"Maaf ya mas, merepotkan" kataku dengan sedikit merintih kesakitan.
"Nggak apa-apa Bu, kasihan Ibu nggak tahu jalan pulang dan kaki sakit. Saya santai kok, Bu" Anak muda menjawab dengan santun.
"Nggak apa-apa Bu, kasihan Ibu nggak tahu jalan pulang dan kaki sakit. Saya santai kok, Bu" Anak muda menjawab dengan santun.
Aku bersyukur masih ada penolong baik di saat seperti ini. Sungguh kecelakaan ini tak kukehendaki. Qodarullah, Allah punya cerita mengapa aku dipertemukan dengan anak muda ini. Malam itu pukul 20.00 aku baru saja selesai mengisi bensin di POM setelah menghadiri acara workshop yang diadakan oleh Google Women Will.
Sebagai guru yang kini mengampu mata pelajaran PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan) di tempat terakhirku mengabdi kini, aku merasa materi workshop itu pas sekali dengan pelajaranku ini. Aku mencoba mengajak rekan kerjaku di sekolah pengampu mata pelajaran SBK (Seni Budaya dan Kesenian). Ternyata beliau merasa tertarik dan ingin ikut bersamaku, secara acaranya gratis.
Sempat mengalami kendala saat menuju lokasi, karena kereta di stasiun dekat sekolah kami ternyata datang lebih lambat dari jam ketentuan hadir. Padahal acara jam 14.00, sedangkan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12.15. Akhirnya kami mengejar ke stasiun besar Bekasi di Bulan-bulan namanya.
Alhamdulillah dapat juga naik kereta jam 13.30 walau menuju ke stasiun besar harus menempuh waktu satu jam. Sedangkan kami kami tidak membawa helm, terpaksa kami lewat jalan tikus atau yang tidak ada polisinya. Kereta sebenarnya cepat, hanya rekanku ini kartu keretanya terselip entah kemana, sehingga kami tiba terlambat di lokasi acara. Terpaksa sesi satu kami lewati.
Setelah menunggu dua jam Alhamdulillah bisa mengikuti sesi kedua, dan perjalanan menuju pulang ke Bekasi hampir dua jam. Jam 20 kurang kami sudah berada kembali di penitipan motor dekat stasiun Bekasi. Sayang, bensinku habis jadi terpaksa harus mengisi bensin dulu di POM.
Di sinilah cerita bermula, aku tertinggal rekanku yang lebih dulu berjalan di depanku. Padahal kami tadi sama-sama mengisi bensin. Namun sampai mataku lelah aku tak juga menemukan temanku dalam jarak satu km. Jam sudah menunjukkan 20.15 sementara aku tidak mengenal jalan tikus menuju pulang kembali. Tanpa helm, harus hati-hati. Sempat kubertanya terus sepanjang jalan.
Macet saat itu membuatku ingin menyalip pelan-pelan di antara mobil-mobil seperti yang selama ini kulakukan. Enaknya bawa motor itu kan bisa nyalib-nyalib sedikit. Saat itu kulihat dan kupikir jaraknya cukup untuk menyalip pelan-pelan. Pengalaman kecelakaan motor berkali-kali membuatku membawa motor paling tinggi 40 km/jam saja.
Dengan mantab aku membelokkan motorku dibelakang motor putih ini, namun, ternyata tiba-tiba mobil hitam dibelakangku merangsek cepat. Aku yang kaget tak mampu mengendalikan motorku, sehingga posisi motor terjepit di antara dua mobil. Moncong motorku menabrak belakang mobil putih dengan cepat dan membuat lukisan baret panjang, sementara kaki kananku menahan agar motor tidak jatuh ke kanan dimana banyak mobil melaju kencang.
Kalau tidak kuhentikan, mobil hitam yang menabrakku pasti sudah dikeroyok masyarakat yang sedang nongkrong di lokasi kecelakaan yang menimpaku. Tapi kularang, aku hanya meminta untuk menepikan motor dan tubuhku sambil menahan sakit kakiku. Lecet sedikit, tapi kakiku seperti keseleo dan trauma
32 Komentar
Syafakillah bun, Ya Allah semoga bisa segera pulih kembali dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Duh, hebat loh bun masih berani naik motor. saya mah enggak, hee.
