Catatan Mis Juli (6)


Kisah sebelumnya:

http://misjulie.blogspot.com/2019/10/catatan-mis-juli-5.html

Akhirnya Selesai S-1 Pendidikan Matematika.

Cerita ini penuh perjuangan tangis air mata darah dalam bahasa hiperbolanya. Betapa tidak. Ms Juli nekat mengambil kuliah dimana dulu selesai hanya sampai D-3 Pendidikan Matematika di IPB Bogor pada tahun 1993. 1994 penempatan sebagai CPNS di SMPN 5 Kepahiang Bengkulu Sumatera, namun tidak diambil karena keluarga berat melepas ms jauh dari Bekasi.

Kini seiring dengan UU Dosen dan Guru ms Juli bertekat menyelesaikan S-1 Pendidikan Matematika, ini juga berkat dukungan pengawas UPTD Tambun Selatan alm bapak Nyoman. Walau berjarak 15 km dari rumah dan ditempuh dalam waktu 1 jam, ms Juli harus berjuang untuk selesai. Terlebih didaulat menjadi ketua kelas di kampus. Perkiraan 1,5 tahun selesai belajarnya. Mulai tahun 2015 wisuda 2017 saat itu.

Ms mau cerita perjuangan untuk bisa kuliah. Waktunya adalah hari Minggu belajarnya. Padahal cuma Minggu bisa istirahat dan bertemu anak-anak kesayangan. Namun dukungan mereka menguatkan ms Juli. Kuliah mulai jam 8 sampai jam 3 sore. Praktis ms hanya punya waktu tersisa mulai jam 5 sore ke atas. Subhanallah jangan ditanya dukungan ketiga jagoan Sholeh.

Senin sampai hari Sabtu ms Juli sudah berangkat dari rumah untuk mengajar jam 6.30  dan pulangnya privat di bimbel besar sampai privat kelompok dari rumah ke rumah pulang jam 9-10 malam. Itu sejak 2004 sampai 2007. Terkadang kalau ada orangtua curhat atau kehujanan harus neduh bisa pulang sampai jam 12 malam. Jangan tanya rasa takut kemana. Sudah hilang entah terbang kemana.

Semua ms Juli lakukan demi kuliah selesai dan anak-anak di rumah bisa makan dan sekolah dengan tenang. Soal rumah walau ngontrak Alhamdulillah masih kebayar, yang penting bisa berlindung dari hujan dan panas.

Jika mau ujian Semester harus ke pusat di Cijantung Jakarta. Itu aduuh, ijinnya susaah banget, dipersulit oleh kepsek dan yayasan. Namun, ms bertekat apapun harus selesai tepat waktu agar biaya juga tidak berlarut-larut. Begitu juga saat mau selesai harus nyusun skripsi. Proses mengajukan judul skripsi sangat dipersulit oleh kaprodi Matematika. Dosen perempuan juteknyaaa minta ampun. Nggak ada toleransi kami guru, juga mahasiswa. Tidak mudah seenaknya minta ijin untuk bimbingan.

Dulu belum kenal the POST jadi butuh air mata bombay berliter-liter di bantal. Waduh segitunya, biasa, kiasan ms Juli. Menggambarkan betapa perjuangan selesai skripsi sangat tak mudah.

Alhamdulillah dengan dengan sujud syukur akhirnya selesai juga tepat waktu. Pulang privat jam 9 malam terkadang sampai jam 1 malam ngetik, ngeprint di rental. Karena belum punya mesin komputer sendiri di rumah. Laptop atau notebook apalagi. Mau pakai fasilitas di sekolah kok rasanya nggak etis. Ya sudahlah, nikmatnya begitu selesai nggak ada yang nyebut -nyebut jasa kelulusan ma Juli.

Semua ms Juli kerjakan sambil ngajar, privat, ngurusin keluarga dan banyak lagi tanggung jawab ms Juli. Mashaallah. Sangat nikmat perjuangannya. Yang ms Juli ingat detik-detik menjelang kelulusan adalah, harus pindah rumah, tahap pengajuan menjadi kepsek,  ribut dengan adik-adik kandung karena dianggap ms Juli nggak peduli dengan perceraian adik kandung ketiga yang perempuan dengan suaminya.

Berat, sangat berat, biar ms Juli saja korbannya. Eeh kaya Dilan saja ya, sungguh. Empat hal berbarengan. Mengapa pindah? Karena saat itu anak ms Juli yang main di Entong Abu Nawas dan jadi pemeran antagonis Memet sudah mulai dikejar wartawan. Sinetronnya mulai kejar tayang dan namanya beranjak terkenal. Jadi mulai nggak nyaman jika harus diganggu wartawan untuk wawancara dan sebagainya.

Kedua mengapa pindah, karena biar dekat ms Juli mengajar berangkat ke sekolah hanya berjarak 5 menit dari rumah. Saat itu Ms Juli bertekat memberi contoh yang baik agar jangan kesiangan. Jarak rumah lama ke sekolah  adalah hampir setengah jam kalau lagi padat jam sibuk sekolah dan kerja. Kalau nggak sih hanya sekitar 10-15 menit paling lama.

