Pixabay |
Hingga suapan terakhir dan obat yang diminum, Faisal hanya terdiam. Seakan memahami Susan lelah dan banyak diam. Untung Hafizh masuk mencairkan suasana.
"Ummi, Hafizh bawa melati buat ayah. . .tadi mbak Lili petik banyak buat ayah dan ummi" katanya ceria.
Susan melihat reaksi Faisal suaminya terhadap Hafizh. Faisal hanya memaksakan senyumnya dan mengambil melati itu dari tangan Hafizh.
Susan melihat reaksi Faisal suaminya terhadap Hafizh. Faisal hanya memaksakan senyumnya dan mengambil melati itu dari tangan Hafizh.
"Aku tahu kamu belum bisa menerima kehadiran Hafizh, yah" Batin Susan merintih seakan kembali teringat laki-laki, ayah biologis Hafizh sesungguhnya. Segera ditindasnya perasaan itu. Harus kutebus semua kesalahan ini, harus kuterima dengan ikhlas. Tiga tahun bukan waktu yang mudah melewati keadaan ini.
******
******
"Ummi, ayah kok enggak mau cium Hafizh . . ."lapor Hafizh dengan gayanya yang lucu.
"Iya, ayah capek Dek. Sudah jangan ganggu ayah, ya. Ayah butuh istirahat, deek." Kataku membahasakan Hafizh dengan panggilan Adek. Jaraknya sungguh jauh dengan abang-abangnya.
"Iya, ayah capek Dek. Sudah jangan ganggu ayah, ya. Ayah butuh istirahat, deek." Kataku membahasakan Hafizh dengan panggilan Adek. Jaraknya sungguh jauh dengan abang-abangnya.
Walau hadirnya dianggap aib dan musibah oleh Susan dan Faisal, namun tidak dapat dipungkiri. Dialah bintang rumah ini, penghibur lelah dan pemecah kekakuan yang terjadi tiga tahun belakangan ini.
Faisal memang sudah sakit lama sekali. Hampir lima tahun lebih, tetapi di awal masih bisa berjalan tegap. Namun, sesungguhnya gap antara Susan dan Faisal sudah lama terjadi. Hanya mereka berdua yang tahu, dan bisa menutupi keadaan sesungguhnya.
Sejak Faisal mulai duduk di kursi roda, kekerasan hatinya mulai melemah. Faisal mulai menyadari keikhlasan Susan, perempuan yang selama ini diabaikan olehnya. Dianggap hanya perempuan seperti ibunya yang hanya harus patuh kepada perintah suaminya. Tidak perlu tahu apa yang dilakukan suaminya di luar, tidak usah dan perlu tahu.
Faisal memang tidak kasar dan main tangan. Tetapi, egonya yang selalu ingin menang sendiri dan harus dituruti segala kemauannya, bukan tidak mungkin membuat hati Susan selama ini tersiksa. Sejak, kantor tidak lagi memakainya sebagai kepala keuangan perusahaan kontraktor yang selama ini membuatnya jumawa.
Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community'.
0 Komentar