Catatan Mis Juli (5)



Kisah sebelumnya:

http://misjulie.blogspot.com/2019/10/catatan-ms-juli-4.html

MENJADI SAHABAT BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Ada cerita menarik yang pernah ms Juli rasakan saat mengajar di SD putradarna global school (PDGS). Dua tahun berturut-turut dititipin dan diamanahi anak berkebutuhan khusus. Apa sih pengalaman ms Juli sampai disuruh hendel anak berkebutuhan khusus? Memang punya keahlian apa?

Gini, aku kan punya anak 3 laki-laki yang lahir dalam empat tahun sekaligus tiga. Nah nggak ada yang tahu kan? Bagaimana beratnya membersamai mereka saat dalam krisis moneter, nggak ada dukungan, dan pegangan. Apalagi ketiganya sangat aktif, nggak bisa diem, ada saja polahnya.

Ms Juli nggak punya sesuatu yang harus dipelajari, dicontohi, hyperaktif kata dokter. Nah, aku banyak eksperimen sendiri sambil menyeimbangkan agama sebagai pembekalan. Alhamdulillah dalam kesempitan, kesendirian, ms bisa perlahan menangani anak-anak dengan mengajak berdiskusi mereka sejak kecil. Sejak di dalam kandungan sampai mereka lahirnya, memberi pengertian dan kesadaran.

Contoh saat di kandungan,
"Dek, ibu lagi sedih banget nggak bisa bawa kamu cek ke klinik. Maafin ibu ya, habis uang kita cuma cukup buat makan. Sabar ya, ibu percaya adek kuat, sehat, dan jadi anak yang ibu banggain"

Ini terus ms Juli ucapkan sampai dia umur 20 tahun kini, Alhamdulillah sehat, santun dan kuat. Padahal nggak sempet diimunisasi karena keterbatasan. Tapi sejak kecil hyperaktif ga bisa diam sampai kesiram air panas satu panci dan kakinya melembung kaya balon. Ya nggak kapok, yang penting barang-barang yang bahaya diamankan dari jangkauan. Itu trik ms Juli.

No dua juga gitu bibir hampir belah karena kena cutter heu, sulung kena knalpot walau sudah diingatkan jangan mendekat dan sebagainya. Sifat anak ingin tahu.

Nah dengan hanya modal megang anak sendiri lah, ms Juli berani menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Yang penting kuncinya adalah kerjasama dengan orangtua. Selama orangtuanya paham dan mau diajak komunikasi ms Juli nggak masalah. Ternyata kuncinya memang hanya itu kok.

Masih ingat namanya Azhali Chandra. Panggilannya ai, sibungsu dari tiga bersaudara, yang apa saja dipegang dia kalau nggak patah ya berantakan. Dijadikan ketua kelas anak perempuan pada dipukuli pantatnya. Begitu banyak aduan setiap hari. Tapi ms Juli tetep percaya sama Ai bahwa dia bisa menjadi anak hebat, pintar. Hanya belum ketemu dewasanya saja untuk menyadari mana yang baik dan salah.

Kadang manjanya datang, kerasnya lebih banyak. Ya ms Juli tetap tegas menghukum sambil dipeluk, disayang, diajak diskusi dan sebagainya. Alhamdulillah sampai kelas enam lengket sama aku. Berteman sama ibunya sampai hari ini, eh tahu nggak sekarang dia masuk jurusan apa di SMK? Di TATA BOGA loh. Dia mau jadi chef handal kata mamanya. Suka lihat postingan kue dan makanan yang dia masak. Duh ms doakan semoga sukses ya anakku.

Begitu juga siswa yang namanya TROY. Luar biasa hyperaktif nya. Karena bapaknya polisi, ada saja setiap hari anak yang dipalak sama dia. Pernah satu kelas orangtua nya nggeruduk ms Juli minta dikeluarin, laah jangan gitu ma. Tugas ms mendidik, nggak ada orangtua mau punya anak seperti ini, ayolah kemon cari solusi dan jalan terbaik.

Begitu ms homevisit, ternyata anak ini sering dikerasi ayahnya dan diancam dengan borgol. Itu kenapa melampiaskan kekesalannya kepada teman di sekolah. Akhirnya setelah orangtua diajak diskusi dan pengertian akibat yang ditimbulkan  serta risiko yang ms terima dari orantua murid, baru mau bertindak dan bekerja sama. Tetep, walau polahnya nggak bisa diam di kelas, paling tidak mbuli dan malak temannya sudah berhenti. Karena orangtuanya mau diajari untuk selalu memeluk Troy. Kini dia sudah kuliah dan sangat pintar, terakhir ketemu ms Juli dengan seragam SMA nya ganteng banget, gagah dan cerdas terlihat.

Begitu juga namanya Evan. Dengan kacamata tebal, ingusan, tapi galaknya minta ampun. Kalau marahnya sudah timbul, tenaganya bisa melebihi orang dewasa. Sering ms minta kalau dia lagi nggak masuk, teman-teman nya diajak untuk peduli menyayanginya, mengajak lembut dan bermain. Tapi kalau lagi datang kerasnya diamkan jangan sampai kena pukulannya, nanti juga diam sendiri.