BalasHapusAlhamdulillah alhamdulillah mbak terimakasih doanya
HapusDuh, rekannya nggak memperhatikan ya, kalau mb ketinggalan. Syukurlah ada anak muda yang baik hati. Semoga segera pulih ya mbak
BalasHapusTerimakasih banyak doanya dan atensinya
HapusTerimakasih banyak doanya dan atensinya
HapusYa Allah bun, hati-hati yaah. Semoga lekas sembuh. Alhamdulillah masih ada anak muda yg baik hati dan peduli ya bun.
BalasHapusSubhanallah terimakasih juga doa dan perhatiannya iya alhamdulillah banget
HapusSubhanallah terimakasih juga doa dan perhatiannya iya alhamdulillah banget
HapusYa ampuun Mis... Syukurlah masih dilindungi Allah swt. Semoga lekas pulih ya... Oya, tadi awalnya sempat mikir apa ini cerbung spt yang sudah2 tapi ceritanya kok seperti kehidupan riil mis Juli... Alhamdulillah ya masih ada org yg pedulu.
BalasHapusInshaallah inshaallah mbak Alhamdulillah Allah masih tolong ms Juli
HapusInshaallah inshaallah mbak Alhamdulillah Allah masih tolong ms Juli
HapusMiss aku bacanya deg-degan banget. Semoga lekas pulih kembali ya, alhamdulilah ketemu orang baik yang menolong
BalasHapusIyaaa alhamdulillah banget mbak Yashinta aammiin yra
HapusYa Allah... Semoga menjadi pelajaran buat kta semua agar selalu berhati hati di jalan. Karena kalau bukan kita yang jadi korban, bisa jadi kita jadi tersangka.. Bismillah.
BalasHapusIya terimakasih banyak mbaak alhamdulillah Alhamdulillah banget
HapusIya terimakasih banyak mbaak alhamdulillah Alhamdulillah banget
HapusSelalu appreciate dengan perempuan yang berani mengendarai motor, kalau aq nggak berani he he he
BalasHapusTerimakasih banget mbak Eva Alhamdulillah iyaa nggak ada pilihan
HapusSyukur alhamdulillah tidak sampai kenapa-kenapa ya, Miss. Efek tergesa-gesa dan mungkin khawatir juga Miss, jadi kitanya kurang tenang pas bawa motor.
BalasHapusBenar sejujurnya itu yang kurasakan mbak Damar mashaallah
HapusMasha Allah, Semoga segera baikan ya kak.
BalasHapusAamiin yra inshaallah inshaallah doanya mbak
HapusSyafakillah, Mis Juli. Alhamdulillah, masih dilindungi Allah Subhanahu wa ta'ala dan dipertemukan dengan orang baik.
BalasHapusAamiin yra terimakasih doanya mbak Haeriah inshaallah inshaallah terimakasih
HapusMiss, ini teh cerpen kan? Wah penasaran gimana kelanjutannya euy
BalasHapusMonggo silahkan baca kelanjutannya he he
HapusMbak ini cerpen atau cerita beneran? Kok jadi deg-degan bacanya.
BalasHapusSemoga hanya cerpen aja ya, Mbak.
Cerpen yang real mbakkuuh
HapusAduh mis... biasanya saya baca cerpen..Ini beneran kejadiannya? Ya Allah..semoga selalu dalam lingkungan Allah dimanapun mis juli berada. Kadang kita udah hati-hati pun ada saja yang kurang waspada berkendara. Fii amanillah mis😘
BalasHapusJazakallah mbak Alhamdulillah terimakasih doanya dan perhatiannya mbak Sita
HapusSyafakillah ya, Miss. Berkendara di malam hari apalagi kondisi lelah memang membutuhkan konsentrasi tinggi.
BalasHapusBener mbak Melina terimakasih
Hapus