Buang Egomu Wahai Ibu

kang Afgun

Pernahkah kita berfikir wahai wanita? Setelah sekolah tinggi-tinggi, engkau hanya menjadi seorang istri yang mengabdi dan membesarkan anak-anakmu saja? Merasa tinggi dan gengsi saat membuang egomu karena harus terjun dan menanggalkan semua kebanggaanmu saat berumah tangga

Menjadi seorang istri dalam sebuah rumah tangga, dan menjadi ibu dari anak-anakmu adalah sebuah kesempurnaan. Melengkapi kodratmu sebagai wanita. Karena sebagai wanita tidaklah dipungkiri, membutuhkan kasih sayang yang sempurna dan halal. Yaitu saat menjadi istri dari laki-laki yang menghalalkan kita melalui pernikahan yang sah.  Setelah itu, saat Allah memberikan amanah dalam rumah tangga kita, anak-anak yang akan kau besarkan menjadi generasi-generasi qur’ani.

Itulah kesempurnaan kita sebagai wanita, melengkapi kodratmu. Suami yang siap menjadi imammu, anak-anak yang akan menjadi ladang amalmu menumpahkan segala bimbingan dan pendidikan yang akan mengantar mereka menjadi generasi emas dalam beribadah. Bukan hanya cukup dengan melahirkan saja, tetapi pendidikan setelahnya. Sudahkah wahai ibu? Menyiapkan dirimu?

Buanglah pikiran  betapa tingginya ilmu yang sudah kita raih melalui pendidikan tinggi. Ilmu yang dituntut sebelum menjadi ibh tidak,  hanya berguna untuk bekerja di masa depan. Bisa menjadi bekal seorang ibu yang baik untuk anak-anakmu  Karena ibu adalah guru pertama dan guru utama bagi anak-anaknya. Dan  untuk menjadi ibu yang baik, kamu juga perlu pengetahuan yang luas. Agar nantinya kamu dapat mengajari dan mendidik anakmu sebaik mungkin.

Siapa yang tidak bangga saat dia memiliki seorang ibu yang berwawasan luas dan berpendidikan tinggi. Anakmu akan lebih bangga lagi karena dapat terlahir dari rahim seorang ibu sepertimu. Ilmu tidak pernah sia-sia. Bukan hanya anakmu saja yang bangga akan dirimu. Tapi suami pun juga akan bangga karena mendapatkan istri yang berwawasan luas. Menjadi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan suamimu. Karena orang yang memiliki wawasan luas biasanya akan mudah menempatkan diri dalam sebuah perkumpulan.

Jadi buanglah egomu secepat mungkin, sebelum engkau menyesali diri sebagai istri dan ibu nantinya. Ilmu itu pasti akan mengangkat derajat seseorang. Dengan ilmu, seseorang akan lebih dihargai. Kamu pun akan lebih dihargai oleh keluargamu sendiri maupun keluarga suamimu. Pendidikan tetaplah hal yang penting. Meskipun akhirnya kamu hanya menjadi ibu rumah tangga. Gelar ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Jadi banggalah dan jadilah ibu rumah tangga terbaik bagi keluargamu tercinta.

Keluarga yang dibangun dengan ego, hanya menjadi rumah saja bukan baiti jannati (rumahku surgaku).  Alhasil, cuaca rumah tangga menjadi muram. Rumah hanya menjadi rumah tidak jadi rumah tangga lagi. Tidak ada keceriaan, kehidupan dan manis dan kelembutan lagi. Semuanya bungkam. Ya, rumah hanya sebuah bangungan yang didirikan dari bahan batu, kayu dan semen. Sementara rumah tangga dibina dengan kasih sayang, cinta dan sikap saling menghormati.

Tidak ada rindu yang menanti suami ketika pulang dari bekerja. Tidak ada kasih yang hendak dicurahkan oleh suami kepada isteri yang menanti di rumah. Anak-anak tak lagi memiki kegairahan hidup. Karena hanya mendapati hati seorang ibu yang keras dan angkuh karena merasa lebih tinggi dan lebih baik dari siapapun termasuk suamimu. Padahal anak-anak membutuhkanmu sebagai telaga kasih yang takkan pernah habis memenuhi dahaga mereka sebagai anakmu.  Ingat ego, ingat Allah wahai ibu. Karena ego hanya akan menghalangi kesempurnaan ibadahmu pada keluarga.

So? Mari kita buang ego kita sebagai ibu, menjadi telaga kasih bagi anggota keluarga kita yang takkan pernah habis. 

Posting Komentar

5 Komentar

  1. Adem banget baca tulisannya. Baru tadi sempat terbesit mengenai ini. Alhamdulillah Allah kasih jalan baca tulisan mba Julie. Sukaaa...

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mengingatkan Mba Julie..Memang berperang melawan ego itu tidak mudah. Tapi jika menjalani kodrat sebagai ibu diniatkan sebagai ibadah tentu segalanya akan lebih indah.

    BalasHapus
  3. Inspiratif, semoga kita semua dapat membuang ego kita jauh-jauh.

    BalasHapus
  4. Makasih sharingnya Mbak Julie. Saya pernah punya ego besar sebagai Ibu sampai akhirnya "mengalah" memilih bekerja di rumah.

    BalasHapus
  5. Sungguh mulia seorang ibu bs membuang egonya. Bagus sharingnya mb

    BalasHapus