SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha) Mempersiapkan Siswa Sebagai Pebisnis (3)


Di awal ketika penunjukan, saya berusaha berkolaborasi dengan guru-guru mapel PKK atau KWU yang sudah lebih dulu bahkan lebih lama mengajarnya. Lalu saya juga teringat dengan bapak Teguh selaku Ketua MGMP PKK Jawa Barat yang benar-benar teguh dengan komitmennya untuk menegakkan ekonomi umat.

Ms Juli meminta beliau untuk bisa dibantu disuport ketika memegang pelajaran yang dianggap siapapun mudah walau sesungguhnya berat di lapangan. Tanggung jawab bisa melahirkan siswa sebagai pebisnis, atau paling tidak memiliki mental pebisnis setelah lulus nanti sebagai alternatif tujuan kelulusan.

Bukan hanya sekedar mengajar dan memberi nilai saja. Pada dasarnya PKK tidak sama dengan SBK (Seni Budaya dan Kesenian) tapi bisa berkolaborasi dengan mapel ini. Jika di SBK anak yang penting mau membuat baik asal maupun yang serius. Perkara jelek atau bagus yang penting membuat, buat saya NO!

Di project Peluang Market yang saya wajibkan kepada kelompok kerja di kelas. Ms Juli meminta mereka mencari produk apa yang saat ini bisa menjadi peluang market mereka untuk menghasilkan uang, sesuai dengan keinginan atau passion mereka. Di awal tentu mereka masih bingung beberapa, laku saya ijinkan searhing ke google. Lalu saya sarankan untuk ATM yaitu Amati, Tiru, lalu Modifikasi. Nah modifikasi inilah yang mereka rembukkan untuk menjadi alasan mengapa harus membeli ke mereka? Apa kelebihan produk mereka?


Setelah itu, mereka saya minta untuk merancang kebutuhan keuangannya, membuat produknya di kelas, dibuatkan video tutorialnya produk mereka, diunggah ke YouTube dengan memberikan hastag spw, SMK Yadika 13, dan peluang market. Setelah produk jadi lalu ms Juli minta mereka mampu menjual sebagai chalenge.

Jika sampai ada yang PO untuk produksi selanjutnya, nilai siswa bisa lebih besar dari kelompok lainnya.
Untuk materi pelajaran di kelas, ms Juli mulai dengan menggali potensi diri jika mereka ingin menjadi pengusaha peluang produk atau jasa apa yang akan mereka ambil? Apa alasannya? 

Kemampuan apa yang mereka miliki untuk menunjang peluang tersebut. Ternyata, begitu ditugasi menuangkan apa yang ada di kepala siswa, begitu banyak ide-ide mereka yang muncul bahkan pengalaman bisnis yang pernah dan sudah berjalan dari bisns selama ini. 

Lalu saya buatkan Excel sebagai bank data. Begitu juga saat saya mengajarkan tentang PROFIL PEBISNS, mereka diminta untuk membuat draft pertanyaan untuk mewawancarai pebisnis sukses atau hebat yang ada di sekeliling siswa selama ini. Wawancara itu harus divideokan dan di-posting ke YouTube. Di sini sekali lagi ms Juli acungin jempol justru anak OTKP atau AP bagus-bagus video yang sudah dieditnya. Cara mereka pun unik dengan mencari pebisnis yang akan mereka wawancarai. Bahkan ada sebelumnya mereka tidak kenal, tapi menurut mereka sukses dan berhasil.

Materi lainnya adalah tentang reseller, Copywriting yang merupakan bagian dari bisnis online yang selama ini juga menjadi rebutan bagi para pebisnis dengan kemajuan teknologi. Praktiknya mereka harus membuat teks Copywriting dengan produk-produk yang saya berikan atau produk mereka sendiri dan di-posting di media sosial siswa masing-masing.

Di sini terlihat bagaimana mereka baru menyadari ternyata tidak mudah membuat sebuah teks edukasi produk dibandingkan jika mereka hanya menjadi hetters atau netizen yang tidak cerdas di media sosial. Melakukan hal yang positif apalagi untuk meningkatkan penjualan bisnis mereka tidak semudah yang mereka bayangkan.

Di sini mereka senang sekali bisa diberi kesempatan untuk melakukan hal ini, pembelajaran yang kalau sengaja ikut training online nya bayar berapa? Di sinilah saya sebagai guru, dituntut mampu terus meningkatkan gairah belajar mereka di mapel PKK. Agar hasilnya bukan bicara tentang nilai, tapi bagaimana saya bisa menduplikasi diri saya atau mengkaderisasi siswa agar bisa menjadi pejuang tangguh dalam bisnis. Setuju? Ada masukan lain sahabat? Untuk siswa?

#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day27

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sekarang emang musimnya entrepreneur, semua harus belajar pengusaha, keren ada sekolah kayak gini

    BalasHapus