RINGKASAN MATERI ISBD Setelah UTS

Manusia dan Peradaban

Peradaban  adalah kebudayaah yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, teknologi, dan spiritual.
Peradaban  memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Kebudayaan hakikatnya  adalah  hasil cipta, karsa dan rasa manusia.
Kemampuan cipta : manusia menghasilkan ilmu pengetahuan.
Kemampuan karsa : menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Kemampuan rasa : manusia memiliki alat-alat indra menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian.


Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat serta potensi kemanusiaan yang tinggi.
Dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya, manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya.
Wujud Peradaban Moral :
1. Nilai-nilai : hubungannya dengan kesusilaan
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia.
4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan, keselarasan, dan kebalikan.

Gelombang Perubahan Peradaban Umat Manusia mengalami 3 gelombang :
1. Gelombang I peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM – 1500 M (revolusi hijau).
Dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
2.  Gelombang II peradaban teknologi industry berlangsung mulai 1500 M – 1970 M.
1712 : Penemuan mesin Uap. Ditemukan mesin-mesin bergerak cepat dan ban berjalan, mesin-mesin dapat mendengar dan melihat setajam pancaindera, lahir mesin-mesin baru yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik.
3. Gelombang III peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M – sekarang.
Ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang seperti :
Ø  Komunikasi dan data prosesing.
Ø  Penerbangan dan angkasa luar.
Ø  Energy alternative dan energy yang dapat diperbarui.
Ø  Terjadinya urbanisasi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang III ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan THE GLOBAL VILLAGE (KAMPUNG GLOBAL).
Manusia, Nilai, Moral dan Hukum

