ADA CINTA DALAM MOTIVASI



Kebayang nggak sih? Apa rasanya hidup manusia tanpa cinta? Ciee, jangan membayangkan cinta yang lain yaa, ahayy. Cinta yang ms Juli maksud di sini adalah semangat dan motivasi dalam menjalankan hidup kita.

Mencintai Allah sebagai sang Khalik itu pasti yang utama. Namun, bagaimana jika kita tidak memiliki cinta selain kepada Allah? Contohnya cinta kepada ayah dan ibu kita, saudara kandung (adik-kakak), atau kepada keluarga kecil kita di rumah.

Memiliki cinta dalam hidup kita ini adalah anugrah dalam hidup. Bagaimana tidak, semua pasti berangkat dari keluarga, kan? Keluarga adalah tempat kita berawal dan kembali. Berawal dari menjadi anak yang memiliki limpahan cinta kasih dari kedua orangtua yang menyayangi kita. Adik dan kakak dalam keluarga, yang disatukan dalam persaudaraan tulus oleh ayah dan ibu.

Nah, cinta terakhir yang saya bahas di sini adalah cinta dalam keluarga kecil yang kita bangun. Berawal hanya berdua, kemudian hadirlah buah cinta dan kasih sayang kita dengan pasangan. Hadirnya buah hati adalah sebagai pelengkap yang akan membuat kita bersemangat dalam melakukan apapun.

Ada alasan kuat mengapa kita bekerja keras, ingin cepat pulang ke rumah, ingin kembali mudik setiap lebaran, dan lain sebagainya. Hadirnya orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita itulah motif melakukan hal tersebut. Kita bekerja keras tanpa mengenal waktu, karena ada yang kita perjuangkan dalam hidup ini. Dengan uang yang kita peroleh maka kita bisa memberikan kebahagiaan orang-orang tercinta di sekitar kita. Entah itu orangtua, adik dan kakak kita, atau keluarga kecil yang kita bangun.

Sebagai manusia normal, keinginan sederhana hanya dicintai dan mencintai orang-orang yang dekat dengan keseharian kita. Karena sesungguhnya harfiahnya Allah telah limpahkan jiwa-jiwa kasih sayang dalam dada manusia. Hanya, seberapa besar porsi cinta yang akan dikedepankan.

Setiap tahun, saat idul fitri, kita rela bermacet-macet ria, menembus waktu berjam-jam bahkan puluhan jam. Hanya ingin menemui orangtua, sanak saudara tercinta. Bukan melulu ingin pamer atau menunjukkan eksistensi diri dengan keberpulangan kita. Kalau bukan untuk alasan cinta, tidak mungkin walau tidak punya uang atau waktu kita kejar. Pamer bisa ditunda, tapi cinta dan kasih sayang adalah satu kebutuhan yang menuntut untuk segera dipenuhi.

Ini adalah analisa yang seorang ms Juli rasakan, sebagai pelaku yang menjalankan dan mempraktekkan apa yang saya bahas ini. Kalau tidak melakukan dan merasakan, bagaimana bisa mengatakan? Logikanya begitu bukan? Bersyukurlah yang memiliki cinta dan mencintai, genggam lah terus dalam hidup tanpa melupakan Sang Maha dalam kehidupan kita.

Penting untuk dipahami bersama adalah utamanya jangan sampai melampaui batas. Karena yang melampaui batas itu akan mendorong kita melakukan hal-hal di luar nalar dan akal sehat kita. Setuju?

#daytwelve
#RWC2019
#OneDayOnePost

Posting Komentar

0 Komentar