- Potret Buram Generasi Kita
Geng
motor, akhir-akhir menjadi fenomena sosial yang menjadi perhatian, karena
meresahkan masyarakat, terutama di Jawa Barat, daerah yang diketahui paling
banyak memiliki komunitas pengendara motor brutal ini. Kehadiran geng motor
melengkapi bentuk kenakalan remaja kita, setelah selama ini masyarakat sudah
banyak dipusingkan aksi dalam bentuk lain, seperti tawuran antar pelajar,
pembajakan angkutan umum, sampai hal-hal yang menjurus kriminal. Inilah potret
buram generasi muda, yang digadang-gadang pemilik masa depan bangsa ini. Inilah
Jejak Kasus.
Generasi
muda brengsek. Ucapan itu sering kita dengar, meski tak selalu benar, tapi
stigma buruk itu bukan tanpa dasar, setidaknya bagi mereka mereka yang melihat
langsung aksi para remaja kita di jalanan, terutama dalam bentuk tawuran antar
pelajar.
Banyak
yang menganggap, prilaku remaja, termasuk pelajar akhir-akhir ini bukan lagi
bentuk kenakalan, tapi sudah menjurus kriminal. Terlebih lagi, mereka kerap
menggunakan senjata tajam dalam aksi-aksinya. Sopir-sopir angkutan umum, boleh
jadi adalah pihak yang paling sering merasakan dampak tindakan mereka.
Banyak
yang menuding, prilaku destruktif remaja ini erat kaitannya dengan model
pendidikan saat ini, yang cenderung mengedepankan nilai akademik, ketimbang
penanaman budi pekerti. Kegiatan ekstra kurikulerpun dianggap kurang menarik
sehinga banyak siswa remaja yang lebih memilih menghabiskan waktu di luar, di
mana mereka bertemu dengan situasi dan lingkungan yang tidak terkontrol dan
mendukung perkembangan jiwa muda mereka.
Kini
masyarakat dikejutkan dengan prilaku jalanan bernama geng motor. Sekumpulan
anak-anak muda penggemar motor, melakukan tindakan liar, tidak lagi sebatas
kebut-kebutan tapi mengarah pada tindakan perusakan, yang pada akhirnya
meresahkan di masyarakat.
Prilaku
jalanan geng motor, sebenarnya bukan hal baru, apalagi bagi masyarakat Kota
Bandung. Aksi main kebut dan cenderung brutal, sudah ada sejak 10 bahkan
belasan tahun yang lalu. Tindakan mereka memang kerap meresahkan. Tidak jelas
mengapa, aksi mereka yang beberapa tahun sempat meredup, kini muncul lagi, dan
melakukan tindakan lagi-lagi
meresahkan,
bahkan makin memprihatinkan, karena aksi mereka dibarengi minum-minuman
alkohol.
Bandung.
Dari dulu memang akrab dengan aksi balapan motor. Di kota ini minat anak-anak
muda pada balapan memang sangat tinggi. Jangan heran, dari kota ini, lahir
beberapa nama pembalap handal.
Lapangan
Gasibu, bagi masyarakat Kota Bandung seperti identik dengan arena balap motor.
Setiap sore, terutama pada hari Minggu, masyarakat bisa melihat aksi-aksi para
remaja adu pacu dengan kendaraannya. Tingginya minat remaja pada balap motor
juga bisa dilihat dengan banyaknya bermunculan klub-klub motor yang umumnya
beranggotakan remaja SMP dan SMA. Jika di Amerika Serikat atau Eropa,
masyarakat dunia mengenal klub motor seperti Hell`s Angels, Outlaws, Pagan,
Comanceros atau Bandidos, di Bandung setidaknya ada empat klub motor yang
tergolong besar dan sampai kini masih eksis, yakni Moonraker, Exalt To Coitus
atau ETC, Grab On Road atau GBR dan Brigade Seven atau Brigez.
Klub-klub
motor itu umumnya didirikan oleh para mantan pembalap, atau setidaknya yang
senang balap motor. Moonraker misalnya, lahir tahun 1978. Nama Moonraker
diambil dari judul film James Bond di tahun itu. Bendera mereka berwarna
merah-putih-biru dengan logo kelelawar. Awalnya anggota cuma segelintir tapi
lama kelamaan terus bertambah, bahkan kini, konon, mencapai ribuan orang.
Mereka bahkan memiliki cabang di beberapa daerah di Jawa Barat, seperti
Cirebon, Tasikmalaya dengan berpusat di Bandung.
Seperti
Moonraker, klub lain, ETC, GBR dan juga Brigez yang lahir beberapa tahun
setelahnya, memiliki sejarah kelahiran yang relatif sama, dari kesamaan hobi
para pendirinya, yakni balap motor, lengkap dengan warna bendera dan logo
masing-masing. Yang menarik, klub-klub motor ini lahir dari komunitas remaja
sekolah. Sebut saja Brigez, didirikan dari para siswa SMU 7 Bandung.
Sayang,
dalam perkembangannya, aksi-aksi balap mereka kerap dituding berlebihan dan
meresahkan, bahkan kemudian mendapat sebutan sebagai geng, geng motor, yang
tentu saja berkonotasi negatif. Untuk masuk menjadi anggota, mereka memiliki
ritual sendiri, dengan mengambil tempat jauh dari keramaian.