A. Pengertian Nilai, etika, moral, dan hukum
Nilai adalah sesuatu yg berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-hal lain yg bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku. Perumusan Pancasila sebagai ideologi terbuka terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 sesuai penegasan ideologi terbuka yg terdiri dari nilai dasar dan nilai instrumental.
Nilai dasar tidak dapat diubah dan berubah betapapun pentingmya nilai dasar yg tercantum dalam pembukaan UUD 45 itu sifatnya belum operasional. Karena nilai2 dasar yg terkandung didalamnya memerlukan penjabaran lebih lanjut, maka penjabaran itulah yg dinamakan Nilai Instrumental. Nilai instrumental tetap mengacu pada nilai2 dasar yg dijabarkannya.
Etika (ethos) berasal dari bhs Yunani yg berarti adat kebiasaan. Moral berasal dari kata Latin (mos, miros). Etika digunakan untuk menyebutkan ilmu dan prinsip dasar penilaian biak-buruknya perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran moral tersebut, yaitu untuk memberi landasan kritis untuk menuntut untuk tidak melanggar aturan masyarakat sedangkan moral digunakan untuk menunjuk aturan dan norma lebih konkret.
Pengertian norma merupakan kaidah atau aturan-aturan yang berisi petunjuk tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia dan bersifat mengikat. Norma dalam kehidupan:
a.  Norma Agama :
-  Berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
-  Tercantum dalam kitab suci setiap agama
-  Pelanggaran terhadap norma agama merupakan dosa
-  Agar setiap orang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya
-  Agar tercipta masyarakat yang agamis, tertib, tentram, rukun, damai dan sejahtera.
b.  Norma Masyarakat/sosial :
-  Bersumber dari masyarakat sendiri
-  Pelanggaran atas norma sosial berakibat pengucilan dari masyarakat
- Tujuan norma sosial supaya tercipta masyarakat yang saling menghormati dan saling menghargai
c.  Norma Kesusilaan :
-  Berasal dari setiap manusia
-  Pelanggaran dari norma ini berakibat penyesalan
- Dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya setiap individu berusaha agar setiap sikap, ucapan dan perilakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai atau norma agama, kesopanan dan hukum.
d.  Norma Hukum :
-  Berasal dari Negara
-  Pelanggran atas norma ini berakibat hukuman sesuai dengan peraturan
- Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan memicu berbagai kerusuhan dan perbuatan amoral yang tidak bertanggung jawab
2.  Ciri-ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a.  Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia misalnya kejujuran.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
c.  Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
3. Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a.       Nilai logika adalah nilai benar atau salah
b.      Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
c.       Nilai etika/moral adalah nilai naik buruk
Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegitan atau aktivitas.
c.   Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
Nilai kerohanian meliputi:
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsure perasaan (emotion) manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsure kehendak (karsa, Will) manusia.
4. Proses Terbentuknya Nilai, Etika, Moral, Norma, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara
                Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik, suatu disposisi batin unuk berbuat baik yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiap sediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup secara benar.
                Salah satu mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, norma, dan etika.
5.       Dialektika Hukum dan Moral dalam Masyarakat dan Negara
                Hukum dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian moral. Hukum disebut adil bila secara moral memang adil.
                Aturan hidup bersama yang dijadikan norma hukum, bilai dan etika dalam masyarakat dijelaskan dengan melihat hubungan antara hukum itu sendiri dengan moralitas. Hubungan tersebut berupa hukum yang terkandung norma-norma moral, artinya bahwa hukum merupakan ungkapan moralitas sosial masyarakat tertentu yang pelasanaannya dapat dituntut dan pelanggarannya mendapatkan sanksi. 
6.       Perwujudan Nilai, Etika, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat dan Negara
                Perwujudan nilai-nilai, etika, moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa saja diterapkan sebagai hukum jika norma moral yang terkandung di dalamnya bersifat universal. Etika, moral, norma , dan nilai sering menjadi tuntunan dalam kehidupan masyarakat supaya kita dapat bertingkah laku dengan baik.
7.       Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
                Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama seperti kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang ditangkap oleh panca indra seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi kualitas sekunder sperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap sesuatu yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.
8.       Tuntunan dan Sanksi Moral,  Norma, Hukum dalam Masyarakat Bernegara
                Etika keutamaan biasanya dikontraskan dengan etika kewajban atau etika peraturan. Dalam etika kewajiban, tekanan diberikan kepada prinsip-prinsip yang mendasari tindakan manusia.
                Bagi penganut paham etika keutamaan, etika kewajiban cenderung jatuh pada kualitas yang minimalis, artinya asal sudah melakukan kewajban maka sudah berpuas diri, asal sudah memenuhi aturan maka sudah merasa menjalankan kebaikan.
9.       Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai Wujud Masyarakat Bermoral dan Menaati Hukum
Aristoteles memberikan contoh keutamaan moral, yaitu:
a. Keberanian, yaitu orang dihindarkan dari sifat nekat dan pengecut.
b. Ugaari (prinsip secukupnya, kesederhanaan, empan papan ), yaitu orang dihindarkan dari kelaparan dan kekenyangan.
c.  Keadilan.
10.   Nilai Moral sebagai Sumber Budaya dan Kebudayaan
                Ciri utama suatu masyarakat manusia adalah suatu kebudayan sebagai asil berbagai karya, rasa, dan cipta manusia selaku makhluk berakal baik untuk melindungi dirinya sendiri dari keganasan alam maupun dalam rangkaian menaklukannya ataupun untuk menyelenggarakan hubungan hidup bermasyarakat secara tertib dan utuh.
1)      Nilai Moral sebagai Sumber Budaya
                Ada dua jenis sumber etika atau moral, yaitu dari Tuhan Yang Maha Esa (etika atau moral kodrat) dan dari manusia (etika atau moral budaya). Kebudayaan paling sedikit memiliki tiga wujud, yaitu:
1.  Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
2.  Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia disebut sistem sosial.
3.  Benda hasil karya manusia.
        Budaya bersifat relatif artinya ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya atau tradisi tersebut ada yang baik dan ada yang buruk.
2)      Nilai Moral sebagai Rujukan Nilai Budaya
                Etika adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat. Etika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya merupakan gambaran perilaku baik, benar, dan bermanfaat yang terdapat dalam pikiran.
3)      Nilai Moral sebagai Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa
                Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah norma yang berisi cara bagaimana berbuat baik.
4)      Nilai Moral sebagai Hasil Penilaian
                Kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengelolaan nilai-nilai insani, tercakup dalam usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.
5)      Nilai Moral sebagai Nilai Objektif dan Nilai Subjektif Bangsa
                Sistem nilai mengandung tiga unsur, yaitu norma moral sebagai acuan perilaku, keberlakuan norma moral hasilnya perbuatan baik, dan nilai-nilai sebagai produk perbuatan berdasarkan norma moral.
6)      Nilai Moral sebagai Kebudayaan dan Peradaban sebagai Nilai Masyarakat
                Menilai artinya memberi pertimbangan bahwa sesuatu itu bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, dan benar atau salah. Hasil penilaian tersebut disebut nilai. Hasil karya manusia memiliki nilai estetika, sedangkan adat tata kelakuan dan sistem sosial memiliki nilai etika.
                Sistem niali ini adalah produk budaya hasil pengalaman hidup yang berlangsung terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama sebagai pedoman hidup mereka, dan sebagai identitas kelompok masyarakat.
B. Problematika Pembinaan Nilai Moral
1. Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
            Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini dalam keluargalah pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan masyarakat. Kehidupan keluarga yg baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang baik. Sebaliknya kehidupan keluarga yg tidak baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yg begitu pula.
2. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
            Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda dalam hal moralnya. Pemilihan teman dalam bergaul khususnya teman yang baik akan membantu membina nilai moral anak.

3. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
            Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat khususnya generasi muda. Pengaruh figur otoritas bagi terhadap perkembangan nilai moral individu sangat besar pengaruhnya.
4. Pengaruh media komunikasi
            Sarana telekomunikasi seperti telepon genggam berkamera sering disalahgunakan penggunaannya untuk merekam adegan yang tidak baik dan disebarkanke dunia maya. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikapdan perilaku generasi muda.
5. Pengaruh media elektronik dan internet terhadap pembinaan nilai moral
            Berdasarkan survei dari Banjarmasin post bahwa anak SMP di Kota besar di Indonesia 62,7 % pernah melakukan tindakan asasusila. 97% para siswa/i ini pernah mengakses situs dewasa, dan 93% melakukan ciuman bibir dg lawan jenisnya. Temuan ilmiah tervbaru menyatakan bahwa terlalu sering mengakses situs dewasa dapat menyebabkan 5 gangguan otak yang lebih parah dari gangguan dari mengkonsumsi narokoba. Keduanya harus dijauhi karena dapat merusak mental dan moral generaasi muda.
 C. Manusia dan Hukum
    Setiap sikap dan perilaku termasuk tutur kata senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan manusia  sehari hari berjalan sesuai


PENGERTIAN SAINS TEKNOLOGI DAN SENI

A.    Sains
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sisteatis, dan bukan hanya kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep , prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Medawar 1984 sains ( dari istilah inggris science ) berasal dari kata : sienz , ciens , cience , syence , scyence,scienc, sciencs , scians. Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowleadge ( ilmu ). Tetapi , tidak semua ilmu boleh dianggap sains yang dimaksud ilmu sains adalah  :  ilmu yang dapat di uji ( hasil  dari pengaatan sesungguhnya ) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah – kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang di pedomani tersebut boleh di percaya , melalui eksperimen secara teori.
Menurut kamus umum bahasa indonesia, sains adalah “ ilmu yang teratur ( sistematik ) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya , berdasarkan kebenarann atau kenyataan sekata ( misal : kimia , biologi ) “.
B.     Konsep Teknologi
Dalam keputusan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah transformasi ( perubahan bentuk ) dari alam , teknologi adalah realita / kenyataan yang diperoleh dari dunia ide , teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi.
Istilasi teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti seni kerajinan.dari techne kemudian lahirlah perkataan techhnikos yang berarti seseorang memiliki keterampilan tertentu dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukan suatu pola , langkah dan metode yang pasti , keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Sampai mula permualaan abad XX ini , istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana , proses , dan ide disamping alat – alat dan mesin – mesin. Perluasaan arti itu berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu teknologi. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan , dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi di anggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan , dalam perwujudan tersebut akan dengan sendirinya setiap jenis teknologi atau bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa perpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
C.     Seni
Jenet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut kamus umum bahasa indonesia seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu ( dilihat dari segi kehalusannya , keindahannya, dan sebagainya ) , seperti tari , lukis , ukur , dll. Maka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni ialah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesama secara beradab, dimana pihak ke 1 secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak ke 2 secara manusiawi yaitu orang perorang oleh karena itu budi bahasa pun adalah suatu seni.