Ayah ibunya over protect sekali, karena sebenarnya dia malu punya anak seperti Evan bungsunya yang daya tangkapnya rendah tapi melarikan ketidak mampuannya dengan cari perhatian. Kebetulan di SMK ms Juli ketemu lagi di kelas. Ternyata dia korban pembandingan ayahnya. Yang selalu bangga dengan sulungnya yang ganteng, pintar, dan nggak nakal.  Jadi bawah sadarnya sengaja berbuat untuk mendapatkan perhatian dari ayahnya. Oalah

Banyak orangtua yang tidak menyadari sikap dan ucapannya adalah doa, kadang menyakiti hati anaknya. Tapi anak tidak mampu mengungkapkan langsung. Bisanya melalui perbuatan. Mis komunikasinya di sinilah, anak tetap dianggap anak kecil, padahal aku selalu mengajarkan di kelas untuk bersikap menjadi anak dewasa. Walau masih kelas dua SD.

Memang kini ms Juli mengabdi di SMK lain, tapi banyak anak-anak yang waktu SDnya jadi walasku, ketemu lagi di kelas pelajaran matematika. Alhamdulillah mereka memahami cara ms Juli mengajar mereka.  Nyatanya setelah besar mereka pendiam dan berbeda dengan waktu kecilnya. Hanya tinggal Evan kini kelas 12 yang jadi PR ms Juli.

Masih banyak lagi anak-anak berkebutuhan khusus yang ms tangani di kelas. Alhamdulillah ms bisa hendel tanpa psikolog atau guru bayangan atau lebih dikenal dengan istilah shadow. Guru khusus yang digaji orangtua untuk mengawasi anaknya di sekolah. Mereka bukan pesakitan, tapi anak yang hanya harus dilatih dengan kesadaran dan diingatkan bagaimana melakukan komunikasi sosial di sekolah, di lingkungan manapun di luar rumah dengan baik.

Umumnya orangtua bisa menerima setelah diajak diskusi dan diberi tips menangani anaknya di rumah. Mau bekerjasama denganku, selalu diskusi bagaimana yang terbaik untuk anaknya. Pegangan ms Juli apa? Ya itu, pengalaman memegang anak sendiri di rumah tanpa bantuan siapapun.
Begitu kenaikan kelas, ayah ibunya pasti datang dengan formasi lengkap dan bersilaturahmi dengan ms Juli, atas kerjasamanya selama ini. Ms bahagia sekali melihat mereka kompak bersama. 

Ms Juli percaya jika kita terus bersabar, anak-anak akan mengingat itu sampai mereka dewasa dan berterimakasih telah menemani ketidakdewasaan mereka sebelumnya. Banyak anak-anak gagal melewati masa puber hingga dewasanya sehingga, alam yang kemudian mendidiknya. Masih ingat anak punk yang suka di jalan-jalan? Dengan anting di lidah, telinga, dan alis mereka.

Mereka adalah produk dari kegagalan anak dan orangtua melewati masa-masa kritis tumbuh kembang anak hingga pubernya. Nauzubillahi min dzalik. Jangan sampai itu terjadi pada kita ya, Mak. 

Ada dan tidak adanya anak adalah ujian. Anak bisa jadi anugrah atau fitnah jika orangtua tidak membekali dengan ilmu dan keinginan untuk belajar lagi, memahami pendidikan anak berbeda dari masa ke masa. Mengajarlah sesuai dengan zamannya dan hati

Posting Komentar

7 Komentar

  1. Di kelas anak saya juga ada anak yg berkebutuhan khusus seperti itu. Memang kita ibu ibu anak lain sekelasnya kadang ya kurang sabar. Mbok dikeluarkan saja :)
    Padahal kalau dihandel dng tepat ternyata mereka bisa juga mandiri

    BalasHapus
  2. Mis, saya selalu suka dengan kisah mengajarnya. Masya Allah suka duka jadi guru banyak ya
    Dan saya setuju bahwa mengajar mesti sesuai dengan zamannya dan hati. Tidak hanya untuk guru tapi juga orang tua ya pastinya

    BalasHapus
  3. anak saya sekolah di sekolah inklusi, dimana siswa ABK didampingi oleh GPK atau guru pendamping khusus. bisa 1 guru 1 ABK atau 1 guru untuk 2atau 3 ABK, tergantung kasus khusunya. Alhamdulillah, keberadaan ABK di sekolah anak-anak mengasah empati dan kasih sayang lebih pada ABK. nilai plus yang didapat anak-anak dari kerelaan berbagi dengan anak berkebutuhan khusus di kelas mereka

    BalasHapus
  4. Di sekolah anak-anakku, juga ada Anak Berkebutuhan Khusus, tapi rata-rata karena tumbuh kembang yang terhambat bukan karena faktor psikis dalam keluarga.

    Aku percaya banget, Miss, baik buruk anak, orangtua punya peran yang sangat besar. Jangan dulu menganggap anak nakal. Tanya dulu orangtuanya, bagaimana hubungan dengan anak-anak di rumah. Biasanya antara terlalu dimanja atau malah terjadi kekerasan.

    Senaaang baca cerita Miss Juli bareng murid-murid di masa kecil dulu. Berasa jadi muridnya juga, nih, hihihi ...

    BalasHapus
  5. Memang ya Miss membersamai anak berkebutuhan khusus itu perlu keikhlasan dan kesabaran ya. Hebat dan salut buat Miss Juli deh! Semangat terjs miss!

    BalasHapus
  6. Jadi guru itu harus punya segudang kesabaran ya, Mis. Gak mudah menemani banyak anak apalagi kalau ada yang berkebutuhan khusus. Harus ekstra sabaar. Salut deh!

    BalasHapus
  7. Setiap anak adalah istimewa dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri, mereka unik. Kadang kasihan mereka ABK begitu mudahnya dijudge sebagai anak nakal.

    BalasHapus