MENIKUNG ALLAH DI SEPERTIGA MALAM



Hayo siapa yang waktu kecilnya suka adu cepet-cepet an naruh sepaket mukena sejadah di masjid, waktu bulan puasa? Pasti kamu! Aku sih nggak, nggak salah lagi hehe.

Sebelum mengenal tarawih adalah bagian dari qiyamullail, kalau habis buka puasa pasti main cepet-cepet an naruh mukena dan sajadah di dua atau tiga baris yang paling belakang. Kenapa nggak di barisan depan? Soalnya, kalau mau pulang cepet nggak enak dan pasti dipelototin sama barisan Emak-emak rempong dan nenek-nenek yang semangat salat.

Karena kampungku kalau bulan puasa trendnya tarawih waktu kecil mah ikut-ikutan saja. Sampai jelang lulus SMA. Karena, setelah lulus kami sekeluarga pindah ke Bekasi menempati rumah yang papah ambil untuk beliau pensiun nantinya. Ternyata itu seiring kedewasaanku di sana. Begitu masuk IPB Bogor, dimana mapel agama jatuh di semester pertama, pintu hidayah terbuka untukku.

Sejak kecil hanya beragama kejawen dan ikut-ikutan, akhirnya kini mengerti. Bahwa tarawih adalah ibadah malam atau qiyamullail. Untuk itu karena anak kost, lebih seringnya bangun malam untuk menikung Allah di sepertiga malamnya. 

Segala curhat, kegalauan, surat cinta kupersembahkan pada-Nya.
Namanya iman, kadang naik kadang turun, di Ramadhan ini bagus sekali sebagai pembiasaan kembali. Untuk kita yang selalu tergoda untuk kalah pada godaan duniawi yang menyilaukan siapapun. Membiasakan sepertiga malam sebagai kesempatan untuk bermunajat, meletakkan segala kepasrahan, hanya untuk menggapai ridha-Nya. Setelah itu dilanjutkan dengan menyiapkan sahur untuk keluarga.

Setelah Ramadhan, yakin pasti akan menjadi pembiasaan bagus lagi karena sudah terbiasa. Kalau untuk perempuan biasanya sedikit terhenti ketika kedatangan tamu bulanan. Namun, kini aku sudah bisa menyiasatinya dengan tetap bangun malam dan mengisinya dengan menulis, menulis, dan menulis.


Menulis di keheningan malam tentu akan berbeda, dengan kita menulis di luar waktu itu. Maklum sebagai guru, tutor, dan pedagang, waktu kadang berharga. Terlebih setelah memutuskan untuk berkecimpung di dunia tulis menulis dan jasa kepenulisan. Sehingga, waktu istirahat jadi begitu sangat berharga. Namun, kesadaran qiyamullail berusaha tetap dihidupkan, walau kadang godaan lelah menggodaku untuk begitu mudahnya berpaling.


Semoga sampai Allah memanggil pulang, tetap memiliki kebiasaan itu. Begitu banyak keuntungan kita jika bisa bangun di waktu-waktu nya Allah itu. Menghilangkan segala keruwetan duniawi, mengajukan proposal keinginan hati langsung pada sang pemilik hidup kita,  menjaga kebersihan hati, menghadirkan inspirasi, meraih ketenangan hidup, dan masih banyak lagi manfaatnya buatku.


Kalau kamu gimana temans? Ada nggak manfaat lainnya? Daripada nikung dan berharap pada manusia yang suka PHP (Pemberi Harapan Palsu), mending nikung Allah di sepertiga malamnya yang selalu PHP (Pemberi Harapan Pasti). Ingat lagu Bimbo. " Aku dekat Engkau dekat, hati adalah cermiiin, tempat pahala dan dosa bertaruh" hiks jadi mau nangis Bombay nih.

TUHAN
by Bimbo

Tuhan
Tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala peluh

Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku memuja
Dengan segala do`a

Reff:
Aku jauh, engkau jauh
Aku dekat, engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dosa bertaruh


#Dayfive
#RWC2019
#OneDayOnePost

Posting Komentar

0 Komentar