Adalah
aparat kepolisianlah yang akhirnya sering dibuat repot, terlebih dalam aksinya
mereka kerap kedapatan dalam keadaan mabuk. berbagai razia dilakukan, dan
hasilnya, tidak saja didapati banyak dari kendaraan motor mereka yang tidak
dilengkapi surat-menyurat, tapi juga kerap didapati senjata tajam. antar
anggota geng, kadang kerap juga terlibat bentrok.
Tindakan
anggota geng motor, tidak saja meresahkan masyarakat tapi juga merugikan
klub-klub motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi negatif. Prilaku
para remaja ini, tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena sebagai generasi
muda, merekalah yang kelak diharapkan menjadi penerus, pemilik masa depan
bangsa ini.
Prilaku
jalanan kalangan anak-anak muda ini, menurut banyak kalangan, harus dilihat
secara menyeluruh. tanpa bermaksud membenarkan, tindakan negatif negatif mereka
tidak lepas dari faktor-faktor di luarnya. Sejak sepak terjang geng motor marak
diekspose media massa, tidak mudah lagi menemukan aksi-aksi anak muda ngebut di
jalanan dengan segala tingkah polahnya. Apalagi aparat kepolisian, seiring
banyaknya pengaduan masyarakat, makin menggencarkan tindakan dalam bentuk
razia-razia.
Tak mudah
menghentikan aksi para remaja di jalanan ini, baik dalam bentuk kebut-kebutan
seperti geng motor maupun aksi tawuran yang kerap terjadi di kota-kota besar.
Terbukti, aksi-aksi tegas yang coba dilakukan petugas kepolisian, tidak
menghentikan prilaku destruktif itu. Tawuran tetap saja terjadi dan
kebut-kebutan masih saja dilakukan.
Karena
keberadaan mereka, tidak semata soal kegemaran membalap motor, tapi terkait
banyak hal. Salah satunya, menurut Dadang S, seorang kriminolog, ekspresi para
remaja itu mencari perhatian dan pengakuan. Boleh jadi hal itu karena tidak
mereka dapatkan di rumah. Dadang mengambil contoh perkelahian para anggota geng
motor di arena balap.
Senada
dengan Dadang, pakar pendidikan Arief Rahman menilai maraknya prilaku remaja
tersebut tidak lepas dari minimnya sarana yang bisa menyalurkan bakat mereka di
sekolah. Sekolah, menurutnya, harus bisa menyalurkan bakat dan kemampuan
muridnya, agar sang murid tidak menghabiskan waktu di luar, apalagi di jalanan.
Pertanyaannya
: Sebagai mahasiswa , bagaimana menurut anda atas cerita tersebut diatas ?
berikan pendapatmu dan bagaiaman solusi dari permasalahan tersebut diatas Baik
- Dadang maupun Arief melihat, memecahkan masalah ini bukan semata tugas orang tua dan lembaga pendidikan, karena bagaimanapun ini terkait dengan kebijakan, di satu sisi, dan ekspos media di sisi lain.
Kita
memang tak semestinya saling menyalahkan, karena semua ini kesalahan kita
bersama, kesalahan kita sebagai bangsa yang mengaku beradab. Kita harus
mengambil langkah, tidak mesti dengan menghukum, tapi tepatnya memberi
pengarahan. Karena bagaimanapun, suka tidak suka, merekalah generasi penerus,
pelaku masa depan.
Menurut
anda , Langkah bijak seperti apa yang harus diambil selaku masyarakat yang
perduli atas realitas atas 10 Penanda zaman yang anda pelajari ?
- Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya bangsa. Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk melestarikan budaya bangsa yang positif dan menjadi identitas khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain? Dan, bagaimana pendapat saudara mengenai kekhasan dan keistimewaan 4 daerah di Indonesia yang pernah menjadi perdebatan publik, terutama untuk Daerah Istimewa Yogyakarta ?
- Agama merupakan tali pengikat sosial masyarakat, tetapi agama dapat pula menjadi pemicu konflik di masyarakat. Apa pendapat saudara terhadap pernyataan tersebut?
- Sebutkan 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal! Jelaskan menurut pendapat saudara !!
- Apakah interaksi sosial yang berlangsung bersifat positif bagi kehidupan manusia? Bagaimana syarat sebuah pengetahuan untuk dapat ditingkatkan menjadi sebuah ilmu? Jelaskan satu contoh problema lingkungan hidup dan problema sosial saat ini!
- Apa perbedaan etika dan estetika ? Jelaskan menurut jawaban saudara !!
- Strategi Pengembangan Karakter melalui pembelajaran , dikuatkan pada mata kuliah Pendidikan agama, Pendidikan Pancasila , Pendidikan Kewarganegaraan , Ilmu Alamiah Dasar ( IAD ) dan Ilmu Sosial Budaya Dasar ( IAD ) , bagaimana menurut pendapat saudara ? Setuju kah , jelaskan !!
- 1. Jawaban di kirim via Email ,
- . Klipinglah 4 buah pemberitaan di suatu media /boleh via searching tentang interaksi sosial yang bersifat: kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict). Uraikan pendapat Anda mengenai pemberitaan tersebut ! menurut pendapat anda . File terpisah dan dikirim via email terpisah juga . paling lambat tanggal 8 November 2015 Pukul 24.00
1 Komentar
natasya indriyani
BalasHapusx.tkj3