Pengorbanan itu Adalah Saat Memaafkan dan Melepaskan Amarah

Image result for gambar memaafkan.pixabay
harakatuna.com


Siswaku yang satu ini masih saja belum puas. Padahal pelajaran sudah berakhir sekian menit yang lalu. Dipepetnya terus, sampai aku terhalang keluar meja.
"Mis, cobalah mis dengarkan aku. Aku minta pendapat deh."
"Pendapat yang mana mas?" Tanyaku lembut tapi tegas.
"Itu kejadian di kantin kemarin pas 16 Agustus kemarin itu loh. Masa mis pura-pura lupa. Kan mis yang ngusir kami semua dari kantin. Aku tuh ga salah mis." Masih membela diri. 

Akhirnya aku duduk kembali di bangku guru. Kupandangi wajah muda yang rasanya belum puas melampiaskan amarahnya. Kudengarkan sampai dia selesai bicara. Teman-teman sekelasnya semua ikut membela. Aku memang hanya Walas bayangan bagi mereka. Tapi, aku tahu mereka berharap aku memahami jagoan kecil ini yang, kemudaannya kadang menggoda. 

"Abangku sampai DM dia loh mis saking keselnya." Katanya bangga mendapat pembelaan.
"Soalnya aku langsung dikeplak mis kepalaku,  saat itu juga" aku senyum lagi.
"Eh habis ini kalian pelajarannya siapa?" Tanyaku mencoba mengalihkan dunia curhat mereka sementara, usilku keluar juga.
"Mis maaah, sebentar aja mis kasih saran akuh" si jagoan ini mulai gemas gimanaaaa padaku hihihi.
"Eh kamu puasa nggak mas hari ini tanyaku?"
"Aelah miiiis jawab kenapa sih"
"Iya mis sedang mendengar anakku. . ." Senyum termanis masih kuberikan mumpung ready stok.
"Trus kesimpulannya? Aku nggak salah kan mis?" 

#bersambung
#edisiiduladha

Posting Komentar

0 Komentar