Percaya nggak sih, kalau rajin membaca pengetahuan kita bertambah luas? Membaca membuat manusia dimanapun bertambah wawasannya? Membaca membuat manusia bertambah kemampuannya melakukan sesuatu?
Pertanyaan ini jadi awal masa kecilku selalu ingin tahu. Kenyataannya, karena pertanyaan ini semua koran dan majalah bekas selalu kulahap untuk kubaca. Inilah yang terjadi selama hidupku. Dengan membaca, aku bisa menembus rangking 10 besar di kelasku sejak SD sampai SMA. Membaca juga membuatku mampu memahami angka-angka, rumus matematika, jawaban soal hitungan, dan sebagainya. Membaca juga membuatku memahami ilmu-ilmu lain di luar matematika.
Percayakah kita mampu? Ya, saya percaya setiap manusia itu mampu. Masalahnya . . . Mau atau tidak melakukan agar mampu melakukan itu.
Sejak ikut bergabung dalam komunitas menulis, yang selalu menchalenge untuk mengedit naskah artikel tidak hanya membuat kemampuan editorku bertambah. Wawasan dan pengetahuan tentang informasi, ilmu, tips, atau apapun yang berbeda serta membuatku yang tadinya tidak tahu menjadi mengerti.
Persis seperti ilmu Allah, jika air laut dituliskan hingga terkuras isinya rasanya takkan pernah habis semua pengetahuan di dunia ini.
Kini pengetahuan lebih mudah dibaca melalui selancar di dunia Maya, blog walking, mengikuti kelas-kelas online atau virtual, broadcast atau notifikasi dari grup yang kita ikuti. Berbagai narasumber juga bisa kudengarkan pengalaman, ilmu, serta kemampuannya yang selama ini beliau praktikkan. Jadi kemampuan membaca tidak hanya melulu tulisan di buku. Seperti yang sudah kusebutkan di atas sebelumnya, itulah mengapa literasiku meningkat secara pesat sejak waktu ke waktu.
Adalah anugrah terbesar dalam hidup ketika bertemu orang-orang hebat yang mau menularkan ilmunya dan pengalaman akibat literasi yang meningkat. Mengosongkan gelas pikiran dan keilmuan yang selalu dikedepankan. Sehingga membaca selalu penuh makna, dengan menulispun tak pernah habis tergali segala informasi untuk enak dibaca.
Begitulah kunci yang selama ini membuka dan menambah wawasan serta pengetahuan ku selama ini. Dahsyatnya? Nurul Amanah Publishing, penerbitan indie yang nekat kurintis bersama suami (sekarang dan terakhir inshaallah) setelah tiga bulan menikah juga menambah kemampuan literasiku. Betapa tidak tugasku memaksa untuk membaca naskah yang dikirim oleh penulis solo ataupun antologi. Menjadi profesional reading.
Filosofi, quotes, atas pengalaman hidup yang terjadi sering sekali mewarnai perjalanan hidup seseorang bertaburan pada naskah yang kubaca. Tak jarang tulisan mereka menjadi pelengkap status-statusku di media sosial saking kagumnya. Aku merasa hal-hal seperti itulah yang membuatku kini jadi suka membaca dimanapun.
Dimanapun? Yaa, kadang gegara kepo terhadap sesuatu membuatku menemukan bacaan atau tulisan yang bikin terinspirasi. Melihat Instagram, Facebook, atau Twitter juga bikin aku tahu lagi akan sesuatu. Biasanya langsung kutuliskan agar tak hilang dan menjadi kenangan sebagai bagian dari perjalanan belajarku.
Merindukan siapapun, emak pebisnis, guru perempuan untuk mampu menuliskan kembali pengalaman dan kemampuannya dalam bentuk tulisan yang bisa dibaca siapapun adalah cita-cita yang saat ini sedang kurajut. Menyebarkan virus apapun, bisnis, menulis, sehat, dan lainnya kepada seluruh pembaca dimanapun. Saling berbagi pengalaman dan ilmupun tak jarang dilakukan antara kami sesama penulis dan penikmat bacaan atau tulisan.
Mengagumi satu sama lain adalah hal yang tak dipungkiri dalam perjalanan, ketika mendengar dan membaca prestasi capaian yang bikin adrenalin terpicu dan terpacu. Menjadi pelaku sejarah apapun dalam hidup sendiri lebih baik, daripada hanya penonton yang bisanya berkomentar dan menjadi heters bagi capaian orang lain.
Pemenang kehidupan bagiku adalah mereka yang berproses dan mencapai garis finish kematangan pendewasaan hidup walau bukan menjadi juaranya. Menyelesaikan hidup yang dipertaruhkan untuk dimenangkan . . . Bukan lari dari kenyataan, good afternoon sahabat pembaca
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day7
#EstrilookCommunity
#Day7
0 Komentar