MAKNA SAINS TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA

A.    Perkembangan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru antara lain : teknik modern , teknologi hutan , teknologi gedung ( metalurgi ) , teknologi transportasi , dan lain – lain.
Dengan menggunakan cabang – cabang ilmu pengetahuan tersebut , kita dapat memperoleh hasil, misalnya :
a.  Penggunaan teknik nuklir , orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan zat – zat radio aktif, dimana zat ini dapat dimanfaatkan untuk maksud damai. Misalnya , untuk keperluan bidang kesehatan ( sinar rontgen ), di bidang pertanian untuk memeperbaiki bibit , untuk mendapatkan energi tinggi.
b. Penggunaan teknologi hutan , seperti kita ketahui , hutan mempunyai banyak fungsi kertas , indusrtri kayu lapis / bahan bangunan , berfungsi untuk tepat penyimpanan air , objek pariwisata, dan lain – lain.
Sudah menjadi sifat dari kebanyakan manusia bila telah terpenuhi satu keinginan yang lain atau menambah apa yang telah tercapai. Dan setiap orang tidak ingin mengalami kesulitan , tetapi setiap orang akan berusaha dalam setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan. Kemudahan itu di dapatkan antara lain dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi, misalnya antara lain :
a.  Dengan teknik modern, dari teknik mengendalikan aliran air sungai, petani mendapatkan kemudahan dala memperoleh air. Bendungan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu – ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya.
b. Dengan teknik modern dapat dibuat bermacam – maca media pendidikan seperti OHP, slide , fil setrip, TV , dan lain – lain. Yang dapat mepermudah para pendidik dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
1.      Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
2.      Meningkatnya kemakuran materi dan kesehatan masyarakat.
B.     IPTEK dan Nilai
Perkembangan ilmu pengetahauan dan teknologi bergerak sangat cepat , sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Dalam menghadapi IPTEK masyarakat indonesia harus memeiliki kemampuan untuk beradaptasi dan meanfaatkannya.
Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi , maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan , mengelola , dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi – teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.
Kesadaran yang timbul di negara barat mengenai akibat – akibat yang ditimbulkan teknologi memang dapat dimengerti. Mereka mulai mempersoalkan nilai – nilai yang dipakai oleh masyarakat di negara berkebang sebaiknya dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu sekali negara berkembang mempercepat proses pemindahan teknologi. Hal itu hanya dapat berjalan jika negara tersebut telah dapat memanfaatkan teknologi yang dikembangkan di negara maju dan dipakai oleh negara yang sedang berkembang.
Namun dipihak lain, baik di negara maju maupun negara berkembang , akan merasa bahwa teknologi hanya menghabiskan sumber- sumber daya alam , pembawa polusi atau pencemaran dan mengakibatkan terjadinya pengangguran.
Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapt menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Teknologi mempunyai dua komponen utama yaitu :
1. Hardware aspect, meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi objek fisikal atau material.
2.  Software aspect , meliputi sumber informasi yang memberikan penjelasan mengenai hal – hal peralatan fisik atau material tersebut.

MANUSIA SEBAGAI OBJEK DAN SUBYEK IPTEK SERTA DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN

A.    Manusia sebagai subyek dan obyek iptek
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat – alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dala kegiatan kehidupannya tesedia berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain :
1.  Dalam bidang pertanian, peternakan , dan perikanan
a. Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor. Alat pemotong dan penanam , alat pengolah hasil pertanian , dan alat penyeprot hama. Dengan alat – alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efesien.
b.  Produk pupuk buatan dapat membantu penyuburn tanah , demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberanatasan hama lebih berhasil , sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan.
c. Teknik –teknik pemulian dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik pemulian yang semakain canggih dapat ditemukan bibit unggul seperti jenis VUTW ( varietas unggul tahan wereng ) , kelapa hibrida, ayam ras , aym broiler , sapi perah , bermacam - macam jenis unggul lainnya.
d. Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah – buahan yang besar serta tidak berbiji.
e.  Teknologi pengolahan pascapanen , seperti pengalengan ikan , buah – buahan daging , dan teknik pengelolahan lainnya.
f. Budi daya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia.
2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan segera disembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan moralitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid yang mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC.
3.      Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah menbuat televise, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh informasi dari dari daerah yang sangat jauh, sehingga pengguanaan waktu sangat efisien.
4.      Dalam bidang petengahan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik. Sayangnya  senjata itu digunakan secara semena – mena.

