Ramadan Terbaikku

Setiap memasuki Ramadan aku selalu bahagia, ada dorongan dan keinginan untuk bisa menyelesaikan satu bulan ini dengan menjadi yang terbaik yang kubisa. 

Bukan sekedar menahan lapar dan haus semata, tapi jiwa raga mempersembahkan perubahan maksimal dari keadaan 11 bulan sebelumnya. Bulan yang dinanti kehadirannya dan ditangisi kepergiannya olehku, selalu ada rasa bersalah apakah aku sudah maksimal atau belum mengisi Ramadan ini. Sebagai manusia yang banyak khilaf aku suka malu dengan Ramadan dari waktu ke waktu, membandingkan kualitasnya dalam setiap pertemuanku dengannya. 

Selalu by design, merencanakan yang terbaik yang ingin dan mampu kucapai, teraih. Namun kadang ego dan kewanitaan tak pernah utuh meraih kesempurnaan rencana. Kali ini sempat menangis saat kodrat itu datang, bukan menyesali tapi sayang dengan puasa yang sudah teraih dan keinginan khatam yang begitu menggebu kedua kali, serta takut tak bisa menggapai malam Lailatulqadar yang mulai kucegat di malam ganjil sepuluh hari kedua. Alhamdulillah masih Engkau berikan ya Allah, walau umur seharusnya sudah total. 

Tangisanku ini juga kesedihan kalau ternyata aku belum juga diberi amanah sebagai keinginan untuk menjadi teman sepiku menjemput hari tua. Abang-abangnya sudah besar, walau kesibukan banyak entah aku masih menginginkan si Kecil hadir dalam hidupku. Juga pengikat cinta kasihku dengan suamiku mas Umarulloh. Kelak siapapun yang akan mendahului meninggalkan dunia ini, ada jejak buah cinta kami. Tidak takutkah dengan umur yang sudah merambat? Tidak, aku sangat yakin mampu membesarkan anak lagi serta mendidiknya menjadi seorang Hafizh. Sulung dan adik-adiknya juga sangat merindukan itu, alhamdulillah. 

Dan rindu itu masih tertanam hingga kini dan nanti. Tapi duka itu nggak.boleh berlama-lama. Aku tahu Allah sangat sayang padaku dan suamiku, tentu akan mengabulkan permohonan dan doa-doa malamku. Hanya masalah waktu, kelak semua akan indah pada waktunya. Menyiapkan kelayakan hadiah itu akan diberikan. 

Alhamdulillah hanya 3 hari, pagi ini ms Juli bisa mandi besar dan kembali berpuasa dan mengejar segala ibadah serta kalamnya dengan penuh semangat. Mumpung belum mengajar di depan kelas lagi, banyak waktu yang bisa kuisi dengan banyak rencana kebaikan yang selama ini tertunda. Allahu akbar, wujudkan segalanya ya Allah. Engkaulah sebaik-baik permohonan dan doa-doa yang kurajut serta kukayuh setiap saat. Jangan biarkan Ramadan kali ini penuh dengan kesia-sian waktu. 

Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Ketika melewati waktu tanpa ibadah terbaik, karena begitu banyak nikmat yang sudah Allah berikan pada kita, dan tak pernah tahu sampai kapan kita akan tinggal di dunia ini. Bekal kita belum pernah cukup untuk dibawa pulang saat Allah meminta pulang ke haribaan-Nya. 

#day16
#TantanganMenulisRamadan
#NurulAmanahPublishing
#JoeraganArtikel

Posting Komentar

0 Komentar