Tambun Bekasi Kali ini Kebagian Hujan Es

Sebagai bagian dari ibu pekerja yang hanya memiliki waktu libur untuk beberes rumah, cuaca terang menjadi hal yang paling dirindukan. 

Hari.Sabtu dan Minggu kemarin cuaca amat sangatlah bersahabat kepada seorang Emak seperti ms Juli ini. Sejak Sabtu siang sepulang membagi raport membereskan rumah sampai hari Minggu. Baru kebagian waktu untuk bisa mencuci baju pada hari Minggu. 

Buat seorang Emak, matahari terik dan moncer adalah kebahagian tersendiri serta paling membahagiakan. Kenapa nggak? Kesempatan mencuci hanya seminggu sekali dua kali seminggu, apalagi sampai banyak yang turun cucian kotor tentu harus berseri-seri mencuci, mengharap mereka kering semua. Dengan cuaca pagi sampai sore ini mendukung sekali. Kasur, bantal yang harus dijemur menghindari lembab,  keset, baju-baju kotor yang harus dicuci, juga lap-lap kotor semua berebut dalam skala prioritas perhatian ms Juli. 

Dengan semangat 45 Ms Juli bolak-balik nyuci dibantu mesin cuci, alhamdulillah. Nggak terasa hampir 5 kali bolak balik dengan lap-lap kotor. Belum semua sih, tapi lumayan panasnya sangat mendukung. Saking senengnya sampai nyetatus bahagia, seperti ini
Namun, kebahagiaan ms Juli nggak boleh lama-lama, setelah ashar tiba-tiba mendung gelap menggelayut di awan. Lalu semua terjadi begitu cepat, diawali petir yang menyambar-nyambar nggak berhenti. Tiba-tiba hujan deras seakan air dituang saja dari atas langit. Suasanapun seakan mendukung dan kontras sekali dengan cuaca sebelumnya yang begitu cetar panasnya membahenol🤣🤣. 

Si bungsu cepat-cepat mengeluarkan motor nya sambil memakai jas hujan. Rupanya dia mengambil kesempatan untuk mencuci motor. Abang tengah, memarahinya karena membahayakan untuknya. Petir tak berhenti bersahutan saling silang. Akhirnya hanya motor nya yang bertahan di luar seakan minta mandi. Ms Juli sangat khawatir buat ayah Umar yang masih di kantor penerbitan kami, Nurul Amanah Publishing. Juga abang Sulung yang sedang menemani calon istrinya untuk berbelanja seserahan. Di grup  keluarga, tak bosan mengingatkan untuk tak berhenti berzikir mengingat rasanya gelaaap sekali. 

Tiba-tiba bungsu teriak, "Ibuu, hujan es batu. Baang lihat deh, .." 
Kami semua bergegas, keluar melihat fenomena alam di Kabupaten Bekasi wabil khusus di Tambun Selatan ini yang langka sekali. Kami dengan jelas nyata melihat butiran-butiran es batu seperti salju. Cerita sama Ayah Umar ditertawakan, katanya tinggal nambahin sirup saja buat berbuka. Dasaaar, maklum dia ada di kantor kami di Kota Bekasi mungkin nggak kebagian hujan es batu, he he. 

Sesungguhnya bukan es batu yang ms Juli pikirkan, tapi gelap dan petir yang terus bersahutan, tak berhenti sekejappun. Hampir satu jam lamanya, memikirkan yang di jalan dan nggak satu rumah. Namanya Emak, tetap saja Emak-emak bangeet. Khawatir itu pasti. Walaupun alhamdulillah semua aman-aman saja. Maklum sulung mau nikah setelah lebaran 30 April nanti ... kalau kenapa-napa gimana. Soalnya nikah nya jauuh di Medan, heuuu. 

Sempat ada yang tertawa dan menertawakan, katanya ms Juli bercanda. Contohnya ya itu si Ayah Umar. Nah dengan berita valid ini ms Juli jadi berani menulis lagi di sini. Kan nggak lucu kalau cuma kami serumah yang merasakan gitu. Sementara 
Bagian belahan daerah lain sesama Bekasi nggak kebagian cerita ini. Artinyaa, tidak merata. 
Sayang, bungsu tak sempat merekam karena takut juga dia kalau petir menyambar gadgetnya. Ini kali kedua kami melihat dan merasakan. Dulu tahun 2000 sempat merasakan saat berada di tempat penitipan motor di Bulak kapal Bekasi Timur. Saat kami harus berangkat mengunjungi ayah angkat kami dr Herman yang merupakan anggota DPRD Bekasi dari DPD PAN. MashaAllah di atas loteng atap yang terbuat dari seng berisik sekali bunyinya. Kalau kali ini di April 2023 rumah kami, es batu berbenturan dengan motor bungsu, klung, klung, klung, tak berhenti sambil ditingkahi petir yang sedemikian kencang. 

Banyak mobil di parkiran rumah warga,  semua alarmnya berbunyi berkali-kali. Dimatikan sebentar, kena petir sedemikian kencang alarm berbunyi lagi, sensitif sekali saking kencangnya.sungguh satu jam yang luar biasa sekali, tak henti bibir ini terus berzikir dan berdoa kepada sang Maha. Seraya berdoa: 
Doa Turun Hujan Lebat Dan Petir
Subhanalladzi yusabbihur ro'du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih.” 

Artinya: “Maha Suci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.”

Alhamdulillah pukul 17.00 lewat 15 menit hujanpun reda, dan langit mulai kembali terang. Terbayang, hanya dalam waktu tidak sampai 2 jam saja, rasanya seperti hampir kiamat. Bagaimana kalau seharian dari pagi sampai sore ... Lahaula wala kuwata billahil aliyyil adzim. 

#ramadanday12
#fenomenaalam
#hujanesbatudiTambunBekasi

Posting Komentar

0 Komentar