B.     Dampak penyalahgunaan iptek bagi kehidupan
Permasalahan yang timbul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah dampak – dampak negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi tersebut diantaranya :
1.      Nuklir
Meledaknya bomdi Hirosima dan Nagasaki mengakhiri Perang Dunia II. Pada waktu itu banyak korban berjatuhan, tetapi kejadian itu tidak berhenti di situ, karena radiasi akibat senjata nuklir masih dirasakan sampai sekarang. Penyebabnya adalah debu-debu radioatif yang berasal dari bom nuklir serta reakto-reaktor atom. Bahaya yang ditimbulkan asalah radiasi yang ditimbulkan oleh sinar alpha, beta, dan gamma, serta partikel neutron lainnya hasil pembelahan inti. Efek yang ditimbulkan oleh radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya, sehingga merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen maka gen akan menyebabkan terjadinya mutasis gen yang berakibat kanker.
2.      Polusi
Adanya bahan polusi atau polutan dapat merusak lingkungan. Timbulnya pencemaran tentu erat kaitannya atau disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia anatra lain :
a. Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya lseperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panasa, juga dalam bentuk kepulan asap, kebisingan suara.
b.  Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi. Kebocoran, pencemaran buangan-buangan penambangan, pencemaran udara, dan rusaknya lahan-lahan akibat pertambangan.
c. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan dari kendaraaan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan bakar kendaraan bermotor berupa minyak bumi dati kapal tanker.
d. Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang memberantas hama seperti insektisida, pestisida, herbisida, demikian pula dengan pupuk organik.
Suatu zat dikatan polutan bila :
1) Kadarnya melebihi batas normal
2) Berda pada tempat yang tidak semestinya
3) Berda pada waktuyang tidak tepat
Sifat-sifat polutan antara lain :
1) Merusak untuk sementara, dan setelah bereaksi dengan zat lingkungannya tidak merusak lagi.
2) Merusak setelah jangka waktu  tertentu.
Bencana polusi dapat dibagi menjadi 4 :
1) Yang langsung mengganggu kesehatan manusia.
2) Efek tak langsung pada manusia, misalnya efek korosif dari polutan udara atas gedung-gedung.
3) Efek langsung yang mengancam kualitas kehidupan manusia, seperti onggokan pupuk kandang dan selokan mampet.
4) Efek tak langsung terhadap masyarakat, misalnya, usaha pertambangan minyak bumi di wilayah lepas pantai, penebangan hutan yang berlebihan.
a.  Pencemaran Air dan Tanah
1. Zat kimia seperti limbah industri,pupuk buatan, dan detergen, dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan tumbuhan serta organisme lainnya.
2. Sampah plastik tidak dapat hancur, sehingga menurunkanporositas tanah.
3. Zat-zat lembah industri.
4. Berbagai sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam atau parit akan mengalami pembusukan. Untuk proses ini bakteri pembuusuk memerlukan banyak ­O2.
5. Terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan akan menyebabkan terjadinya penimbunan senyawa.
6. DDT merupakan insektisida yang dahulu banyak digunakan petani untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lainnya.
Sifat-sifat DDT :
a) Bila masuk ke dalam tubuh organisme tidak dapat di uraikan lagi.
b) Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lainnya melalui aliran materi dalam rantai makanan.
c) Dapat merusak jaringan.
d) Bila masuk ke tubuh dapat menghambat proses pengapuran cangkang telur.

