INDONESIA HARUS MENJADI MACAN ASIA KEMBALI





Rasanya nggak seru kalau Pemilu yang lima tahun sekali pestanya demokrasi ini kita nggak menikmati dan berkontribusi, ya, Mak. Apalagi sebagai guru yang sudah hampir tiga puluh tahun ini berkecimpung di dunia pendidikan, mulai dari kurikulum sebelum 1999, KBK, KTSP, kurtilas, sampai kurtilas Revisi terakhir ini. Rasanya belum pernah khatam deh kayaknya belajar Alquran.

Kesukaan membaca atau bahasa kerennya literasi, rupanya punya dampak besar dalam kehidupan sehari-hari seorang ms Juli. Baik literasi dunia nyata maupun dunia Maya, melalui media sosial. Pengalaman lima tahun menjadi sekretaris DPD PAN kabupaten Bekasi pada tahun 2000-2005 juga memberi bekal tambahan buatku yang memang suka berorganisasi sejak kecil.

Mengajar adalah passion yang sudah mendarah daging dalam tubuh dan pikiran ini, itu kenapa walau senang organisasinya tapi hati ms lebih suka di dunia pendidikan saja. Sementara politik dan organisasi lebih suka dikerjakan di hari Sabtu-Minggu saja. Porsi besar tentu ditempati dengan kesukaan akan organisasi saja, sementara untuk politik hanya untuk wawasan dan bahan diskusi dengan suami atau lainnya. 

Untuk Pemilu 2019 kali ini, ms Juli sangat antusias sekali. Kenapa? Karena sepertinya begitu banyak kegalauan sosial yang ms rasakan, baik sebagai Emak-emak atau sebagai pendidik. Bukan menyerang sebagai pribadi atau personalnya ya, tetapi kegelisahan nasional yang dirasakan bangsa saat ini sebenarnya mewakili galaunya ms Juli akan nasib bangsa ke depan. Mulai dari kurtilas yang arahnya tidak jelas, listrik, BBM yang terus manjat manja, kemacetan total di tengah teriknya suasana yang bikin situasi jadi panaaaas penuh esmosi.

Ketidak tegasan, pergaulan yang semakin limbung kehilangan arah karakter pendidikan yang tidak jelas, sementara ulama yang dirindukan sebagai figur malah dikriminalisasi ketegasan dan kewibawaannya. Terkadang, ms Juli merindukan sosok pemimpin yang tegas, dan mengayomi bangsa untuk menenangkan.

Pemimpin itu nggak perlu cerdas dan kaya, tapi yang bisa meleader, memimpin, dan mengajak bangsa pada kepastian hidup ke depan yang tentram, aman, dan terlindungi. Tegas kepada bangsa lain yang seakan menguasai negeri ini, kepada koruptor, kepada sesuatu yang ingin menguasai kedaulatan bangsa, tapi lembut kepada rakyatnya dan mengayomi melindungi.

Jujur, sosok itu sudah kurasakan pada seorang Bapak Prabowo. Jargon beliau di 2014 yang ingin menjadikan Indonesia menjadi macan Asia. Itu bukanlah impian, tapi keyakinan yang pasti bisa diraih bila kita mampu mengelola bangsa ini dengan SDM-nya yang sangat mumpuni.  Sebagai lulusan IPB yang dekat dengan lingkungan pertanian dan peternakan, saya melihat banyak lulusan sekolah pertanian yang belum tersalur dengan benar. Dan saya lihat pak Prabowo juga seperti pak Suharto presiden ke-2 RI yang amat dekat dengan itu, apalagi beliau ketua HKTI (Himpunan Kerukunan tani Indonesia) 

Karena negara kita itu mampu sebenarnya, dan sebagian besar hidup dalam area itu. 
Australia yang negaranya kecil saja mampu mengapa kita tidak. Mereka bangga jadi negara pertanian, mengapa kita tidak? Malah mengimpor sesuatu yang seharusnya di negara kita berlimpah tapi tidak dikelola dengan maksimal.

