Menjadi penulis dengan latar belakang pendidikan itu seperti paket lengkap buat seorang ms Juli. Kok gitu? Iya dong, menjadi guru itu adalah gerbang dimulainya buku kehidupan seorang ms Juli dibuka. Menjadi guru membuat buku kehidupan mulai tertulis secara sistematis step by step nya. Sejak awal hingga akhirnya strukturnya adalah PENGABDIAN TAK TERBATAS.
Mengapa? Boleh dibilang hampir jarang punya me-time khusus untuk pribadi. Bagi yang sudah merasakan diajar dan bekerjasama sebagai stake holder pendidikan, mereka menganggap ms Juli adalah orang yang asyik diajak bicara, diskusi, konseling, atau konsultasi apa saja. So, hari-hari diisi dengan diskusi, pertanyaan, dan konsultasi baik oleh siswa, orangtua, alumni, atau bahkan mahasiswa. Capek? Nggak juga sih . . .
Hanya kadang suka merasa kasihan dan nggak enak kalau WhatsApp atau SMS minta ngobrol itu bentrok waktunya dengan jam mengajar atau harus melayani keluarga dan tugas domestik sebagai perempuan, ibu, dan seorang istri. Alhamdulillah, keluarga sangat mengerti dan mendukung apa yang kulakukan.
Ms Juli menganggap itulah me time sesungguhnya. Menikmati kebahagiaan siapapun dengan melayani semampu waktu dan pikiran yang ms bisa. Kepuasan itu adalah ketika di akhir obrolan, atau diskusi mereka merasa ada masukan, tercerahkan, bahkan gembira karena mendapat ide atau solusi. Bahagia itu adalah ketika suatu saat atau waktu mendapat kabar gembira atas prestasi, informasi hasil diskusi kita, atau kebanggaan lain yang bikin mereka mensyukuri kehadiran seorang ms Juli dalam kehidupan. Kebahagiaan mereka adalah bayaran yang tak ternilai, tapi kepuasannya luarrr biasa.
Rasa syukur yang terus dikedepankan dengan terus mendidik anak bangsa, melalui long life learner tak terbatas. Gelas yang terus dikosongkan untuk diisi dengan ilmu dan amal yang manfaat untuk bekal pulang. Membuat aku bersemangat terus berangkat mengajar setiap hari. Rasanya darahku ini sudah mengalir rasa dan sebuah kewajiban mencintai dunia pendidikan.
Menjadi guru adalah kesempatan yang harus disyukuri sebagai jalan meraih keridhaan-Nya. Ridha atas segala lika-liku nya yang bergelombang menjadi pembelajaran bermakna dalam hikmah motivasi-Nya. Semangat ms Juli, rasanya tak pernah pudar jika ingat yang dipertanggung jawabkan pada saat kembali menghadap-Nya. Lebih baik tak punya jabatan, daripada tak punya kelas. Pernah tiga tahun di struktural Wakasek atau kepala sekolah, rasanya sedikit tersiksa. Apalagi kalau pakai nggak ngajar di kelas. Duh, rasanya begitu hampa tak bertemu siswa.
Semangat ini kupersembahkan pada ilahi Robbi wujud terimakasih atas hidup yang masih bersemayam hingga hari ini, bahagia melihat wajah-wajah ceria dengan begitu banyak karakter yang harus ditaklukkan.
Itu kenapa tak pernah bosan dan lelah dengan yang namanya mengajar di kelas. Libur yang lama itu bikin berat DILANku. Dilanda rindu bertemu siswa setiap waktu. Walaupun hiks tantangan membentuk karakter siswa dari tahun ke tahun semakin bertambah chalengenya. Itulah bahagianya menjadi guru dan menjadi me-time ku selama ini. Sukses siswa dalam berproses melewati masa-masa kritis pembelajarannya adalah bayaran termahal lebih dari yang manusia bayarkan dalam bentuk rupiah.
Selalu banyak cerita yang bisa dibagi dan menginspirasi, dari bagian me-time seorang ms Juli bersama stake holder pendidikan yang kurasakan. Pahit, manis, getir, bahkan mungkin terasa asam, menjadi obat dan pengalaman nano-nano yang indah untuk dijalani. Jadi nikmat mana lagi yang harus kuingkari saat ini. Bagaimana dengan me-time sahabat saat ini? Sudahkah bahagia menghampiri saat me-time bersama kita? Mau berbagi cerita seperti ini?
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day1
#gurudanperempuanpembelajar
#EstrilookCommunity
#Day1
#gurudanperempuanpembelajar
0 Komentar