Nggak dipungkiri saat ini umat muslim rindu sekali dengan suasana syahdu menyambut hadirnya Ramadhan tiba. Terlebih dengan Pandemik nasional bahkan internasional kali ini, menghadirkan arti tersendiri kesyahduan lezatnya beriman. Menyadari, bahwa tidak ada daya upaya kekuatan yang mampu menggerakkan keadaan saat ini, kecuali atas kehendaknya.
Mashaallah, teringat mendekati ramadhan tiba, tetiba seluruh masyarakat dunia kembali tunduk sujud pada keagungan-Nya. Menghadirkan jiwa-jiwa religi penuh kerinduan akan masa-masa normal sebelum Pandemik. Hikmah yang begitu besar, dalam setiap diri manusia termasuk seorang ms Juli.
Sesungguh kita hanya mahluk tak berdaya dengan hanya diberikan virus kecil namun mematikan, hanya karena melanggar keteraturan dan keseimbangan bumi yang Allah berikan sebagai tempat ibadah. Nggak bisa kemana-mana, yang jauh tak boleh mendekat, dekatpun diwajibkan di rumah saja. Demi memutus mata rantai virus Covid-19.
Itu mengapa Ramadhan tiba itu disambut penuh haru dan sukacita bagi seluruh umat, tidak hanya kaum muslim saja. Berharap akan ada keajaiban di Ramadhan-Nya kali ini. Jawaban atas makna musibahnya yang luar biasa, namun penuh dengan pesan cinta positif darinya. Marhaban ya Ramadhan, ukhti.
#Tantanganmenulisramadhan
#joeraganartikel
#day1
#ramadhan
4 Komentar
Benar sekali Mbak. Ramadan kali ini berbeda. Bagi saya tetap saja bekerja sih. Hanya dg kekhawatiran yg lebih. Mudahan wabah segera berlalu ya
BalasHapusYuni rindu Ramadhan tanpa covid. Bismillah, ada atau nggak ada covid semoga kita tetap istiqomah dalam ibadah. Aamiin Ya Rabb.
BalasHapusRamadhan tahun ini memang berbeda dengan bulan suci tahun-tahun sebelumnya ya, Mbak. Banyak yang berbeda tetapi mendatangkan banyak hikmah juga
BalasHapusYa Allah, hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah, kami meminta pertolongan. Angkat lah segala virus dan penyakit dari bumi MU ya Rabb.
BalasHapusKami rindu Bumi kami yang dulu..
Aamiin