e) Dapat menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang.
b.      Pencemaran Udara
      Pencemaran udara terutama disebabkan oleh pembakran bahan bakar yang tidak sempurna dari pabrik, minyak, batu bara, dan lain sebagainya. Asap rokok juga  merupakan polutan, baik bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Gas-gas yang merupakan pencemar udara adalah CO, CO2, NO, NO2, SO, dan SO2.
c.       Pencemaran Suara
      penyebabnya adalah suara yang bising terus-menerus. Satuan kekuatan suara adalah desibel (dB). Percakapan normal : 40 dB.
    1) Keributan                   =  80 dB
    2) Suara kereta api       = 95 dB
    3) Mesin motor 5 PK      = 105 dB
    4) Petir                           = 120 dB
    5) Pesawat jet lepas landas     = 150 dB
Suara kekuatan 80 dB sudah menimbulkan gangguan. Ganggguan yang timbul terutama pada sistem pendengaran yang selanjutnya dapat memengaruhi sistem lainnya, seperti :
    1) Perubahan tekanan darah
    2) Perubahan denyut nadi
    3) Konstraksi perut, gangguan jantung, stress, dan lain-lain.
d.      Pencemaran Sosial dan Budaya
     Kemajuan teknologi pasda kota-kota besar sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan di kota, kemajuan kehidupan di kota besar-besar membawa pengaruh yang sangat cepat terhadap kehidupan di pedesaan. Penduduk pedesaan ingin mengikuti dan mersakan hasil kemajuan tersebut. Hal ini dalam satu segi membawa pengaruh yang kurang baik, yaitu penduduk pedesaan menjadi konsumtif adanya perubahan kebudayaan yang kurang baik terhadap para muda mudinya.
     Dengan kemajuan dalam bidak genetika biologi reproduksi, maka dimungkinkan rekayasa duplikasi atau multiplikasi manusia secara seksual dengan klonasi. Tujuan klonasi dapat dirangkum seperti tersebut di bawah ini :
    1) Memberi anak yang baik pada pasangan yang tidak mempunyai anak.
    2) Menyediakan jaringan atau orang fetus untuk transplantasi.
    3) amengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya.
    4)Sebagai bagian dari eugenetia positif dengan membuat genotipus yang  dianggap unggul sebanya-banyaknya.
    5) Merealisasi teori dan memuaskan rasa ingin tahu ilmiah.
    6) Memperoleh sampel dengan genotipe yang sama untuk penelitian, misalnya peran relatif pengaruh lingkungan dan genetika pada genotipus manusia.
7) Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk pekerjaan yang sama dengan ciri-ciri tertentu.
    Namun ada pula dampak yang kurang baik yaitu dengan karena hal-hal tersebut di atas banyak yang belum menyetujui dan banyak menentang akan adanya kloning tersebut, selain itu pada segi agama pun sudah barang tenatu bertentangan, karena kita menentang akan kodrat kita sendiri, bagaimana manusia sebagai mahluk ciptaan-Nya tidak akan mampu menandingi Sang Pencipta. Jika wewenang kloning jatuh ke tangan diktaktor, ia dapat berbuat macam-macam yang merugikan spesies manusia dalam jangka panjang.
3.      Efek Rumah Kaca
     Efek rumah kaca ini disebabkan oleh adanya pencemaran udarang yang banyak mengandung zat-zat yang dapat mengubah suihu udara. Karena dengan adanya pencemaran udara akan menybabkan pemansan global yaitu dengan adanya efek rumah kaca. Yang di mana dengan adanya efek rumah kaca ini sinar ultra violet ang dapat membahyakan manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon, sehingga akan langsung menuju bumi dan selanjutnyaakan diam dan bersikulasi di bumi, begitu seterusnya.
MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN
A.  Makna Keragaman dan Kesederajatan

1.   Makna Keragaman
      - Berasal dari kata ragam:
      1. Tingkah laku
      2. Macam, jenis
      3. Lagu, musik, langgam
      4. Warna, corak, rapi
      Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis perihal ragam, hal jenis.
      Yang dimaksud adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat, kesopanan, serta situasi ekonomi.
2.   Makna Kesederajatan
      - Berasal dari sederajat : sama tingkatan (pangkat, kedudukan).
      - Yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memilih satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
B. Unsur Keragaman dan Kesejahteraan di Masyarakat Indonesia yang Meliputi:
Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.

