Sejujurnya, ini yang paling berat buat kita manusia, apalagi dengan kesibukan mengejar dunia yang tak henti, terlebih di 11 bulan sebelumnya. Namun, Allah kasih qiyamul lail-Nya di Ramadan kali ini, yang seharusnya menjadi bentuk rasa syukur dipertemukan kembali di saat yang lain tak memiliki lagi kesempatan😭. Tahun ini paling berat, ms Juli kehilangan banyak sahabat dan kerabat.
Jadi, tunggu apa lagi? Seberat apapun ... perjuangkan. Dengan tetap mengutamakan kewajiban ibadah wajib, tugas sebagai istri, ibu, dan janji tanggung jawab amanah yang akan dituntaskan. Ms Juli pikir sudah berkurang satu tanggung jawab negara, lebih bisa menata waktu. Nyatanya? Waktu rasanya seperti silet ... tajam jika tak bisa membagi dengan baik. Belum lagi keadaan fisik tak lagi bisa dibohongi, semangat boleh menggebu tapi nggak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi jangan patah semangat ah ... Yuk bisa yuuk, Bestieee.
Malam ini kembali menguatkan diri untuk menggebuk kesadaran, bekal pulang yang rasanya belum cukup kalau tidak boleh dibilang kurang. Dinginnya malam dan mata sepat, harus segera dikalahkan dengan niat dan air wudu untuk membuka ikatan syaithon di mata, hidung, dan telingaku. Itu yang pernah diajari Rosulullah Saw, melalui hadisnya. Syaithon terus menggoda untuk tidak bangun malam.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan tentang seorang lelaki yang tidur semalaman sampai waktu pagi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Laki-laki itu telah dikencingi setan pada kedua telinganya.’—atau beliau bersabda, ‘Pada telinganya—‘.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 3270 dan Muslim no 774]
MashaAllah, luar biasa. Padahal sering diberi kode dengan beberapa kali ke belakang untuk buang air kecil loh ms Juli. Tapi dinginnya air dan rasanya mata masih lengket banget buat melek, astaghfirullah. Ada yang sama nggak manteman? Kumenangiiis mengingatnya😭, coba kalau urusan dunia kuaaat halaaah.
Merasakan lezatnya tengah malam, merajut kata cinta pada Sang Ilahi Robbi, melantunkan zikir merayu-Nya menikung-Nya di sepertiga malam. Mengapa harus kalah dengan dunia yang tak akan pernah jadi bekal kelak dipanggil pulang, wahai Ms Juli? Memangnya dirimu bisa menjamin amalanmu cukup? Waktumu masih cukup untuk mengumpulkan amalan dan ibadah penuh pahala,sementara dosapun belum tentu bisa terhapus dengan perjalanan tahun-tahun sebelumnya? Umur kita kan umur cabutan bukan antrian. Muda bukan berarti belakangan, tua juga bukan jaminan harus duluan. Who know?
#day2
#TantanganMenulisRamadan
#NurulAmanahPublishing
#qiyamulaildantarawih
0 Komentar