Dibalik Pemuda Yang Hebat Terdapat Keluarga Yang Kokoh



Apakah benar seorang pemuda akan menjadi hebat bila keluarganya kokoh?  Mengapa tidak? Pengalaman saya bersama 3 anak-anak laki saya yang hebat telah menjalani dan merasakan dampaknya saat kini beranjak menjadi pemuda.

Sejak kecil saya menanamkan arti sebuah kedisiplinan, kekompakan, kejujuran, kebersihan dan kasih sayang antara mereka. Sebagai bekal mereka menghadapi masa dewasanya. Betapa tidak, dengan umur yang saling berdekatan ke tiga anak laki saya saya latih memulai karakter-karakter itu sejak mereka kecil. Siapa bilang tidak bisa dilatih?, justru mulai kecil itu enak untuk dibentuk.

Terlebih sebagai pendidik, saya kombinasikan antara sistem tarik ulur dan mengembangkan keterbukaan antara anggota keluarga satu sama lain. Kami terbiasa berdiskusi untuk memulai kegiatan, membicarakan permasalahan dan mencari solusi dari permasalahan saat makan bersama. Mengajarkan ananda untuk selalu bicara dan terbuka sampai mereka dewasa saat ini. Satu keuntungan saya, saya paham keinginan, minat dan perkembangan mereka sampai saat ini, inshallah.

Walau sempat jatuh bangun tapi Alhamdulillah dengan kekompakan kami, semua kesulitan yang menerpa, sejak kepala keluarga tidak lagi bekerja, sakitnya sampai meninggalnya kami masih bisa tegar berdiri. Tidak merubah apapun, stress atau menjadikan anak-anak broken home, sama sekali tidak. Itu karena kami saling menguatkan, dan disini peran saya menyatukan ketiganya terus menerus tidak berhenti. Tidak ada sikap pilih kasih sedikitpun, bahkan meyakinkan satu sama lain bahwa mereka punya kelebihan dan kekurangan masing masing. Yang itu justru menjadi kekayaan dan kekuatan keluarga kami yang kokoh tak tertandingi.

Saat ini ketiganya sengaja mengambil IT sebagai pilihan bekal masa depan mereka. Dengan beragam jurusannya, sulung di Ilmu Komunikasi Telkom Bandung, juga sedang mendalami skill art director ( lebih kearah penyutradaan film, hobbynya membuat film-film pendek dan pernah juara se-Bandung Raya). Si Tengah mengambil kuliah Ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV) lebih kearah Multimedianya, sambil bekerja. Langsung praktek kerja nyata dari ilmunya dan itu dibuktikan dengan IP-nya 3,59 luar biasa, hebatnya kuliahnya dibiayai sendiri. Ibunya sangat diringankan untuk ini. Bungsu yang SMK-nya ambil jurusan TKJ ( Teknik Komputer Jaringan) lebih senang dan cenderung ke software dan sedang mendalami bahasa Jepang kesukaannya saat ini. Saat lulus kemarin NEM-nya tertinggi loh disekolahnya. Rencananya ingin mengikuti jejak abangnya no 2 kuliah sambil bekerja untuk meringankan biaya, subhanallah.

Bahagianya, saat mereka punya kesempatan berkumpul, mereka saling berdiskusi satu sama lain. Walau terkadang berbeda pendapat, tapi tidak lama, mereka kembali menyadari pentingnya kekompakan keluarga. Karena saya tidak mau mereka memperbesar perbedaan, tapi persamaan tujuan keluarga yang ingin dicari. Alhamdulillah, saya tidak mengalami kesulitan berarti dalam membesarkan mereka. Masa pubertas ketiganya, dilewati dengan baik hingga sekolah SMA/K  mereka selesai semua. Dan saya  bangga memiliki mereka sebagai anak yang santun, sholeh dan bisa membanggakan keluarga dunia akhirat.

Hal lain yang membanggakan adalah dalam jiwa mereka yang tertanam kuat untuk mandiri, Mereka tidak malu untuk melakukan sesuatu yang tidak popular dikalangan anak remaja sekarang belanja kepasar, melakukan pekerjaan rumah yang seharusnya untuk anak perempuan, membantu ibunya mengajar, kebetulan dirumah saya memiliki BIMBEL keluarga sejak 2007 lalu. Alhamdulillah mereka sadar, ini adalah usaha bersama untuk membiayai kebutuhan keluarga. Tanpa disuruh mereka ikut ambil peranan untuk bersama sama, apalagi kami tidak punya pembantu dirumah.

Saya mendukung kegiatan atau hobi mereka. Saya sangat terbuka untuk kemajuan perkembangan wawasan dan kemampuan mereka walau harus berkorban biaya, karena saya sadar hanya itu yang bisa saya wariskan bila saya sudah tidak ada lagi. Mereka telah saya didik menjadi generasi kokoh yang mandiri dalam situasi apapun.
Jika semua keluarga atau orang tua berfikir seperti ini, saya yakin tidak ada lagi mental generasi lemah dan mudah putus asa. Sehingga kejahatan narkoba, pergaulan bebas, kriminal atau keluarga pecah tidak akan pernah terjadi.


Posting Komentar

9 Komentar