Agama dan keyakinan
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
ü      Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang
ü      Berfungsi penyelamat
ü      Berfungsi sebagai perdamaian
ü      Berfungsi sebagai Social control
ü      Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
ü      Berfungsi transformatif
ü      Berfungsi sublimatif
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
§         Karena agama merupakan sumber moral
§         Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
§         Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
§         Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kalasuka,maupun di kala duka
Ideologi dan politik
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).inisi Ideologi
 Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.
Kesenjangan ekonomi antara masyarakat level atas dan bawah yang cukup lebar. Hal ini menjadi salah satu sumber konflik dan mudah sekali tersulut di masyarakat. "Ada stagnasi perkembangan ekonomi mikro karena kebijakan yang belum berpihak ke masyarakat bawah. Anggaran negara itu belum sepenuhnya menetes ke masyarakat level bawah seperti nelayan, petani, masyarakat pesisir, dan pedagang kecil.
C.      Makna Keragaman dan Kesederajatan dalam Masyarakat
Masyarakat terbentuk dari individu yang terdiri atas beebagai latar belakang yang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yan terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang beragam. Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri atas beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional.
Kesederajatan terwujud dalam jaminan hak yan diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Di Indonesia, kesederajatan termuat dalam UUD 1945 yang sudah tercantum dengan jelas. Kesamaan derajat warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintah pada pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “segala warga negara bersama-sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
D.   Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang   atau   sekelompok   orang  berdasarkan   ras,   agama, suku,  etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif  atas dasar apapun dan berhak mendapatkan   perlindungan   terhadap   perlakuan   yang   bersifat   diskriminatif   itu   “.
Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
1)      Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia memiliki seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia, hal ini disebut Hak Asasi Manusia. Seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia disebut sebagai Kewajiban Dasar Manusia. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, bahasa, dan keyakinan politik.

2)      Integrasi dan Disintegrasi
Integrasi : proses penyatuan dan perpaduan berbagai macam unsur masyarakat berbeda, menjadi satu kesatuan saling berhubungan organis dan “sama kedudukannya”, sederajad / sejajar. Makin komplek tingkat keberagamanya : ‘problem serius & rumit’ bagi proses integrasi.
Integrasi butuh “kerjasama & akomodasi”. Kerja bersama sama, saling pahami dan terima kelebihan dan kekurangan setiap unsur masyarakat. Integrasi mutlak butuh “konsensus nilai”, dijadikan ‘pedoman’ hidup bersama. Butuh “komitmen” semua anggota masyarakat. Jauhi “prasangka negatif, egoisme, diskriminasi dan dominasi”. Proses integrasi butuh kesadaran “esensi keberagaman, kesederajadan kodrati & pengendalian diri”.
Perpecahan / disintegrasi : kehendak atau keinginan berpisah dan lepaskan diri dari ikatan kesatuan. Ada berbagai macam alasan dan kepentingan : “perbedaan”.
Spirit “primordialisme, pluralisme, fanatisme, rasisme dan egoisme” – akar fundamental perpecahan. Keinginan untuk “lebih baik dan unggul” dari yang lain : ‘potensi’ perpecahan & disintegrasi yang implikasinya sangat besar.
3)      Bhinneka Tunggal Ika Upaya Mengatasi Keragaman Sosiokultura
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan itu terletak pada sila-sila Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
4)      Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan Peradaban dan Hidup Beradab
Keragaman kultural seringkali menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan dan kesalahpahaman antarsuku tersebut. Contohnya konflik berbau SARA dan konflik bersenjata di beberapa daerah, teror bom, dan lainnya.
5)      Pengaruh Keragaman dan Globalisasi terhadap Pengembangan Kepribadian Masyarakat
Keragaman dan globalisasi terhadap pengembangan kepribadian masyarakat dapat menimbulkan pengaruh dalam kehidupan. Pengaruh tersebut dapat mendatangkan hal posotif dan negatif. Pengaruh positifnya yaitu adanya IPTEKS yang sangat berguna dalam globalisasi dunia, sedangkan pengaruh negatifnya adalah kebudayaan luar yang masuk secara langsung atau dapat menggeser kebudayaab asli.
6)      Kesederajatan versus Diskriminasi
Kesederjatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih menunjukan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan dengan prasangka dan seolah-olah menyatu. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminansi terhadap ras yg diprasangkainya.
7)      Diskriminasi sebagai Realitas yang Problematika
Dalam kehidupan bermasyarakat ada sesuatu yang dihargai yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat menimbulkan diskrimisnasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas, begitu pula sebaliknya.
8)      Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial
Diskriminasi terjadi karena faktor persaingan. Diskriminasi karena faktor tekanan atau intimidasi biasanya terjadi karena pihak yang lemah cenderung menjadi pihak yang ditekan oleh pihak yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang tertekan, umumnya tidak berdaya sehingga tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi tersebut dari kehidupan mereka.

