Saatnya Bergandeng Tangan Tanpa Pura Pura Tidak Tahuuu . . .

beckinspiration.blogspot.com

Saatnya kita semua bergandeng tangan membenahi karakter siswa indonesia dalam artian yang sebenarnya . Diperlukan kerja keras dan kemauan semua stake holder (semua pihak  yang terkait) pendidikan. Bukan hanya tugas sekolah dan pirantinya semata .

"Kekerasan di SMA 3 itu sudah luar biasa, anak-anak di situ kan anak orang kaya. Saya itu diserang, dihajar kiri-kanan, dan saat itu saya baru satu bulan (memimpin sekolah)," ujarnya. (Baca juga: Siswa SMAN 3 Ancam Bunuh Kepala Sekolah)

Retno menyebut, beberapa orang tua murid yang berprofesi sebagai pengacara membuat dirinya dilaporkan ke Kepolisian atas keputusan skors yang ia jatuhkan. Meski sadar pilihannya untuk menolak mengurangi masa skors itu bakal membuat dirinya harus menghadapi tantangan lain, Retno memilih untuk tetap berkukuh pada pendiriannya.

"Orang tua anak ada yang lawyer, ataupun mereka membawa lawyer. Kemudian saya dipolisikan, diperiksa berjam-jam. Saat itu saya sadar betul kalau pilihan saya akan membuat saya susah. Tapi melindungi anak-anak dan membangun sekolah yang ramah anak itu lebih penting," kata Retno. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150524153238-20-55329/tolak-surat-kepala-dinas-jadi-awal-pertaruhan-retno-di-sman-3/

Belajar dari pengalaman ibu Retno Listiyarti mantan Kepsek SMAN 3 Jakarta dimana merasa kekerasan sekolahnya sudah dalam tahap yang darurat tingkat terakhir. Terlebih itu sudah terjadi bertahun tahun bahkan puluhan tahun . Tanpa ada keinginan pihak manapun memberangus keadaan ini . Bukan isapan jempol cerita kekerasan dalam sekolah . Kalau boleh di teliti lebih mendalam, walau sekolah di negri namun kalangan mampu dan diatas mampu masih meminati sekolah negri dengan alasan lebih mudah masuk PTN. . .walaupun kini tidak lagi dimonopoli sekolah negri PTN itu . Swasta pun diberi tempat dan kesempatan yang sama .

Bukan soal PTN disini yang akan saya fokuskan . Tetapi sikap sikap luar biasa arogansi dalam pergaulan , penyikapan teman teman guru terhadap anak pejabat atau orang kaya cenderung mengamini sikap mereka . Artinya kejahatan terjadi karena ada kesempatan dan pembiaran dari sistem sekolah maupun lingkungan keluarga , yang. .bahkan tidak mengenali sifat anaknya sendiri karena mereka sibuk dengan pekerjaannya sebagai pejabat atau orang kaya yang suka pamer harta , ketimbang pamer sikap merendah dan tawadlu .

Saya mendengar sendiri dari cerita teman yang mengajar di sekolah sekolah elit, bagaimana mereka kesulitan dalam menata karakter buruk bawaan terlebih bila dalam masa pancaroba, kemalasan yang didiamkan keluarga , sikap pamer kekayaan dan jabatan sangat tidak menghargai sekolah dan guru dengan peraturannya . Terlebih tawuran juga sering terjadi akibat dekadensi moral ini , kesenjangan yang menimbulkan dan memicu terus terjadi berpuluh tahun .

MOS ( masa orientasi siswa) yang salah sasaran dan tujuan serta penanaman kesadaran akan karakter yang baik kurang dijaga , kenapa saya mengatakan seperti itu , ya berapa guru yang konsisten dengan komitmen dan kedisiplinan ? . Seringnya beberapa guru nggak mau capek dan hanya mencari aman nyaman semata . Yaaa mungkin biar ada bingkisan dari ortu kali yaa. . .tepu tepu dikit anaknya dibilang baik . . .atau. . .modus privat kali atawa buat tambahan . Huh basi !!! . . Yakin sampai kapanpun tidak akan terurai lingkaran setan kekerasan sekolah di negri tercinta ini . Belum lagi model yang dicontoh? Ayah yang pemberang dan mudah melayangkan tangan, ayah yang sok pengacara, atas nama hukum . . .bukan berfikir ini pembelajaran untuk anak. Saya yakin kalau semua bekerja sama tidak akan terjadi terus menerus . Seharusnya semua pihak menyadari . Apa yang akan kita hasilkan sebagai output pendidikan di sekolah? Karakter bagus ? Akhlak mulia ? Tanpa tawuran, sogok menyogok atau jual beli bangku sekolah? Pertunjukan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin ?

Belum lagi sekarang ada fenomena , usai ujian , belum lulus sudah corat coret, keliling konvoi kendaraan layaknya pemenang ? ( or pecundang), atau mengumbar syahwat birahi kemudaan tanpa berfikir efek kedepan seperti apa . Miris sekali bila melihat fenomena ini . Dan hampir merata diseluruh daerah indonesiaku . Entah efek globalisasi , kebablasan internetisasi atau . . .ach pucing bu guru ini !!. Dua bulan ini saya dimasukkan grup berita sedih dari dunia pendidikan , hampir sebagian besar yang saya baca berita buruk , kesedihan itu  amat mendalam kurasakan , apa yang bisa kuperbuaaaaaat ????? tuluuuuung . . . 

Akankah lingkaran tak berkesudahan ini kita abaikan ? Lalu , bisa apa kami para pendidik dan sekolah . . .saya hanya mampu mengingatkan , mendidik dan memotivasi siswa di kelas , lingkungan keluarga saya sendiri , atau membuat tulisan yang diharapkan bisa menggugah . Namun , harus ada policy besar dengan kekuatan hukum dan kasih sayang , dengan tanggung jawab bersama untuk semua pihak mengatasi ini . Penjara,  Surat Peringatan ( SP )  atau uang berlimpah bukan solusi . Pejabat bukan sibuk bikin peraturan , teori sana sini , mengamini dan mengamankan diri yang penting ABS  , Bukan rahasia pejabat Indonesia kan senengnya di puja puji dan ditaati . . .nanti kalau sudah dijorokin deh rame rame kalau ketahuan belang atau korupsi . . .Ups nggak dech paling mutasi apalagi kalo pelicinnya tajir . . paling ganti posisi he he . Jadi balik lagi ? apa yang bisa kami dan siswa Indonesia contoh ?

Aku sempat tertegun saat , anak anak siswa curhat . Mis kami dikelas IX di SMP swasta anu , biasa dilatih belajar dan berfikir sendiri . Eh kelas X SMK ini malah cape , yang mikir kita yang nyontek berjamaah . Kalau latihan gak papa mis lah kalau ulangan UTS kek atau UAS kek , nyesek mis . . .gayanya berapi api . Aku Hanya senyuuuum . Lah memang pengawasmu ? Yaaah pengawas mis , kadang kelas berisik diem aja, malah bilang , boleh nyontek asal nggak ketahuan . . .whaaaaaaaat !!!!
Indonesia banget sih sinis kataku . Ya mis sudah gitu , main hp dech sampe kita selesai . Maleeees mis . Mending sama mis  ulangan harian matematika dikelas , kami boleh buka buku tapi tidak boleh diskusi , dan mata mis tajam setajam silet  . . .waks !!! ha ha tahu saja anak anakku . 

Teringat , aku kuliah S-1 dulu dan S-2  kini  juga begitu . Aku selelah apapun , namanya tugas kuliah ya sampai malem juga kubelain mengerjakan . Mau salah mau bener , mau bisa mau nggak ya aku kerjakan . . .judulnya usaha , searching kek , cari nara sumber buku lain kek , nanya temen yang dosen kek dan sebagainya . Tapiiiiiiiiiiiiiiiii , paling sebel kalau tiba tiba ada sms atau bm , neng , frend sudah ngerjain belum ? share dong jawaban , email donk . . .sakiiiiiiiitnya tuh di Citata eh salah ya bukan sakitnya dikepala langsung nyut nyutan. 

Padahal jelas jelas dia PNS ngajar cuma 1 tempat , santai lagi waktunya , lah akuuuuu, 4 tempat , itu belum sama privat dan kerjaan sambilan lain . Masa ga sempet siiiich . Mau ga ngasih nanti dibilang pelit , sok pinter . . .hadeeeeeh . Itu guruuuuu loh , gimana muriiiiiid yaaaaaaa . Sudah gitu paling sebel nanti lihat nilai samaaaaaa semua hasilnya . Yang capek dan yang copypaste samiun hayun koyyun . Artinyaa ? sama nilainya . Keki kaaan. 

Itulah kenapa aku mengajak untuk bergandeng tangan semua komponen bangsa , yuk rubah mindset kita . Saya hanya pakai cara guru goblok saja , Siswa hadir rajin datang , tugas dikerjakan terus sebagai itikat dan niat serta proses belajar , dan Sikap baik pada guru dan teman . Yakin dech KKM mah lewat kali yaaa. Buat kita teman guru ayooo tingkatkan kompetensi Pedagogik kita mengajar yang menarik supaya anak mau dan keluar talentanya dan mau belajar bener tanpa mencontek . Buat orang tua yuuuuk please dech tanamkan kejujuran , jangan dibiasakan dan dimanjakan anak . Biarkan dia berusaha sendiri , jangan dianggap mereka anak kecil yang haruuuus disuapin terus . Sampe daftar sekolah saja kalau ga dapet cari sogokan / beli bangku . Gimana dia nanti tidak meniru cara kita . Akhirnya mindset dan mental Indonesia tidak akan bisa diubah , mau enak , mau nyaman , mau kaya ? ya korupsi , jadi pelacur Highclass atauuuuu jadi simpenan pejabat . . .atauuuu nipu dech hadeuuuuh . Wah kalau saya uraikan nanti banyak lagi . . .pokoknya semua peranti / stake holder pendidikan harus bergandengan tangan memikirkan solusinya . Setuju pembaca ???

Posting Komentar

19 Komentar

  1. Nama : LAODE ALAFANDI .A
    Kelas : X.TKR.3

    BalasHapus
  2. Nama:randi ramdani
    kelas:X.TKR.3

    BalasHapus