Catatan Mis Juli (2)

Kisah sebelumnya:
https://misjulie.blogspot.com/2019/10/catatan-mis-juli-1.html?m=1

Sejak itu Ms Juli mulai merasakan gairah mengajar yang sangat menggebu. Merasa menemukan sesuatu atas rasa haus belajar selama ini yang sempat tertunda dan terkendala karena keterbatasan ekonomi. Kesempatan belajar ini tak pernah disia-siakan. Selalu penuh semangat.

Di tengah situasi ini pula Alhamdulillah NUPTK (nomor unik pendidik dan tenaga pendidik) dari dinas keluar sebagai SIM resmi pertama diakuinya Ms sebagai guru, rupanya ini pengakuan dari kepsek yang lama. Setelah berkonsultasi dengan pengawas UPTD dinas Tambun Selatan pak Nyoman, Ms Juli melanjutkan kuliah S-1 pendidikan Matematika. Dulu di IPB hanya sampai D-3 dan mendapat penempatan sebagai CPNS di SMPN 5 Kepahiang Bengkulu. Namun qodarullah Allah belum ijinkan berangkat lewat keluarga yang berat melepas kepergianku.

Kebetulan pak Nyoman pemilik Pokjar STKIP Kusumanegara di Setu. Lumayan jauh dan capek karena kuliahnya tiap hari Minggu. Mengorbankan waktu istirahat keluarga. Namun, Ms Juli jalankan demi masa depan dan anak-anak. Undang-undang guru dan dosen memberikan kesempatan kepada kami yang swasta untuk memperoleh Tunjangan Sertifikasi dengan syarat lulus S-1, memiliki NUPTK, dan masa pengabdian minimal 5 tahun.

Di sinilah mulai perjuangan lagi merintis karir di dunia pendidikan. Di tengah situasi sekolah yang saat itu peralihan dan mulai gunjang ganjing keributan keluarga besar yayasan pendidikan yang membawahi sekolah tempat ms Juli mengabdi. Boleh ya ms Juli cerita? Begitu banyak catatan perjalanan yang bisa ms tuliskan sebagai jejak perjalanan menorehkan pengabdian sebagai seorang guru.

Kisah Perjalanan Menjadi Guru Favorit

Sesungguhnya bukan impian menjadi guru, tapi tak juga alergi menjalani profesi ini. Setelah sempat melanglang buana dari guru privat, honor lepas di negri atau swasta, loncat ke dunia kesehatan dan sempat menjadi manajer supervisor dengan dua bulan berturut-turut menjadi top distributor. Akhirnya profesi gurulah yang bikin ms Juli nyaman menjalani.

Baru menyadari, setelah pulang dari merantau ke Semarang menetapkan dan memantapkan diri menjadi guru di tahun 2003. Selain krisis dan tidak ada pilihan terbaik untuk ms Juli. Merasa, . . .
Inilah profesi yang menghasilkan uang dan karir tanpa modal, tidak butuh banyak waktu, bisa sambil mengasuh anak. Karena di tengah keterbatasan, Allah titipkan di rahim ini 3 anak dalam waktu 4 tahun.

Namun karena harus mencari uang sendirian di keluarga ini, terpaksa harus meninggalkan ketiganya sendirian. Sedih? Iya pasti. Setiap mau berangkat ngajar ada air mata yang mengalir di sudut hati. Tapi ms Juli menguatkan ketiganya bahwa ini dilakukan demi mereka bertiga. Sedihnya saat itu Ms sampaikan sulung baru kelas 3 SD. Tapi ms percaya jika memberikan pengertian bisa menghasilkan kerjasama.

Jangan tanya perihnya saat salah satu sakit, menyiapkan obat, makanan, dan menguatkan adalah bagian rutin. Sambil melangitkan doa kepada Allah, menitipkan segala penjagaan, keselamatan, kesehatan, keamanan, perlindungan ketiga anak sholehku kepada Sang Maha Penjaga.

Alhamdulillah Allah berikan satu kemudahan di tengah kesulitan yang lain. Orangtua siswa yang memahami perhatianku sebagai guru. Kalau dulu sebagai guru kelas dengan 6 mata pelajaran yang harus dikuasai, membuat orangtua menitipkan anak-anak nya untuk memantapkan berhitungnya sama Ms.padahal rumah ms jauh masuk ke dalam dan nggak ada angkot.

Subhanallah Allah berikan yang ms butuhkan bukan diminta. Orangtua kelas lain ikutan dititipkan. Memang nggak enaknya harus siap menerima curhatan Emak-emak atau gosipannya. Senengnya, orangtua sangat peduli, dan suport segala urusan kelas dan ms sendiri. Padahal ms nggak pernah meminta. Atau tidak pernah meneruskan curhatan atau gosip ini kemana-mana, paling hanya bisa mendengar dan menampung saja.

