Biarkan dendamku pergi . . .


Related image
imgrum.net

Dia cuma laki-laki yang menyusahkan, perempuan itu mengeluh padaku tanpa beban. Lihat karaokean dengan cuek dirumah adik iparnya, padahal aku sudah menunggunya 2 jam lebih. Dimana perasaannya? Kini pekerjaannya hanyalah supir ojek online. Pulang hanya membawa receh tak berarti. Keluhnya seperti cabe rawit pedas dan menderu seru.

Aku hanya menelan ludah pelan tapi tersekat. Itu suamimu yang dulu kau agung-agungkan. Bahkan kalian kompak mengusir kami (aku dan kelg) yang saat itu ingin numpang sejenak setelah gulung tikar dari usaha. Pergi ke rumah Simbah, yang kau tempati hingga kini, untuk sekedar berlindung sejenak. Justru bukan suport, malah itu yang kuterima. Kuterima dengan lapang dada saat itu segala cercaan. Sikap kalian waktu itu Tante, kini hampir 17 th berlalu hukum karma terjadi. Justru kau menghujat suamimu sendiri disaat aku mampu menghinakanmu. Tetapi tidak . .

Justru yang keluar dari mulutku hanyalah berkata,  "sabar Tante mungkin ini hanya ujian Allah. Bagaimanapun ingat  adek-adek, mereka sudah besar-besar". Tanpa ada dendam lagi sedikitpun dari hatiku. 

#mahabesarengkauyaAllah
#episodefiksiperdana

Posting Komentar

0 Komentar