Pernah ada usulan agar insinyur pertanian atau peternakan di PNS kan agar mereka fokus dan mengembangkan lebih baik lagi. Bukan sebagai pengurus atau ongkang-ongkang kaki yang tinggal terima laporannya. Tetapi, langsung sebagai petani dan peternaknya yang kita amanahi untuk mengembangkan daerahnya untuk bisa sejajar dengan Australia. Seorang sahabat di sana itu PNS dari pertanian, setelah krismon lalu hancur sebagai kontraktor. Lalu beliau bersama istrinya yang juga sahabatku berangkat untuk mengadu nasib, Alhamdulillah kini sudah punya rumah sendiri di sana dan PNS di usia yang tak lagi muda, karena pemerintah melihat kesungguhannya di bidang pertanian.

Itu kenapa aku memiliki harapan besar kepada bapak Prabowo. Begitu juga Bang Sandi Sholahudin Uno dengan jiwa muda milenialnya, aku bangga sekali dengan perjuangannya. Bukan sebagai anak konglomerat Uno, tetapi karena pengusahanya. Indonesia membutuhkan jiwa-jiwa muda untuk membawa negara ini ke kancah persaingan sehat yang milenia sesuai perkembangan zaman. Kesalehan beliau juga menjadi salah satu figur yang kuidolakan.

Tak salah jika semua orang kita melihat harapan-harapan itu pada Paslon 02 ini. Kegelisahan dan keinginan yang sama menyatukan, cita-cita ke depan. Bangsa ini terlalu hebat untuk dikecilkan, dan diabaikan. Bangsa ini punya potensi besar, yang apabila dikelola dengan benar dan pemimpin yang amanah, tegas, dan berwibawa di mata dunia, bisa menjadi MACAN ASIA minimal. Bung Karno sudah membuktikan, pak Soeharto juga sudah menunjukkan, lepas beliau berkuasa puluhan tahun dengan segala kelemahannya. Namun, saya menjadi saksi hidup bagaimana dulu kita negara swasembada beras, karena KELOMPENCAPIR tempat petani dan peternak dikelola dengan baik.

Dulu negara-negara lain yang belajar ke kita, untuk mempelajari banyak hal, apalagi beliau dari TNI, sangat dihormati dan disegani dunia. Prabowo sebagai bagian dari TNI yang dikirim sebagai pasukan GARUDA, diminta membantu perselisihan dan perang negara-negara lain yang bertikai. Bentuk negara kita disegani dan ringan tangan, aktif dalam perdamaian dunia.

Kini? Entahlah. . .terlambat sedikit lagi habis dicaplok negara-negara musuh dalam selimut. Bahkan kita membuka pintu sebesar-besarnya, sementara bangsa kita sendiri dalam kesusahan. Hutang yang semakin mencekik, menambah rendahnya kewibawaan kita di mata DUNIA.

Untuk itu ms Juli punya semangat lagi kali ini, semoga Allah meridhoi, harapan seluruh rakyat Indonesia yang tercermin dari tujuh bulan kampanye 02 Prabowo Sandi yang didukung oleh Emak-emak militan di seluruh Indonesia, ulama-ulama yang berijtimakaum muda milenial, dan masih banyak lagi mereka yang menginginkan PERUBAHAN. Hampir semua titik selalu penuh dengan rakyat yang tulus tanpa dibayar datang dan meletakkan harapan itu. Pakaian putih sebagai tanda ketulusan rakyat yang dengan kesadaran dan biaya sendiri tanpa diminta selalu menyemut di setiap sosialisasi kampanye Prabowo Sandi. 

Sering merinding sendiri, jika melihat foto-foto tanpa editan, video, atau acara-acara di TV menggambarkan itu semua. Tumpah dan Pecah suasananya, penuh dengan lautan manusia tanpa undangan, iming-iming uang, bahkan sembako. Namun, sebesar itupun, acaranya santun, tanpa joget musik. Hanyalah musik sabyan yang selalu mengingatkan akan asma Allah, doa-doa penuh pujian pada sang Maha. Seperti di GBK Senayan 7 April 2019 kemarin juga agama-agama lainpun berkumpul larut menjadi satu dalam kekusyukan doa dengan seluruh muslim. Tanpa takut diintimidasi. Usainya? Lokasi selalu bersih dalam 1,5 jam bergotong royong dan nol milyar pengeluaran dari Pemda DKI yang ketempatan.  karena kesadaran akan kebersihan dan kerapihan. Pokoknya sejuklah sebelum dan sesudahnya. TOP banget bukan? 