Mereka juga paham perjuangan ms Juli membesarkan seorang diri, tapi tak pernah mengeluh. Hanya Allah gerakkan setiap lebaran tidak pernah membeli kue, karena bingkisan lebaran, atau oleh-oleh selalu berlimpah tanpa ms meminta. Kalau ditanya apa kuncinya? Nggak ada yang istimewa, hanya ms Juli cuma punya semangat dan berusaha menjadi guru dan komunikator yang baik antara ms, orangtua, siswa, juga sekolah.

Sama siswa bisa dekat, karena merasa mereka seperti anak-anak sendiri yang ms tinggal di rumah. Prinsip ms menyayangi mereka, berharap anak-anakku juga disayangi gurunya di sekolah, tetangga sebagaimana aku tulus menyayangi siswa. Pertama mengajar ms diamanahi kelas II SD. 
Tahu sendiri kaan? Anak kelas 1-2 SD itu masih anak mama umumnya.

Sejujurnya dari mengajar di kelas mulai tahun 90 sampai saat itu, ini adalah pengalaman pertama. Tapi, karena punya anak tiga dalam waktu berdekatan, bikin ms seperti dipinjami anak perempuan khususnya. Kalau anak laki, seakan mengingatkan pada anak sendiri di rumah. Percaya nggak, kebiasaan memandirikan anak di rumah juga berlaku di sekolah.

Banyak respon positif dan tak sedikit yang protes karena merasa anaknya masih kecil. Ms tahu, orangtua semua sayang tapi sayang untuk kapan? Sekarang atau nanti? Kan ms Juli nggak memperkerjakan anak di bawah umur, namun mengajarkan mereka bisa menyapu, mengepel, peduli satu sama lain, mengatasi temannya bermasalah dan sebagainya.

Alhamdulillah nggak butuh waktu lama, orangtua yang awalnya protes bisa mengerti bahkan malah berbalik mendukung. Karena siswa di kelas Ms Juli justru merasa nyaman dan bangga bisa melakukan apapun sendiri. Seolah nggak mau lagi dianggap anak kecil.

Wali murid yang awal mid dan semester satu mengambil raport sendirian, di kenaikan kelas bisa berdua dengan suami atau ayah siswa dan sebaliknya. Kok bisa gitu? Iyalah, mereka penasaran sosok ms Juli yang selalu mereka ceritakan setiap hari itu seperti apa sih? He he senengnya, ternyata ms Juli jadi sosok viral yang siswa ceritakan di rumah. Ssssst sampe ada orantua yang cemburu looh. Aish, ms Juli bukan mau mengambil peran. Tapi, hanya berusaha menjadi guru yang baik di kelas. Subhanallah . . .

Bukan mau pamer, cuma ingin berbagi kebahagiaan, jadi guru baru dua tahun tapi perhatian orangtua begitu berlimpah. Motor itu sampai penuh dengan bingkisan dari orangtua belum amplop yang ms Juli terima. Malu dan bersyukur, tapi kalau mau bilang ke temen-temen yang rezekinya sedang kurang nggak enak takut dibilang sombong. Ada perasaan juga nggak enak kalau diam disangka tidak peka dengan guru yang bukan wali kelas. 


Jujur saat itu nano-nano rasa yang ada di hati ini. Kalau mereka diam mungkin ms masih berusaha menjaga, tapi kalau yang ada disindir-sindir, dihoaks-in begini begitu, di situlah kadang ms mau nangis. Alhamdulillah kepala sekolah nggak pernah mempermasalahkan itu, malah sebagai tolok ukur, selama orangtua puas berarti sekolah ini akan semakin banyak menjadi incaran sekolah. 

Kepala sekolah yang saat itu Ms bilang keras dan arogan diam-diam meminta ms Juli untuk mengajar di kelas 6 karena guru yang ada begitu dibenci orangtua karena kasar omongannya. "Telek" adalah ucapan harian kasar yang kerap ditiru anak-anak. Tapi bapernya minta ampun, jika mendengar akan digantikan oleh guru yang lain. Kami lebih baik menghindar saja. 


Pernah teman ms Juli beda berapa bulan masuk nya dikerjai oleh ibu guru tersebut dengan dua temannya untuk mentraktir bakso kami sekantor. Kasihan, sudah gaji hanya 485.000 masih harus mentraktir bakso teman sekantor yang jumlahnya 25 an orang dengan TU dan satpam. Ugh rasanya ingin marah dan melampiaskan kemarahan ke mereka. Tapi kasihan nanti teman pasti dibuli.

