasHapusXII AP 1
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSafira Ramadhani XII AP 1
BalasHapusSafirah Razana
BalasHapusXII Ap 1
M Rifqi Caesa
BalasHapusXII TKJ 1
M Rifqi Caesa
BalasHapusXII TKJ 1
Teguh Pratama
BalasHapusXII TKJ 3
Teguh Pratama
BalasHapusXII TKJ 3
Gilang Nurdiansyah
BalasHapusXII TKJ 3
Chriis Hartanto XII TKJ3
BalasHapusTaufiq Nasrullah
BalasHapusXII TKJ 3
rizky fahla p XII tkj 3
BalasHapusAwad
BalasHapusXII TKJ 3
natasya indriyani
BalasHapusXII tkj 3