Ada Apa Dengan Ms Santi?


                        Sumber Foto: Google

"Pak, Ms Santi pingsan" Alizha berteriak panik. 

"Wah, saya lagi makan nih" Mr Zay dengan santai. 

"Trus gimana nih pak, Bu . . ." Alizha gemas rasanya, kok cuek aja sih, batinnya.

Segera bersama Saskia mengambil tandu di ruang UKS, melewati beberapa rekan guru yang cuek seakan tak peduli dengan kejadian, kalau boleh dibilang langka. Ms Lia yang baru selesai sholat langsung kaget dan segera panik. Segera naik ke atas.

Tak pernah terjadi sebelumnya, Ms Santi sakit apalagi sampai pingsan. Terlebih dengan tubuhnya yang besar, butuh tenaga untuk menurunkan dari lantai dua ke bawah. Tapi, untuk Alizha dan temannya sekelas adalah satu kesedihan. Ms Santi adalah guru kesayangan yang sangat perhatian dan mau mengajar dengan maksimal di kelas 12.

Sejak mengajar di kelas 11 tahun lalu, Alizha dan kelasnya jatuh cinta dengan cara Ms Santi mengajar. Detil dan mau mengajarkan dengan sabar cara matematika yang mudah. Padahal, saat kelas sepuluh mereka sudah hampir putus asa dengan cara guru sebelumnya yang lebih banyak muter-muter cara mengajarnya dan, baper habiiiis. Tapi guru satu ini, sangat disiplin namun bikin anak mau tertantang menakhlukkan matematika.

Memang sih, kami jadi terbiasa dan nyaman untuk belajar tertib dan disiplin. Kelas rapih, hening, dan disiplin, itu yang dikehendaki oleh Ms Santi. Beliau akan marah jika masuk kelas kotor, baju kami berantakan, melanggar peraturan sekolah dan sebagainya. Tapi, di balik itu semua, pada dasarnya beliau baik. Mau menyediakan waktu ekstra untuk kami bertanya dan mengoreksi semua pekerjaan kami.

Nilai yang diberikan juga terbuka, memberi kesempatan kami untuk mengejar ketinggalan. Itu yang membuat kami jatuh cinta. Syaratnya juga sebenarnya nggak sulit, kecuali memang dasarnya saja kami yang malas selama ini. Sering kali beliau memotivasi manfaat disiplin dan kebersihan. Terlebih, buat kelas kami yang jumlahnya 95 persen adalah perempuan. Jadi banyak sekali nasehat hal-hal yang berhubungan dengan keperempuanan.

Sebagai wanita Jawa, beliau dididik ibunya untuk sangat memperhatikan penampilan, kebersihan, dan kejujuran. Walau usianya hampir 50 tahun tapi beliau tetap terlihat energik dan muda dari usianya. Itu kenapa kami sedih sekali begitu melihat beliau pingsan.

Sampainya di kelas, sudah ada Abi Iwan demikian kami memanggilnya, sebagai guru agama. Juga OB yang sudah bersiap membantunya. Ms Santi sudah mulai sadar dan menangis. Menolak untuk turun dan minta istirahat saja di kelas Alizha. 

Semua siswa di kelas Alizha serempak berteriak, "Kami saja yang akan menjaganya selama di kelas, Bii."
Siswa kelas lain yang awalnya ngerubung, bahkan perwalian Ms Santi juga ikut panik dan menangis merasa bersalah. Selama ini perwaliannya memang cuek dan susah dibilangin menurut cerita Ms Santi. Kasihan Ms kalau sudah marah hanya diam tak mampu bicara. Begitu melihat Ms Santi pingsan dan kelas Alizha begitu care, baru Baltik siswi otomotif perempuan satu-satunya di kelas perwalian Ms jadi cemburu dan merasa salah.

Begitu Ms sudah enakkan dan mampu berdiri, beliau minta pulang saja. Sempat beliau agak bingung bagaimana karena di rumah tidak ada siapa-siapa. Suaminya ditelpon berkali-kali tidak mengangkat dan di SMS tidak menjawab. Tapi Ms Santi mengerti, karena suami beliau sedang kejar deadline kerjaaan. Akhirnya, kami mendampingi beliau turun ke bawah. Lalu oleh Ms Lia dipesankan grab car, sedangkan motornya dibawa siswa perwalian untuk diantar ke rumah.

"Yang Alizha heran Ms, kenapa guru-guru pada cuek sama Ms Santi?" Sedang ms adalah guru tercare sama siswa kalau ada yang sakit atau kesulitan"

Alizha menyampaikan uneg-uneg nya saat Ms Santi sudah masuk dan mengajar lagi seperti biasa. Ms Santi hanya berucap, " Tidak usah dihiraukan mbak, Ms yang salah merepotkan kalian".

Ms Santi seperti menyimpan sesuatu . . .tak mampu berucap. Hanya Alizha yang masih terus penasaran, tapi tak mampu mendesak.

Bekasi, 6 Februari 2019

Posting Komentar

25 Komentar

  1. Wah Alizha dan teman-temannya keren. Masih kepo juga sih, ada apa sebenarnya dengan Ms. Santi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi padahal hanya satu cerita ini saja mbak

      Hapus
  2. Ada apa yah sebenernya sama Ms Santi? Kok rekan-rekan yang lainnya pada cuek.. hmm ku kepo kelanjutannya nih

    BalasHapus
  3. Kenapa Ms Santi dicuekin rwkan guru yaa..duh padahal sayang sama anak muridnya. Ada apakah sebenarnya.
    Kemal saya..kepo maksimal

    BalasHapus
  4. Hmmm ... Ini apakah akan berlanjut ke episode berikutnya? Kayaknya senua pembaca penasaran lho sama Ms .Shanti.

    BalasHapus
  5. Hmm ... jangan-jangan Mis Shanti dicuekin karena??? Hihihi, jadi menyimpulkan yang aneh-aneh nih saya, maafkan.

    Monggo Mis Juli diteruskan ceritanya biar saya enggak salah sangka nih, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw mbak Nanik bisa saja terimakasih enaknya diapain ya tokohnya

      Hapus
  6. Hmm... cocok banget judulnya, membuat saya jadi bertanya-tanya juga, "ada apa dengan Mis Shanti?"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mis Santi itu . . .ah sudahlah tunggu berikutnya

      Hapus
  7. Kenapa ini ms Santi kok rekan kerjanya begitu, sedih baca nya sekaligus kepo sih. Lanjutin dong miss ada apa ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi maunya dilanjutkan mbak tapi . . .ah sudahlah

      Hapus
  8. Penasaran sm kelanjutannya. Jadi gmn bun? Ayo lanjutin dan ada apa dgn Ms. Santi? Biar aku bisa tidur tenang wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah ada yang penasaran . . . .hihi saya tak cari wangsit dulu yaaa

      Hapus
  9. bikin kepo kelanjutannya. semangat miss juli. ceritanya bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw semangat dong he be asyik nih dikepoin

      Hapus
  10. Bunda pinter iiih bikin cerita. Ini bersambung yah?...
    Bikin Bun...

    BalasHapus
  11. Ada apa dengan Bu Santi? Hm, ini misteri selanjutnya. Hehehe

    BalasHapus
  12. Kenapa yaaaa.. apa mungkin dulu suka ngutang? Atau suka boong? Ngutil? Atauuu... ahhhh apaan ya sebabnya kok sampe temen-temennha nyuekin Ms. Santi? Ayo Miss Juli terusin ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hadoooh mbak Betty sabar sabar ini bukan ujian

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus