Bukan Soal Jumlah , Tapi Kualitas Yang Utama Di TWC-5. . .

 


Bicara TWC Teacher Writing Camp adalah bicara pelatihan guru menulis yang sejak perjalanannya dari TWC 1 hingga ke 5 terus tumbuh berkembang . Dibidani oleh orang orang hebat seperti Omjay dan Yulef Dian dan kemudian dikembangkan bersama tim hebat seperti Namin AB Sholihin , Bhayu Sulistiawan  , dan Sudarma  . Dan aku senang sekali berada dalam tim hebat ini sebagai satu satunya perempuan yang bisa jadi apa saja melengkapi yang tak bisa dilakukan laki laki ( apa hayooo )  , menyemangati dan meramaikan dengan kehebohanku dalam berkicau untuk memandu acara ini selama 3 hari 2 malam .

Tiap tahun terus berkembang dan tumbuh dengan menggandeng KSGN Komunitas Sejuta Guru Ngeblog , walau baru 1 juta,  cita cita yang akan dicapai oleh komunitas ini diharapkan bisa menjadi virus yang menyebar dengan cepat ke penjuru Nusantara . Keinginan agar para pendidik bisa mewarnai dan mau mengembangkan kompetensi menulis dan membacanya sebagai pelengkap bagi prasyarat professionalitas dibidang pendidikan dan menghasilkan siswa siswi yang cukup berkompeten juga . Paling tidak menanamkan literasi ( gerakan membaca dan menulis  dimulai dari gurunya sendiri sebagai suri tauladan )  .

Aku sangat bersemangat sekali melihat partisipasi peserta dari daerah diseluruh Indonesia maupun Jabodetabek . Dimana kami selalu mengambil jadwal dipenghujung tahun dan itu adalah waktu libur setelah UAS ganjil . Namun para guru yang mau berubah dan menjadi berbeda dengan guru yang lain , dengan semangatnya hadir di Wisma UNJ tempat kami bermarkas dan berlatih setiap tahunnya . Bukan hanya sekedar menjadi guru yang hanya berlalu namun menjadi guru yang akan menorehkan jejak sejarah profesi mengajarnya hingga memancar keseluruh dunia .

Menulis itu kata bang Ahmad Fuadi penulis novel terkenal Negri 5 Menara bagaikan karpet merah yang akan membawa siapapun untuk terbang meraih impiannya . Menulis juga menjadi sarana untuk berbagi , sharing dan menyebarkan buah pikiran yang positif . Menulis buatku adalah obat jiwa , meredam segala emosi jiwa yang tidak terarah untuk dapat tunduk pada penulisan yang santun dan dapat mengangkasa membelah pikiran pikiran orang . Menjadi pelaku sejarah kehidupan kita sendiri melalui menulis  , karena tulisan itu lebih kuat dari pada peluru bahkan lebih cepat dari busur panah sekalipun . Karena tulisan tidak akan pernah usang dan akan menjangkau jaman yang berbeda sekalipun .

Bahagianya itu . . .walau modal minimal namun semangat yang kami dapat sangat maksimal , mampu menularkan semangat berbagi dan kejujuran kepada para penulis penulis buku terkenal , narasumber yang berkompeten , seperti Imam Suwandi dari MetroTV yang mengangkat citizen Journalisme atau Selfie journalism , yang akan memberikan kesempatan untuk mereportase kepentingan public tanpa harus menjadi jurnalis terlebih dahulu . Atau  Bang Onno W Purbo  dengan Digital book atau Elearning Moodlenya yang terkenal . dan masih banyak lagi . Semua itu menjadi pemicu dan pemacu semangat peserta yang memang tidak pernah banyak , tetapi kualitas dan  motivasiya  terus berkembang dari tahun ketahun .

Dan aku yakin sepulang dari pelatihan ini , akan berusaha mencapai cita citanya paling tidak menerbitkan bukunya sendiri . Karena untuk kali ini luar bisanya masing masing menulis 8 halaman minimal untuk kemudian disatukan dalam buku keroyokan alumni TWC 5 ini dan diharap bisa jadi dalam waktu maksimal pertengahan januari 2016 nanti . Terlebih masing masing sudah secara spontan untuk mengeluarkan biaya pembuatan 1 buku minimal per peserta  .  Berharap  ada yang menjadi pembicara di TWC berikutnya , atau menjadi pembicara yang akan terus menyebarkan semangat menulis melalui blog pribadi guru masing masing didaerahnya . Contoh nyatanya adalah seperti bang Namin AB Sholihin produk dari TWC 3 , Bang Iwan Sumantri produk dari TWC 4  . . .entah di TWC 6 akan ada hasil produk dari TWC 5 nantinya .

Eits jangan Tanya aku dulu yaa, paling tidak semangatnya sudah kurasakan loh . Bahagianya bersama di TWC itu ya ini , semangat dan energy itu terus dipompa dan diisi lagi dan lagi dari tahun ke tahun . Aku ingat kok , saat TWC 4 tulisan ku di blog hanya 47 an , tapiiii Desember 2015 ini penutup tahun aku sudah melesat dengan 270 tulisan sekitar 18 sampai 20 tulisan . Walau belum setiap hari . Prinsipku adalah mengasah dan menulis dengan hati . Kalau boleh mengutip kata pak Ukim adalah menulis sesuai dengan passion (yang kita senangi/ bisa ) itu akan lebih mengalir seperti air tulisannya  .


Griya Tambun , 29 Desember 2015 “ Terkenang semangat peserta TWC-5 yang luar biasa “

Posting Komentar

14 Komentar