Akhirnya, ms Juli bisa pindah, wisuda, dan diangkat jadi kepsek itu adalah sesuatu yang bikin bisul rasanya sudah pecah semua. Luarr biasa tangis haru menyertai mengapa begitu haru terasa.  Tak perlu berlarut-larut dalam eforia kemenangan atau kelulusan, tugas di depan mata tak mungkin bisa diabaikan. Yaitu memimpin sekolah PDGS untuk kurun waktu dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Bukan hal mudah juga penuh airmata juga melewatkannya.

Lalu? Bagaimana dengan privat? Dan mengajar di Bimbel? Dengan kesadaran, dan permintaan Abang sulung, agar ibu tak lagi mengajar sampai larut malam. Abang meminta untuk membuka bimbel di rumah.

Awalnya Ms Juli pamit baik-baik kepada bimbel dan orangtua bahwa ms Juli diminta anak-anak di rumah berhenti. Banyak bimbel dan orangtua yang keberatan, ms Juli cuma bisa pasrah akan kehendak ini. Yakin bahwa rezeki Allah untuk ms Juli tidak akan tertukar. Saat itu benar-benar nothing too loose. Tanpa beban benar-benar melepas semua dengan kepasrahan.

Barokalallah, selalu melibatkan Allah dalam pekerjaan dan hidup ms Juli. Di luar dugaan orangtua masih ingin lanjut dan mau datang ke rumah pindahan. Mereka nggak sanggup jika anak-anak yang selama ini menjadi pegangan ms Juli harus berganti guru lagi. Selama ini mereka sudah sangat cocok dengan bimbingan ms Juli.

Ditambah siswa bimbel  yang mendaftar ada 40 siswa yang memulai belajar pertama di rumah baru ms Juli. Luar biasa, capek? Jangan ditanya. Namun setidaknya sekarang nggak usah keliling seperti sebelum ada bimbel di rumah. Dengan biaya masing-masing adalah 100k. Malukah ms Juli? Tidak, karena pekerjaan kepala sekolah kan di sekolah. Sementara ms di rumah mengerjakannya setelah tugas kepala sekolah selesai semua. Jadi tidak mengganggu pekerjaan masing-masing.

Berita baiknya adalah setelah itu Ms Juli bisa mengajukan tunjangan profesional sertifikat pendidik atau sertifikasi guru. Melalui pelatihan PLPG (pendidikan dan latihan profesi guru) selama 10 hari dan bila lulus baru mendapat sertifikat sertifikasi dan berhak mendapat tunjangan dari pemerintah.

Syarat untuk pengajuan adalah S-1 pendidikan, ada NUPTK, dan linier dengan mata pelajaran yang diajarkan, minimal mengajar 5 tahun, sudah diangkat menjadi guru tetap. Alhamdulillah dalam hal ini yayasan mendukung dan memberi kemudahan. Ini semua adalah anugrah menyelesaikan S-1 pendidikan Ms Juli. Kelak ke depan akupun menyelesaikan S-2 Pendidikam MIPA sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh ms Juli setelah jalan panjang perjuangan di dunia pendidikan. Semoga ini menjadi semangat bagi anak didik dan keluarga di rumah. Aammiin yra. 

Posting Komentar

9 Komentar

  1. Wah masyaAllah semoga ilmunya berkah Ya Miss, memang saat sudah berkeluarga butuh perjuangan kalau ingin melanjutkan kuliah. Bbrp thn yg lalu Saya juga sempat mau lanjut kuliah lagi, sempat mau daftar tapi dipikir2 ntar aja lah pas anak2 udah besar supaya bisa fokus.

    BalasHapus
  2. Ya Allah,, ms, perjuangannya benar-benar bikin terharu. Semangat mss,,,

    BalasHapus
  3. Aamiin... Terus semangat gapai cita-cita ya Ms. Insya Allah menjadi ilmu yang bermanfaat bila terus diajarkan.

    BalasHapus
  4. Tetap semangat Ms. Juli. Setia0 kesuksesan selalu mendapatkan rintangan terlebih dahulu.

    BalasHapus
  5. Masya Allah keren banget perjuangannya Mis. Tidak kenal lelah dan semangat. Kuliah setelah berumah tangga memang banyak sekali cobaannya. Beruntung keluarga Mis memberikan dukungan penuh. Sukses selalu Mis, seloga ilmunya barokah dan bermanfaat.

    BalasHapus
  6. Setiap perjuangan pasti membuahkan hasil yang memuaskan ya...semangaat!

    BalasHapus
  7. Selalu kagum dengan kisah perjuangan Mis Juli. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Semoga dimudahkan semua doa dan harapan ya Mis

    BalasHapus
  8. MasyaAllah Ms, semoga cerita perjuangan ibunya selalu dikenang oleh anak2 dan anak didik Ms Juli

    BalasHapus
  9. Mis juli keren..Aku salut n bisa bljr dr pngalaman Mis Juli yg luar biasa.

    BalasHapus