PRESTASI Vs SILATURAHMI

#Prestasi itu seiring dengan #silaturahmi? Setujukah manteman? Pertanyaan ini mengusik hati seorang ms juli. Ketika ada seorang teman, yang ms tahu banget seorang pembelajar dan supel. Perempuan tangguh, tetapi karena kejujuran dan idealisnya tidak semua menyukainya ketegasannya. Begitu juga dengan hubungan keluarganya yang saat dia jatuh terpuruk tak pernah berkunjung tapi setelah sukses keluarganya menyudutkannya sebagai orang pelit dan kurang bergaul dengan saudara. 

Tapi, dia sangat berprestasi, temannya di dunia Maya banyak sekali, begitu juga dengan koleganya di luar pekerjaannya. Tahunya dia orang yang sukses, berhasil di lingkungan kerjanya. Teman itu memang pandai menutupi kegundahannya. Nggak penting buat yang tidak suka. Dipikirkannya hanyalah yang suka saja dan mau silaturahmi dengannya tanpa syarat apa adanya. Bukan ada apanya. 

Nah ketika anaknya berkunjung ke saudaranya mengantarkan bingkisan sebagai hadiah, dibilang ibunya dan keluarga orang yang susah bersaudara, bagaimana sukses mau mendekat. Jadi? Ukuran sukses seperti apa? Abaikan kataku saat dia curhat sama ms Juli. Selama bukan kamu yang memutus silaturahmi, dan terus membuka persaudaraan dengan siapapun, kenapa takut? 

Anak-anak nya sangat mandiri, dan begitu mendukung ibu dan ayahnya dalam hal kedisiplinan juga kejujuran. Tipikal orang tua yang mengutamakan kekuatan di dalam. Kekompakan satu sama lain selalu terlihat, walau tak selalu harus dipamerkan atau diceritakan ...

Jangan salah kemesraan, kebersamaan yang terlalu sering dipamerkan belum tentu begitu di dalam. Seperti lebah saja, tak terlihat indah seperti kupu-kupu tetapi isi perutnya sangat bermanfaat. Padahal siapa yang nggak kenal dengan lebah? Diganggu saja sengatnya bisa mematikan nyawanya sendiri untuk membela diri. Tentu lebih baik inner beauty baik di dalam begitu juga luarnya, sempurna. 

Bukankah kesempurnaan hanya milik Allah semata manteman? Ketidak sempurnaan yang saling melengkapi menutupi kelemahan satu dengan lainnya dari kelebihannya. Itulah prestasi sesungguhnya. 

Seperti ukhuwah islamiah sesungguhnya, jika kaki merasakan sakit, kepala juga akan peka dan merasakan sakitnya. Bukan hanya sekedar wacana semata.

Btw kelas menulis sudah berakhir, Alhamdulillah. Walau bertemu di dunia Maya saja, doanya ada rezekinya kopdar ketemu langsung dengan alumni peserta yang terus menjalin ukhuwah. Terus menyambung #silaturahmi, menjemput #prestasi bersama, dengan saling berkabar. Aammmiin yra doanya doakan. 

CC: Anisah Salmah, Tri Wulandari, Nadya Safira Shinta Komala Dewi, Ludiyati Susi, Sri Ashari, Pupu Masitoh Indriani Kesoema Wardhani Estri Setyowati, Sisri Yasmin Ira Ratna Kresnawendah,  Hasna Lisany  

#kelasmenulisdarinol
#nurulamanahpublishing
#misjulimenorehkata

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Semoga persahabatan meskipun di dunia maya bisa menambah rasa takwa kepada Allah ya kak. Akupun begitu banyak teman dunia maya terasa sangat dekat dan satu sama lain. Semoga until the Jannah. Aamiin.

    BalasHapus