Bahkan kini banyak struktural daerah baik yang terang-terangan maupun sembunyi mulai menunjukkan dukungannya. Karena mereka juga merasakan kegelisahan yang sama dan menginginkan PEMBAHARUAN. AKAL SEHAT, lebih terdepan dibandingkan mereka yang selama ini hanya bersifat taklid buta semata, gemar menyebar HOAKS, buzzer militan tanpa literasi. 


INDONESIAKU, 17 April ini semoga menjadi saksi sejarah yang akan merubah nasib bangsa ini ke depan.

#PrabowoSandimenang
#2019gantipresiden
#akalsehat
#indonesiarindupembaharuan
#macanasia

Posting Komentar

20 Komentar

  1. InsyaAllah aku juga sudah mantap dengan pilihanku, Prabowo-Sandi. Tapi siapapun Presiden-nya nanti semoga merupakan putra bangsa terbaik yang sudah dipilih oleh rakyatnya. Semoga juga seluruh pendukung bisa berbesar dan hati dan mendukung pemimpin baru nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiiin yra inshaallah karena orang akal sehat pasti legowo yang penting jurdil

      Hapus
  2. Sekarang asas pemilu bukan luber lagi ya, karena r nya sudah tidak menjadi rahasia. Hihi... tapi aku pun sama mis insya Allah mantap milih Presiden baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap biar kita tidak dipandang sebelah mata lagi mbak

      Hapus
  3. Ini minggu tenang kan yaakk kwkwkw
    Jadi komentar saya: semoga Pemilu 2019 berjalan aman, damai dan lancar!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lancar mbak inshaallah, kalau di medsos bolehkan he he

      Hapus
  4. Mudah-mudahan Indonesia mendapatkan pemilih yang jujur, amanah dan memperhatikan rakyatnya, Aamiin

    BalasHapus
  5. wuih ada blog isinya kampanye hehe, tapi enggak apa sih setiap orang punya cara tersendiri untuk memilih presidennya siapa dan seperti apa meluapkannya, hehe. Kalau saya pilih siapa? pilih suami aja yang selalu ada untuk saya, *eaaaa *ngapa jadi gombal, wkwkwkw.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyalah mbak aku juga milih pak Umar suamiku sendiri wkwkwk

      Hapus
  6. Wah Miss Juli berbicara politis juga.

    Insya Allah siapapun yang terpilih menjadi presiden Semoga negara kita tetap Aman Adil makmur. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiiin harus ya mbak karena beliau milik rakyat seluruhnya

      Hapus
  7. Hihihi...berharap Indonesia akan menjadi lebih baik siapa pun presidennya. Ini Indonesiaku, Indonesia kita semua, dan selalu abngga menjadi warga negara Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess walau sering berkata Indonesia bangeeet, tapi aku bangga banget jadi Indonesia

      Hapus
  8. Hehe, lagi minggu tenang istiqomah enggak komen masalah paslon. #maafkan.
    Bismillah pemilu besok berjalan lancar dan damai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra kalau di Medsos boleh pastinya mbak he he

      Hapus
  9. Dulu saya pernah terang2an dukung paslon, sekarang keluarga dekat aja yg tahu, hehe. Sekarang saya bilangnya ke teman-teman: Insya Allah dua paslon kita adalah putra-putra terbaik bangsa yang sedang menjemput takdirnya.

    Siap mencoblos besok, siap ridha dengan hasilnya, dan siap untuk terus memperbaiki diri, keluarga, dan lingkungan. Berkah selalu Indonesiaku, aamiin

    BalasHapus
  10. Kalau saya yang penting tetep akur dan ga berantem, siapapun presidennya kita tetap indonesia

    BalasHapus