Pulang ke kotamu . . .
Ada sudut menyapaku bersahabat,
Masih seperti dulu . . .
Ada sudut menyapaku bersahabat,
Masih seperti dulu . . .
Denting itu masih menggema hingga sudut ruang hatiku terdalam. Mengapa tidak, sudah sejak 2014 aku selalu ingin pulang, lagi, dan lagi ke sana. Wates Jogja di Kulonprogo hatiku sudah tertambat, pada keasrian sejuknya kota kecil di sana.
Setelah para jagoanku sendiri-sendiri ke sana untuk bertemu kakek nya dari pihak mamahku yang sejak 87 pindah ke Jogja. Aku memanggilnya Pakde Murijo dan istrinya dengan Bude. Setelah hampir 26 tahun terpisah akhirnya Allah ijinkan lagi pertemuan kami dalam satu keluarga lagi.
Mereka ingin mengurus kami anak-anak mamah, sebagai bentuk terimakasih karena sudah menampung beliau selama di Jakarta, dan menikahkan nya dengan tetangga mamah. Aku yang merindukan hadirnya orangtua dalam kehidupan kami menyambut baik uluran tangan itu.
Bersyukur ada sepasang orangtua yang mengikhlaskan diri memimpin kami, dan dipanggil Mbah oleh anak-anak ku yang merindukan hadirnya kakek dan nenek dalam kehidupan mereka. Kesederhanaan mereka begitu memikat hati dan anak-anak ku. Tak terasa sejak 2014 kami selalu ingin pulang ke sana.
Tiga lebaran ini kami rutin pulang untuk merayakan IdulFitri di Jogjakarta. Sebagai tujuan libur dan wisata, Alhamdulillah suamiku sudah dua kali ini menemani kami dengan mobilnya. Jadi, kami sedikit leluasa membawa-bawa apapun yang dibutuhkan selama dalam perjalanan. Baik makanan maupun kelengkapan.
Pantai selalu menjadi wisata tujuan rutin yang kami tuju, beberapa pantai yang jumlahnya 19 sepanjang Kulonprogo sudah beberapa yang kami kunjungi. Begitu tenang dan menyenangkan. Terakhir kami tidak ke pantai tapi ke alun-alun Utara dan Selatan. Supaya ada variasi destinasi kami di Jogjakarta. Perjalanan yang selalu membuat kami bahagia, karena di sana ada keluarga tulus yang selalu menginginkan dan merindukan kami pulang setiap tahunnya.
Perjalanan membawa mobil hampir 10 jam jika berjalan santai. Camilan kacang dan makanan timbel selalu kami bawa agar tidak boros jajan di perjalanan. Alhamdulillah para jagoan tidak rewel dengan apapun yang kubawa kan, yang penting bagiku adalah buah-buahan jangan sampai tidak. Begitu juga air mineral inshaallah harus kami bawa agar tidak dehidrasi.
Kalaupun ada keluhan kami di tahun ini adalah, biaya tol yang mashaallah subhanallah lebih besar dari biaya bensinnya. Sepanjang Bekasi ke Jogjakarta biaya tol bisa sampai 350 rb an. Angka yang luar biasa buat Indonesia tahun ini, sudah mahal macet pula. Tidak ada indahnya sama sekali buat kami. Setidaknya kami memilih tol untuk menghindari macet dan lebih lancar, tapi yang kami rasakan luar biasa macet dan mahalnya e-toll. Tahun depan kami tak ingin lagi masuk tol menghindari macet dan mahalnya biaya.
Tapi itu hanyalah bagian duka travelingku bersama keluarga, bagian bahagianya banyak sekali. Menikmati liburan setahun sekali dan keindahan perjalanan Jogja yang asri dan sejuk. Sejauh mata memandang hanyalah sawah dan pohonan hijau, pemandangan yang tak pernah bosan kunikmati. Dulu sebelum ada mobil aku kerap pulang naik kereta, karena selain macet juga selalu melewati pemandangan hijau seperti sawah, bahkan ada yang melewati laut luarrr biasa.
Kalau ditanya makanan apa yang paling aku suka di Jogjakarta sana? Semua aku suka, tapi yang paling istimewa adalah bacem entok yang dibuat budeku. Beliau jago sekali membuat masakan entok, empuk dan lezat nggak kalah dengan restoran. Budeku ini memang bertangan dingin kalau masak apa saja. Nggak heran kalau sering ada yang pesan makanan untuk acara-acara di lingkungan sekitar rumah bude.
Wah pokoknya enyak-enyak deh makanan di rumah Jogjakarta. Jadi bagaimana kami mau kulineran, kalau di rumah saja sudah dimanjakan dengan makanan enak tapi sederhana saja. So, lebaran besok ada ada yang mau ikut bareng kami ke sana?
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day4
#EstrilookCommunity
#Day4
16 Komentar
Aku pikir kulonprogo itu daerah pegunungan. Rupanya pesisir tho ����
BalasHapusAku suka Jogja. Liburan awal tahun kemarin aku juga menikmati indahnya kota satu ini.
BalasHapusWow, selalu pingin ke jogja, ngangeni ya bun. Kalau saya suka rondenya bun, hehe.
BalasHapusMiss, kalimat terakhir berbahaya, lho. Nanti bisa-bisa semua pembaca kepengen ikutan mudik bareng Miss Juli ... Huehehee ...
BalasHapusPulang ke kampung halaman memang selalu punya sisi romantisme tersendiri. Apalagi Jogja, ya. Kota yang siapapun pasti kangen kepengen balik lagi.
Banyak cerita yaa tentang toll Jakarta-Jawa Tengah ini. Tapi aku dari Bandung, kayaknya naik KA atau kalau naik mobil, jalur Selatan aja kayaknya.
BalasHapusMudik memang selalu penuh kenangan...
Bacem entok, hmmm, baru dengar. Biasanya aku makan rica-rica entok. Wah, jadi penasaran nih. Kapan2 hunting di Jogja ah.
BalasHapusBayanginnya jadi laper..banyak makanan enak memang di Jogja..apalagi pas mudik, puas-puasin deh..Selamat mudik Mis..eh belom ya, tahun depan Insya Allah mudik lagi yaa
BalasHapusYogyakarta itu selalu ngangenin, gak pernah bosan kalau jalan-jalan ke sana, udah lama juga nih gak ke Yogya...semoga dalam waktu dekat bisa ke sana lagi.
BalasHapusJogjakarta sih memang ngangenin. Lebaran tahun kemarin kami juga mampir ke sana, saat mudik ke Solo. Sekalian, deh karena jarak tempuhnya hanya kurleb 2 jam. Kami berangkat bermobil pagi2 dan tidak kena macet :) alhamdulillah.
BalasHapusKangen pantai2 di Jogja juga tapi kalau ke sana enaknya pas libur biasa. Kalau libur lebaran biasanya penuuuh...
Wah tau pas ke jogja kita bisa mitap Mis.. hehe.. Jogja itu kecil tapi ngangenin ��
BalasHapusNah iya ya, Mbak, kita tuh pakai jalan tol ingin cepat dan lancar, tapi kalau saat Hari Raya Ied Fitri memang macet. Apalagi sekarang ditambah harga e-toll-nya mihiil!
BalasHapusDilema ya...
Aku ke Jogja sekali aja nagih banget miss. Pengen balik lagi ke sana. Nabung dulu deh. Hihi... Kulonprogo emang terkenal kece deh pantai-pantainya. Aku pernah mengulas artikel soal kulonprogo. Hihi
BalasHapusSetuju banget yang diulas Mis Juli. Jogja kulinernya enyak2...Wah destinasi wisatanya keren2...Wah jdi rindu aq sm Jogja...
BalasHapusDi jogja sih banyak makanan enak. Murah meriah karena banyak mahasiswanya. Yang jualan kasihan kali kalau harganya mahal. Hehe.. Kalau para pembeli kebanyakan mahasiswa ya pastinya harga makan menyesuaikan ya.
BalasHapusBanyak kenangan di Jogja. Dari kuliner, destinasi hingga patah hati. Hahahaha ko jadi curcol. Ikut, Miiiiis!
BalasHapusAku juga suka dengan suasana dan makanan Yogya. Semuanyaa enak, bahkan gudeg yang dominan manis itu ternyata bisa memikat hati. Lantaran ketemu gudeg yang agak pedas cocok dengan lidah Sumatera. Sayangnya, aku lupa nama warungnya. Hikss
BalasHapus