Lelaki Tak Bertuan (9)



"Mis haid?" Tanya Ammar kaget.
"Baru seminggu lalu selesai saya mas" sanggah Susan. Memang rasanya sakit tapi puas. Sudah sebelas tahun tak pernah sama sekali sawahnya tersentuh. 


"Maafkan saya mis, saya akan bertanggung jawab nanti" Ammar seakan menjawab kekhawatiran Susan.
"Tapi saya masih punya suami mas, dan saya sudah lama tidak pasang KB. Bagaimana kalau saya. . . ."
Belum selesai bicara, Ammar sudah menutup mulut Susan dengan jarinya.


"Percayalah, saya akan bertanggung jawab" lalu memeluk Susan dengan penuh perasaan. Dan Susanpun ikut larut dalam pelukan itu.
"Mari saya antar pulang mis. . .Hujan sudah reda. Anak-anak pasti sudah menunggu ibunya saat ini ya. Sekali lagi maafkan saya" 


Ammar mengeluarkan motornya yang masih kempes karena bocor. Dititipnya pada pemilik losmen, lalu dia mencari taksi untuk mengantar Susan pulang.


Sepanjang jalan Susan bercerita tentang keadaannya dengan suaminya selama belasan tahun ini. Ammar mendengarkannya dengan seksama. Sambil tangannya tak berhenti menggenggam tangan Susan, seakan takut kehilangan.


"Kalau bapak mau melepaskan mis, saya mau menikahi mis. Sejak dulu itu yang ingin saya lakukan terhadap ibu guru saya yang selama ini saya cari". 


Susan tak mampu lagi berpikir, begitu banyak yang bermain di benaknya. Ada rasa bersalah tapi sekaligus bahagia. . .ternyata dia tidak lagi frigid seperti yang Faisal selalu katakan berulang-ulang setiap mengajaknya untuk berkencan di ranjang. Susan memang tidak membenci Faisal, tapi juga tidak menolak digauli Faisal. Hanya, yang terbayang hanyalah kegagalan demi kegagalan Faisal dalam berfungsi di ranjang. Sehingga, Faisal menyangka Susan sudah frigid.

Susan hanya tak ingin disebut istri yang durhaka. Selama menjadi istri tak boleh Susan menolak untuk digauli suami, namun ketidakjujuran Faisal membuatnya tak mampu bersikap aktif atau menolak. Hanya diam, diam, dan diam. Tak heran julukan frigid begitu kerap diterimanya. Padahal, suaminya juga tak pernah memuaskannya di ranjang. Sakit, dan entah alasan apalagi. Susan pun tak ingin lagi bertanya, hatinya telah patah sejak sebelas tahun yang lalu. 

Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community'.

Posting Komentar

15 Komentar

  1. Teruuus...akhirnya gimana?
    Lhah jadi penasaran.

    Malah belum nyari saya, bab pertamanya apa. Udh mau bagian akhir aja.
    Hehe...

    BalasHapus
  2. Ohhh aduh setan benar2 merasuki susan dan ammar yah. Apakah kelanjutannya susan akan hamil? Terus gimana dengan si faisal? Apakah dia impoten mba? Eehh maaf bukan ngeres yah mba hehe penasaran

    BalasHapus
  3. Wow...semakin membara. kita tunggu bagaimana selanjutnya...

    BalasHapus
  4. Lho, saya ketinggalan cerita sebelumnya, nih. Apa pas gak ikutan list BW yak?
    Wah, menarik, nih. Miss Juli berani mengangkat salah satu isu sensitif dalam rumah tangga. Setahu saya banyak kejadian nyata yg seperti ini: istri dituduh frigid. Juga tentang alasan dibalik menduanya seorang istri.
    Sedih sebenernya kalo jadi Susan, ya. Hiks.
    Lanjuut...

    BalasHapus
  5. Kepo deh kelanjutan kisah Susan dan ammar. Seru seru mendebarkan dan bikin ketagihan. Ditunggu part selanjutnya

    BalasHapus
  6. Aku menunggu dengan setia kelanjutannya, Mis Juli. Penasaran sekaliii. Duh..hihihihi

    BalasHapus
  7. Aduhhh msh betsambung yaak...Sy mereka-reka ke arah mn jln ceritanya hihi bikin pinisirin...

    BalasHapus