Posting Komentar

18 Komentar

  1. Semangat ms... Memang tidak mudah menjadi seorang guru. Biar bagaimanapun tanggung jawabnya juga besar. Heran sih, ada juga oknum guru yang usilnya sampai begitu ya ms. Meminta traktiran padahal sudah tahu gaji yang diterima tidak seberapa.

    Anyway, mungkin teman guru ms bisa menganggap itu bagian dari sedekah. Semoga dimudahkan rizki kita ya, ms.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaammmiin yra mbak setidaknya pelajaran untuk kita tidak sewenang-wenang mbakkuh terimakasih sudah mampir

      Hapus
  2. Mbakkuh, semoga Allah selalu mudahkan lnhkahmu dalam menebar manfaat dan kebaikan. Aamiin...
    You're so special ��

    BalasHapus
  3. Salut nih membaca kisah perjuangannya ms juli. Apalagi baru sebentar mengajar sudah mendapat kepercayaan untuk memberi les siswa. Tidak semua orang tua mau memberi kepercayaan sebesar itu pada seorang guru.
    Semangat terus msjuli..saya juga bangga menjadi guru :)

    BalasHapus
  4. Wow...Ms Juli, salut perjuangannya. Alhamdulillah berbuah manis ya Ms sekarang. Jadi guru itu ada rasa bangga, bersyukur, terharu, senang...banyaklah pokoknya. Apalagi kalau muridnya sukses...

    BalasHapus
  5. Wah jadi inget ibu Aku, guru juga seperti Miss Juli, jadi tau banget bahwa jadi guru itu nggak mudah ternyata, apalagi kalo jadi wali kelas, tapi senangnya selalu diingat sama murid2nya bahkan setelah lulus pun masih sering silaturahmi, mungkin berkahnya disitu ya..smngat Miss mudah-mudahan apa yg Miss Juli berikan kepada murid2 bisa jadi jalan kebaikan & amal yg tiada putusnya aamiin

    BalasHapus
  6. Ya ampuun itu tega banget yang ngerjain ya mis. Btw, semangat Mis, semoga berkah profesinya dan membawa banyak kebaikan.

    BalasHapus
  7. Hasil akan berbanding lurus dengan perjuangan. Semoga Allah berkahi perjuangan Ms

    BalasHapus
  8. Mis ini ada bagian ketiganya kan, ya..Penasaran saya. Sungguh menarik kisah hidup Mis Juli ini. Indspiratif. Bisa jadi bahan buku soloini, lho

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah ya mis Julie, jadi guru sebagai ladang amal menceedaskan murid

    BalasHapus
  10. Semangat terus ya Ms Julie, setiap pengorbanan pasti ada buah yang bisa dinikmati, dan terbukti kan?

    BalasHapus
  11. Masyaallah perjuangan miss juli sungguh luar biasa. Saya salut banget dengan ms juli, semoga ALlah senantiasa berikan kesehatan dan rezeki yang berkah ya ms. Terima kasih sharingnya sangat memotivasi

    BalasHapus
  12. Masyaallah. panjang dan berliku miss. tapi kerja keras itu terbayar ya dengan prestasi yang sangat membanggakan.

    BalasHapus
  13. Perjuangan sekali ya, Mis. Tapi jelas tidak ada yang sia-sia kam, Mis. Ah, Mis Juli memang selalu keren.

    BalasHapus
  14. Perjuangan ya Miss lika liku menjadi guru yang patut digugu lan ditiru memang tidak mudah. Guru harus bisa mengajarkan value dan moral yang baik pada anak-anak didik... Tapi alha,mdulillah membuahkan hasil yaa Miss... Menjadi guru favorit yang disukai anak-anak bahkan orangtua. barokallah ya Miss

    BalasHapus
  15. Mm, waktu dapat NUPTK itu, posisi Miss bukan sebagai guru PNS, yaa? Postingan berikut bahas itu ya, Miss. Penasaran aku secara aku juga ngajar dari gadis sampai sekarang, tapi pindah-pindah mulu. Hehehe

    BalasHapus
  16. Masya Allah, jadi begitu kisah di balik mengajarnya Miss Juli. Sebelumnya ada banyak pengalaman bekerja dan akhirnya memilih mengajar. Jiwanya ada di mengajar pastinya ya, Miss. Alhamdulillah, pasti di balik kerja keras itu ada kisah indah dan bisa dituliskan seperti ini. Baarakallah :)

    BalasHapus
  17. Masyaa Allah, aku merinding membacanya, Miss. Tapi Allah itu memang Maha Adil ya, Dia langsung bayar tunai perjuangan,Miss. Semangat terus Miss Julie.

    BalasHapus