E.     Manusia Beradab dalam Keragaman
a.      Keragaman Budaya dan Peradaban
Menurut pendapat Prof. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan budaya itu penekanannyapada akal, akan timbul peradaban yan berbeda, akal biasanya selalu dihubungkan dengan peradaban bukan kebudayaan. Apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada tiga  unsur akal, perasaan, dan kehendak, akan timbul tingkat kebudayaan yan berbeda, akan timbul pernyataan bahwan ada peradaban rendah karena diukur dengan faedah bagi manusia.
b.     Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban
1.      Faktor Lingkungan
2.      Faktor Filsafat dan Peradaban
3.      Faktor Perekonomian

c.      Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman
 Sebagai manusia beradab, sikap kita terhadap kebudayaan yang beragam adalah mengikuti perkembangan kebudayaan di daerahnya dan apabila kebudayaan  itu tidak sesuai dengan kita, tidak boleh menganggap rendah kebudayaan tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib menghormatinya.
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara :
ü Perbaikan kondisi sosial ekonomi
ü Perluasan kesempatan belajar
ü Sikap terbuka dan sikap lapang
ü Menghilangkan sikap etnosentrisme.
F.      Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragam, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Pengaruh keragaman diantaranya adalah:
Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang berbeda.
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter.
Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :
Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya.
Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
a.  Semangat Religius
b.  Semangat Nasionalisme
c.   Semangat Fluralisme
d.   Dialog antar umat beragama
e.  Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.
Manusia Dengan lingkungan Sosial Budaya
Pengertian Manusia, Lingkungan Sosial, dan Budaya
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya
Lingkungan sosial adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Melihat interaksi manusia dapat dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat hayati dan tingkat sosial atau budaya.
Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya adalah sebagai segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari. Dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. Dengan demikian kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Dan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan kebudayaan akan berkembang dari tahapan sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Pengaruh Budaya Terhadap Kepribadian
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan Unsur-Unsur Budaya
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. alat-alat teknologi,
2. sistem ekonomi,
3. keluarga, dan
4. kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1. system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
4. organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7. Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh,cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnyatrait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan ( alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized (mendarah daging, menjiwai) sehingga sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “ Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Unsur – Unsur dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan, unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat penerima dari setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami proses fisik, fisiologi, psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut nantinya diproyeksikan atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa gambaran lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut “ Persepsi “. Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu tersebut berfokus.
Penggambaran tentang situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang menarik dan mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi disebut “ apersepsi”. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan yang lebih intensif dalam psikologi disebut “pengamatan”. Seseorang dapat menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang baru tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut “konsep”. Cara pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di kurangi pada bagian tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang secara nyata sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut “fantasi“. Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki seorang individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari oleh ahli psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau lenyap namun terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah sadar”.
Di alam bawah sadar tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi bagian yang tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh atau terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya pengetahuan seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke dalam bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak sadar”. Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu psikoanalisa.
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
“Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut disebut “emosi”. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di pengaruhi oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut “dorongan”. Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergail / berinteraksi dengan sesama
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh pengetahuan yang dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya serta fantasi mengenai berbagai macam hal, juga ada materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian secara sistematis.
Ada 3 hal yang merupakan isi keribadian yang pokok yaitu:
1. Beragam kebutuhan organik diri sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri, serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri.
2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri dari aspek fisik, psikologi, yang menyangkut kesadaran individu.
3.Beragam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau menggunakan beragam kebutuhan sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Aneka ragam kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
Kebiasaan ( Habit)
Adat istiadat (custom)
Sistem social (social system)
Kepribadian individu (individual personality)
Kepribadian umum (modal personality)
Kebiasaan, adat dan kepribadian
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.


Diambil Dari :
2.     http://kelompokduaisbd.blogspot.com/2012/04/bab-5-manusia-nilai-moral-dan-hukum.html
3.     materiisbdjessica.blogspot.com/2011/06/manusia-dan-peradaban.html
4.     isbdunmer.blogspot.com/2011/10/manusia-dan-peradaban.html

6.     http://yusuffernandes.blogspot.com/2010/10/manusia-dengan-lingkungan-sosial-budaya.html

Posting Komentar

1 Komentar