![]() |
bongkarmedia.blogspot.com |
Hari-hari jelang lebaran kemarin kami para guru disibukkan dengan
info dari kementrian pendidikan khususnya bidang GTK (Guru atau Tenaga
Kependidikan) bahwa, semua guru dapat mendaftarkan data diri dengan cara
terbaru melalui infokemendikbud.com tentang cara verval data guru di SIM PKB (Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan). Setelah sebelumnya padamu negri kini data guru melalui dapodik (Data pokok pendidikan). Melalui dapodik inilah semua guru dapat dipantau datanya. Lewat Guru Pembelajar (GPO) , niat baik pemerintah untuk melakukan pendataan dan peningkatan mutu guru secara online memang patut di apresiasi.
Nah GPO ini terus memperbaiki programnya, yaitu program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah sebuah program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru, khususnya demi mengembangkan keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang diampu oleh guru tersebut.
Namanya program,
pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tidak perlu pro atau kontra
terlalu berlebihan. Setiap kebijakan pasti perlu sosialisasi dan
kerjasama luar biasa dengan seluruh stake holder sekolah. Karena yang
jadi objek adalah guru di seluruh Indonesia. Dengan segala kendalanya,
butuh SDM untuk bisa diajak kerjasama membantu dan menjadi kepanjangan
tangan pemerintah untuk bisa berjalannya tujuan mulya ini.
Tidak
bisa dipungkiri, dengan perkembangan teknologi ini pilihan pemerintah
memang hanya satu. Mendata secara online dimana data-data tersebut akan
tersimpan dan nge-link satu sama lain. Seperti halnya e-ktp atau e-money melalui chip atau atm.
Bukan jamannya lagi pendataan berkas secara manual berkali-kali yang
memboroskan waktu, biaya juga memgurangi kecurangan oknum di
daerah-daerah yang memanfaatkan segala bentuk tunjangan untuk guru.
Belum lagi menyita waktu guru mengajar dikelas. Pangkalan data guru
tentang apapun bisa dilakukan, baik PNS maupun non PNS.
Bukan
rahasia umum lagi bila saat ini kesejahteraan guru lebih diperhatikan.
Imbasnya? Para oknum petugas dinas pendidikan di daerah memanfaatkan
kegaptekan, kebingungan bahkan kemalasan guru dengan iming-iming jalan
pintas. Bukan hal aneh aroma amplop terus berhembus kencang. Saya secara
secara pribadi sangat mendukung sekali perapihan data ini. Mengurangi
gesekan dan syak wasangka segala pengurusan yang sangat tidak
transparan.
Saya melihat sendiri, bagaimana di pusat sudah sangat
berusaha untuk transparan dan mengurangi segala bentuk pungli dunia
pendidikan di negara ini. Tapi, tetap saja ya, namanya mental, ingin
jalan pintas dan tidak mau capek selalu ada dari pihak guru, dan itu
dimanfaatkan oleh para oknum petugas.
Kembali ke topik di awal,
dimana hebohnya? Tahun 2016, para guru diwajibkan untuk masuk program
GPO (guru pembelajar) sebagai tindak lanjut hasil UKG maupun yang belum
mengikuti UKG (Uji Kompetensi Guru) yang nilainya
belum memenuhi standar pemerintah, wajib mengulang dan mengikuti
pelatihan baik secara online maupun tatap muka langsung. Dimulai dengan
pendaftaran secara online untuk melihat berapa raport merahnya.
Pendaftaran tersebut disertai kode password masing
masing guru. Namun karena kurangnya sosialisasi, begitu saat ini
diwajibkan pendataan kembali, banyak yang datanya terselip, tercecer
atau hilang. Sehingga banyak yang tidak bisa lagi melakukan verval di
tahun 2017 ini.
Terlebih prasyaratnya adalah masuk melalui
komunitas mata pelajaran di wilayahnya masing-masing.
Tugas operator dan
ketua komunitas atau MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
adalah membantu guru yang kesulitan dalam registrasi dan verval sampai
masalah reset pasword. Artinya masalah teknis guru menjadi tanggung
jawab sepenuhnya operator wilayah. Bagus sih, komunitas yang selama ini
jarang diaktifkan dengan alas an macam-macam, yang sibuklah, yang tidak
mau masuklah karena bukan PNS dan sebagainya. Sayangnya, ini semua
berbarengan dengan segala kegiatan seperti pembagian raport, libur
sekolah, ramadhan sampai mudik lebaran. Dan alasan kurang sosialisasinya
nama-nama ketua MGMP yang wajib dihubungi itu juga jadi kendala. Banyak
guru yang baru tahu seminggu belakangan ini atau bahkan di masukkan ke
grup Whatssap oleh temannya yang sudah lebih dahulu masuk. Disini
terlihat, betapa kurangnya SDM pemerintah dan kurangnya koordinasi
dengan para operator dapodik, MGMP bahkan kepala sekolah masing-masing
wilayah.
Sedangkan batas waktu yang diberikan adalah 30 Juni 2017
kemarin, terbayang ya kegundahan para guru melewati lebaran dengan tidak
tenang. Ini memang reksiko yang harus di tempuh untuk menuju pangkalan
data guru yang lebih baik. Namun seharusnya di sosialisasi jauh- jauh
hari bukan hanya sekedar program. Penuh kehati-hatian dan kerjasama
sangat dibutuhkan. Banyak kelucuan yang terjadi di masing-masing grup
komunitas guru MGMP wilayah, dari yang putus asa, marah-marah sampai
merayu ke ketua MGMP maupun operator wilayah masing-masing. Sebagian
besar petugas sudah menjiwai dengan melayani, namun ada juga yang jiwa
ego dan alasan internet susah untuk dihubungi.
Boleh jadi lebaran
tahun ini adalah lebaran yang umumnya tidak nyaman dan tenang dijalani
oleh para guru. Seharusnya ini menjadi evaluasi pemerintah. Terbayang,
bagaimana keadaan di lapangan, guru yang berada diwilayah sulit
internet, terluar, gaptek dan sebagainya, seharusnya itu di prediksi dan
di antisipasi oleh pemerintah . Seperti halnya pemerintah sudah belajar
dari kemacetan mudik tahun lalu, begitu juga saya berhara ini menjadi
pelajaran bagi pemerintah dalam hal apalagi tujuannya mensejahterakan
guru nanti pada akhirnya, melalui pangkalan data yang lebih baik tanpa
merugikan atau menzolimi siapapun. Sekali lagi langkah dan tujuan ini
patut di apresiasi dan didukung oleh semua pihak. Begitu juga
peningkatan dan evaluasi juga sangat diharapkan, agar pendidikan di
Indonesia lebih baik lagi.
Griya Kompas, Awal Juli 2017
2 Komentar
Ijin repost dengan sumber ke web ini. Saya cek di kompasiana tulusan seperti ini sudah diblokir entah kenapa.. Terimakasih
BalasHapusBenar pak, saya nggak tahu salahnya dimana kenapa di blokir admin. Saya rasa banyak yang bingung dengan GPO saat ini. Terimakasih monggo
Hapus