KARENA GURU ADALAH ORANGTUA DI SEKOLAH



Beberapa saat ini kita dihadapkan pada berita yang menyedihkan dari dunia pendidikan seperti pembulian yang dilakukan siswa baik terhadap guru dan staf pendidikan di sekolah.
Contohnya seorang siswa yang melawan guru saat dilarang merokok di kelas, atau siswa yang bersama rekan nya dan orangtuanya mengeroyok staf pendidikan di sekolah. Ada apa denganmu anakku? Dimana adab yang selama ini diajarkan.

Bicara tentang adab adalah bicara tentang karakter yang sepakat ditanamkan dalam pendidikan di sekolah juga di rumah. Dimanapun anak atau  siswa berada menghargai orang yang lebih tua atau orangtua yang mendidiknya. Kepada yang lebih tua saja harus hormat, terlebih terhadap guru yang notabene adalah orangtuanya di sekolah, juga seluruh stakeholder di sekolah seperti tenaga pendidik yaitu bagian kebersihan, keamanan, TU dan lainnya.

Sadarilah anakku, sekolah tanpa stakeholder takkan mungkin berjalan. Seluruh stakeholder ada untuk saling melengkapi dalam menghasilkan output lulusan yang diharapkan memiliki karakter yang baik, dan siap menjadi warga dunia nantinya.

Namun, berita yang beredar dan viral saat ini menjadi sebuah renungan dan evaluasi bagi kita semua. Seluruh stakeholder yang ada di sekolah, termasuk orangtua. Lihat berita seperti ini miris banget Mak, guru adalah orang tua di sekolah. Saya selalu bilang pada anak-anak,  bahwa kalau kamu nggak bisa menghargai orang tua di sekolah, mengurangi keberkahan ilmu yang akan kelak diperoleh.

Kami menjadi guru bukan karena tidak punya pilihan, atau tidak ada pekerjaan yang lebih bagus lagi. Kami memilih menjadi guru karena kami mencintai siswa, ingin berkontribusi dalam pendidikan di Indonesia. Karena menjadi guru adalah ladang pahala kami untuk  menciptakan generasi dengan karakter yang lebih baik.

Saya, adalah hasil dari guru saya yang telah berhasil mendidik untuk mencintai betapa indahnya mendidik dengan hati dan ketulusan. Tak terasa 30 tahun bisa saya tuai alumni-alumni yang mulai menuai sukses satu persatu. Ingat itu ya mbak mas . . .tidak pernah ada bekas guru . ...sama halnya bekas orangtua tidak akan pernah ada.

Seharusnya tidak perlu seperti ini, jika orangtua percaya penuh kepada sekolah. Sepanjang sekolah mendidik dengan hati. Karena sesungguhnya guru adalah orangtua di sekolah. Alhamdulillah ketiga anak Sholeh saya bisa menyelesaikan sekolah tanpa perlu  intervensi ke sekolahnya. Saya didik mereka untuk belajar menghargai orangtua nya di sekolah, menghadapi permasalahan dengan lapang dada dan tanggung jawab. Itu kenapa ilmu yang mereka dapat begitu berkah alhamdulillah . . .

Adab dan peradaban itu dimulai dibangun sejak di rumah dan orang tua adalah sekolah pertama anak di rumah terutama ibu. Wajib hukumnya seorang ibu belajar dan terus belajar untuk sekolah pertamanya itu. Sekolahpun menegakkan bagaimana adab itu harus ditegakkan menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Artinya, sekolah dan rumah itu seharusnya selaras, sehati, dan sejiwa.

Tiga puluh tahun mengajar mulai jenjang pendidikan apapun, formal dan non formal. SD-SMP-SMA/ SMK hingga perguruan tinggi, tak lelah menyampaikan bahwa esensi nya pendidikan adalah proses dan pendidikan karakter. Jadi PR bersama dan harus bergandeng tangan antara sekolah dan rumah demi tercapainya hasil maksimal yang diharapkan.
Pintar itu bisa dan mudah dicapai, tapi membuat lulusan memiliki karakter untuk dipersiapkan menjadi bagian dari masyarakat dunia. Setuju ya. . .

#pendidikankarakterdimulaidarirumah
#guruadakahorangtuadisekolah

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Setuju Mis..
    Saya juga selalu menekankan anak-anak untuk menghormati guru karena merekalah orang tua di sekolah. Tanpa ada guru kita semua bukan siapa-siapa.
    Apalagi saya terlahir dari keluarga guru, Mbah, Bapak, Paklik, Bulik dan keempat kakak saya pun guru:)

    BalasHapus
  2. Miris memang anak didik zaman sekarang yang tak ada penghargaan pada gurunya di sekolah. Kadang saya berpikir apakah ini salah satu pengaruhd ari tayangan televisi yang tidak mendidik semisal, sinetron yang latarnya sekolah?

    BalasHapus
  3. Itulah ya perlunya ortu mencarikan anak sekolah TK/SD yang fokus utamanya adalah membangun karakter dan budi pekerti, selain juga penguatan dari rumah. Ulama2 dulu belajar adab 30 tahun, baru belajar ilmu.

    BalasHapus
  4. miris sih emang anak jaman sekarang tuh, Ya Allah kenapa adabnya pada enggak ada. Pada berani ngelawan sama guru, guru nyubit dikit diaduin kantor polisi terus di penjara. ih dulu saya dimarahin guru aja enggak berani bilang ortu malah saya kenal omel lagi, tapi jaman sekarang beda yes. Astaghfirullah

    BalasHapus
  5. Setuju, pendidikan formal maupun non formal harus tetap mengajarkan untuk bisa menghormati orang yang lebih tua darinya. Lalu juga karakter itu sangat penting untuk masa depan anak2 kita :)

    BalasHapus
  6. Apa yang salah dengan pendidikan kita ya, mbak? Kenapa anak-anak sekarang jadi begitu?
    Bakal jadi PR bersama ini.

    BalasHapus
  7. Betul mis sangat miris aku melihat berita maraknya para siswa mendzalimi guru mereka. Kayak semakin maju jaman malah kok kayak makin bobrok attotude anak2 jaman sekarang. Kalo udah gini sebagai ortu si anak juga ga bisa disalahkan 100% harus drunut dulu dengan pengajaran dirumah seperti apa. Semangat yah miss untuk tetap menciptakan para generasi bangsa yang beradab semoga menjadi ladang amal yang berguna untuk miss dan anak2 didik miss

    BalasHapus
  8. Sangat kontras, ketika kemajuan zaman begitu pesat namun kemerosotan moral pun tak kalah pesat. Ini menjadi PR besar bagi orang tua dimana rumah adalah sekolah pertama bagi setiap anak. Pihak ortu maupun pihak sekolah sebaiknya sama2 aktif untuk menjalin silaturahmi dan kerjasama yang harmonis.

    BalasHapus
  9. Wuaa..saya suka tulisan pada spanduk itu. Saya juga suka bilang gitu ke anak-anak. Kalau nggak mau ditegur, nggak mau memgikuti aturan sekolah sok bikin sekolah sendiri. Hihihi..setujuuu bun.

    BalasHapus
  10. setuju mbak. aku sebagai guru sudah merasakan bagaimana menghadapi orang tua yang over protective pada anaknya.

    BalasHapus
  11. Setuju dengan pernyataan terakhir bun. semoga berkah semua guru-guru yang mendidik siswanya dengan tulus ikhlas. Amiin

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus