Punya tiga anak laki-laki yang sudah dan sedang beranjak dewasa adalah nikmat yang paling disyukuri sebagai seorang perempuan, ibu dalam rumah ini. Mereka hadir melengkapi kesempurnaan kita sebagai perempuan yang dengannya menjadi amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
Setelah lima tahun keluarga ini absen dari hadirnya suara sikecil, berikutnya adalah anugrah luar biasa karena empat tahun berturut-turut tiga malaikat kecil hadir bergantian dalam hidup seorang Ms Juli.
Diawali dengan keguguran setelah janin berusia 4 bulan 3 Minggu hampir 5 bulan, sempat membuat shock. Mengapa? Karena hadirnya tak diketahui, tahu-tahu sudah berumur 10 Minggu sepulang dari pulang kampung. Baru menikmati dua bulan masa bahagia kabar kehamilan tiba-tiba harus kembali kehilangan dan harus dikuret di RS Ciptomangunkusumo.
Mamah sempat menghibur mengatakan, itu berarti percobaan mbak bahagia artinya kamu bisa hamil. Ayo semangat lagi dan dijaga nanti kehamilan berikut. Itu semangat mamah yang tak pernah putus kudengar. Bersyukur bertemu Dr Rama Chandra yang kemudian memberikan tausiah ilmu agama, dan obat penyubur agar aku bisa segera memiliki momongan dalam waktu yang tidak lama.
Lima bulan berikutnya alhamdulillah aku hamil sulungku Abang Kemal Fathurrahman, saat berjalan-jalan mengunjungi sahabatku Retno di Madiun yang akan mengikuti suaminya ke Amerika nanti.
Kujaga sepenuh hati, dengan ilmu dan bekal yang tidak hanya diam saja. Banyak bertanya dan membaca majalah ayah bunda bagaimana menghadapi persalinan dan pengalaman anak pertama. Aktivitas mengajar di TPA Al-Ikhlas dan usaha Perlengkapan Muslim tetap kujalankan dengan modal awal 1 juta dan omzet 5 juta setiap bulannya.
Alhamdulillah kelahiran nya akhirnya tiba. Bukan hal mudah, mencari jalan kelahiran anak laki-laki sering mengalami mules tipuan seperti lahiran padahal belum pembukaan.
Ke depan aku jadi tahu, ternyata aku type perempuan hamil yang susah terdeteksi dengan pembukaan pintu rahim untuk lahiran. Pernah sudah dua hari hanya mules terus tapi nggak juga pembukaan. Pinggang belakang saja rasanya panas.
Akhir aku pulang lagi untuk melakukan pekerjaan rumah yang mempercepat kelahiran normal. Ya, aku memilih normal daripada tawaran Caesar oleh dokter. Mencuci baju, mengepel pakai kain lap, berjalan pagi dan sore kujalani.
Jam 6 pagi mulai terasa mules per 15 menit sekali seperti saran dokter.
Selanjutnya aku dimasukkan ke ruang UGD bersalin. Ngeden dan merasakan mules sejak jam 6 pagi akhirnya jam 16 sore, tibalah si sulung sudah mulai mengeluarkan rambutnya di pintu kelahiranku.
Dibantu dokter akhirnya sulungku lahir dengan selamat. Duh bahagia sekali dia bisa lahir dengan normal. Kebahagiaan itu sangat tak ternilai dengan sakit menjelang kelahirannya.
Aku sungguh tak menyangka kalau ternyata penyubur Dr Rama Chandra bekerja dengan baik sekali. Belum genap 6 bulan sulung lahir aku sudah hamil lagi anak ke-2. Sehingga sulung terpaksa kusapih lebih cepat. Namun, aku harus mengalami Caesar karena anak terbelit ususnya sendiri. Setiap mules dan aku ngeden, anak di dalam semakin sesak napasnya dan hampir biru di dalam mengganggu jantungnya.
Dokter akhirnya meminta persetujuan untuk langsung dioperasi karena kalau tidak ibunya, maka anaknya yang nyawanya akan terancam, bila semakin lama ditunda operasi Caesarnya. Demi menyelamatkan kedua-duanya akhirnya aku operasi Caesar tanpa menunggu kehadiran keluarga, tapi disetujui. Kuberi nama Luthfi Ramadhan yang artinya pedang nabi Sulaiman yang lahir di Ramadhan.
Kelahiran anak ke-3 juga harus mengalami operasi Caesar juga. Entah padahal aku ingin cara normal saja. Sudah merasakan normal ingin rasanya kembali seperti itu. Tapi karena berjarak belum genap dua tahun, pilihan itu tidak mungkin kulakukan lagi. Jadi tetap harus Caesar, untung jahitan sebelumnya berbentuk kancing, jadi lebih memudahkan dokter untuk membedah seperti resleting saja bentuknya.
Kali ini kelahirannya mewarnai tangisan ku mengapa? Karena di saat aku terpuruk sekali . . . Hadirnya bungsu saat Raja Hussein Yordania wafat. Akhirnya kuberi nama Muhammad Malik Hussein. Berharap kelak dia sebijak raja Yordania yang dicintai rakyatnya.
Kalau boleh memilih tentu aku menginginkan normal saja. Risiko sakit lebih kecil dibanding Caesar.
Aku ingin sekali bisa hamil kembali di usia yang tak lagi muda. Aku yakin apa yang tak mungkin bagi manusia adalah mungkin bagi Allah . . .
Bila harus Caesar kembali apa boleh buat yang penting Allah ijinkan aku memiliki seorang teman lagi pengisi dan penghibur di hari tua. Abang-abangnya sudah besar, seru kali yaa membentuk menjadi Jundi tabungan hari tua ku kelak. Apalagi bisa Hafizh, mashaallah . . . Ijinkan ya Allah.
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day6
#EstrilookCommunity
#Day6
0 Komentar