"Bagus! Dari mana saja baru pulang semalam ini?" Sebuah suara menggelegar begitu Susan dan Ammar tiba di rumah.
"Maaf pak, saya menemani ibu Susan karena acara baru selesai tadi agak malaman" Ammar dengan gagah menjawab takzim.
"Siapa kamu? Berani sekali mengantar istriku sendirian, kemana yang lain"
"Maafkan saya pak sekali lagi, Ibu Susan tidak ada barengan. Jadi, saya yang berinisiatif mengantarnya. Sayang motor saya bannya bocor, akhirnya kami menggunakan Taxi. Nggak enak malam-malam ibu Susan pulang sendiri, permisi pak" Ammar menyudahi laporannya.
"Mis, saya pulang dulu ya. Nanti saya hubungi lagi, sabar ya! Percayalah, saya tidak akan lepas tanggung jawab apa yang sudah saya perbuat ke mis." Ammar masih sempat menenangkan Susan.
Susan hanya mampu terdiam dan membayangkan apa yang akan terjadi, begitu dia masuk kamar. Heran, biasanya Faisal tidak di rumah, hanya ada anak-anak di rumah saja. Pantas tadi bungsu menghubunginya, ini toh kodenya.
"Bagus ya, rupanya sudah berani pulang dengan laki-laki brondong. Ingat ummi, nggak pantas! Kamu kepala sekolah, baru kutinggalkan rumah ini kamu sudah berani menggadaikan harga diri. Perempuan macam apa itu?" Faisal mulai memaki dengan kasar, begitu Susan masuk kamar diikuti suaminya.
"Yah, aku lelah . . .bisa kita lanjutkan pembicaraannya nanti? Sejak pulang sekolah, langsung rapat sampai jam segini baru selesai. Alhamdulillah masih ada yang peduli mengantar, karena sopir sekolah sedang mengantar siswa lomba. Hari ini acaranya barengan. Aku yang ngalah demi siswa. Jadi, please, ijinkan aku istirahat ya? Boleh?" Lembut Susan berusaha menekan segala emosi dalam jiwa pemberontakannya.
Susan hanya takut anak-anak mendengar pertengkaran mereka berdua. Sulung masih suka tidur larut malam. Terlebih ujian-ujian sekolah SMA-nya sudah selesai. Lebih banyak nganggurnya. Tapi seperti biasa sih, setahu Susan kalau ada ayahnya maka dia akan selalu menghindari pertengkaran. Sama seperti dirinya.
Faisal hanya bisa menggumam tidak jelas. Belum puas melampiaskan amarahnya, sesungguhnya Faisal rindu pulang ke rumah untuk Susan dan ketiga anaknya. Tapi ego lelakinya harus ditekan agar tidak terlihat kelemahannya. Ingin segera memeluk Susan, sudah lama istrinya ini tak disentuhnya. Tapi situasinya tidak memungkinkan . . .sejenak nafsu membara yang dibawa pulang sejak sore perlahan mereda.
Malam ini Faisal harus mengalah untuk Susan, perempuan yang telah lama diabaikan perasaan dan keadaannya. Faisal sudah lama sibuk dengan dunianya bersama istri sirinya, yang mati-matian ditutupinya, dijaganya agar jangan sampai Susan pergi dari rumah ini.
Penyesalan sudah terlambat, ternyata perempuan itu justru menambah permasalahannya. Segala usaha untuk meninggalkan tak mungkin dilakukan. Perempuan itu selalu mengancamnya untuk membeberkan semua kelakuan dan aibnya di hadapan Susan.
Kali ini Faisal lemah dan melemah. Hari ini puncaknya, dia pergi dari rumah petak yang sengaja mereka sewa untuk rumah tangga siri yang terjadi. Keuangan Faisal semakin kusut, entahlah kebohongan demi kebohongan semakin terkuak delapan tahun ini. Faisal tak mampu menutupi lagi lubang-lubang keuangan yang tergali akibat rumah tangga timpang selama ini. Faisal memutuskan kembali pulang, terlebih anak-anaknya sudah menjauh darinya sejak tiga tahun belakangan ini. Mampukah dia meraih hati mereka kembali, setelah sekian lama tak punya gigi tentang keuangan dan nyali sebagai ayah mereka. . .
21 Komentar
Wow jadi faisal juga berselingkuh di belakang susan. Wadaw. Semakin menarik ini ceritanya. Akankah susan tau kelakuan faisal selama ini? Hmmm mbak bukukan saja mbak heheh
BalasHapusAsyiiik alhamdulillah didukung yesss
HapusHmmm..ternyata ya faisal punya istri siri. Ayo mbak susan segera bertindak doong
BalasHapusNyatanya Susan perempuan muslimah yang sangat menjaga tapi punya gejolak juga
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah jadi penasaram aku. Emang bu Susannya selingkuh gitu?
BalasHapusSaya hihi ayooo sudah baca semua beluuum
HapusKisahnya spt pengalaman temanku ya. Saat ini suaminya mau kembali ke istri sahnya. Yah dasar laki-laki.
BalasHapusHihi dasar apa buuun waduh jangan esmosi tahaaan
HapusDuh, semakin seru kisahnya. Penasaran dengan nasib hubungan Ammar dan Susan. Kasihan sekaligus bikin greget.
BalasHapusSayang banget tuh Faisal. Sebenarnya tidak mampu secara keuangan kok ya nekat nikah lagi. Sungguh tanggungjawab yang besar itu telah mengabaikan istri dan anak
Hihi terimakasih mbak Tatiek ayo kasih semangat lagi suami kita yaa
HapusMemang begitulah karakter orang yang salah, mencari kesalahan orang lain untuk menutupi kesalahannya sendiri. Egois ya? Salut dengan kesabaran Susan.
BalasHapusTerimakasih mbakkuuuh duh jadi bersemangat nih
HapusEalaaah kelakuaan!! Wkwkwkwkwk... ayo Miss, lanjutkan gimana jadinya! Penasaran euyy
BalasHapusYuk cuzz ke episode sebelas mbak
HapusKelakuan si kucing garong ya mbak wkwkwkwk
BalasHapusCeritanya kaya sinetron banget... Btw, dibikin novel Miss, bagus ceritanya.
BalasHapusAsyiiik beneran nih mbak masih maju mundur
HapusDuh, kok jadi ikut terbawa perasaan. Cerita yangsaja banyak terjadi di masyarakat kita.
BalasHapusHaish iya ya mbak jangan ikut baper yaaa
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus