KETIKA PEREMPUAN HARUS BIJAK BERBELANJA ONLINE


Kemudahan berbelanja saat sesungguhnya menguntungkan perempuan sibuk seperti kita, betul nggak sih? Tapi juga bikin jadi konsumtif kalau nggak berhati-hati, setuju? Pasti banyak yang mengacungkan jempol ya? Eh maksudnya telunjuk kali, yaa.

Perempuan kini dimanjakan dengan berbagai kemudahan, surga nggak sih? Bagi yang punya uang tentu ini adalah surga. Tapi, bagaimana yang pas-pasan? Tentu harus sangat berhati-hati kalau nggak boleh dibilang tahan diri. Menahan atau mengendalikan diri dari nafsu konsumsi melihat barang-barang bagus atau murah. Perempuan itu nggak boleh melihat atau mendengar kata murah maunya mborong, padahal di rumah masih ada stok.

Begitu juga denganku sebagai perempuan yang bekerja di sebuah lembaga sekolah dan berwirausaha melalui usaha online. Interaksi dengan media sosial yang akhirnya mengenalkan pada aneka aplikasi belanja yang menggoda untuk berselancar. Bukan tak mungkin ini juga dilakukan oleh kaum bapak atau laki-laki pada umumnya.

Keterbatasan waktu, mencari hiburan membuat siapapun kini memiliki aplikasi tersebut. Anakku saja punya dua sampai tiga aplikasi berbelanja, padahal laki-laki loh. Maklum masih muda dan memiliki uang hasil bekerja.

Gencarnya promosi setiap waktu di TV dan media sosial membuat bahkan hingga pelosok daerah pun kini tak mungkin lagi menghindari aplikasi belanja online. Kalau ngobrol dengan adik-adik ku di Jogja atau Semarang mereka dengan mudah bicara, "Halah mbak, cari saja di . . . Kan tinggal klik, mau cari apa saja serba ada. 

Ketimbang waktumu buat ke mal atau pasar mending buat bayar ongkirnya saja," Begitu kata mereka. 
Walah, kalau yang di daerah saja sudah begitu gimana yang di kota, ya? He he. Baiklah seperti itu memang keadaannya. Kini, kecuali stok dapur dan beberapa yang tak mungkin dicover oleh belanja online, aku lebih banyak belanja ke sini. Daripada ke swalayan ataupun pasar.

Alhamdulillah ada saja tetangga yang mau kurepoti untuk menerima paket kirimanku, atau terkadang dilempar oleh mereka ke teras halamanku, melihat pagar terkunci. Kadang rumah kosong, kadang si Abang tengah banyak bekerja di rumah. Maklum dia wiraswasta dan baru menyelesaikan sidang skripsi S1 nya tinggal menunggu waktu wisuda nya. Doakan yaa, sahabat.

Kembali ke kesukaanku berbelanja di olshop. Boleh dibilang waktuku itu seperti silet, jika berkejaran. Telat sedikit saja pasti yang lain sudah terganggu. Namun, dengan adanya kebutuhan di rumah yang tak mungkin aku memiliki waktu luang untuk membelinya, atau nggak puas dengan harga dan pilihannya membuat ku kini banyak kencan dengan aplikasi olshop.

Dengan ongkir atau ongkos kirim yang lebih murah membuatku kalau tidak berhati-hati bisa memindahkan ATMku di olshop atau belanja online deh. Nggak munafik adanya program flash sale kini benar-benar sangat menggoda. Tapi aku sadar, jika  harus mampu mengendalikan diri. Kalau tidak berapapun uang yang ada bisa ludes pindah ke sini.  Lagipula takkan pernah habis, promo selalu ada setiap waktu. Apalagi aku juga pedagang online kini. Tentu tidak berbeda jauh dengan apa yang diterapkan untuk barang cepat habis.

Pernah sekali waktu aku belanja beberapa item sampai 300-400 ribu, aku sudah seperti kebakaran jenggot. Kalau itu kulakukan setiap Minggu terbayang sudah, betapa konsumtifnya seorang ms Juli ini. Jadi benar-benar harus bijak, dan sesuai dengan kebutuhan. Lihat-lihat bolehlah untuk perbandingan dan perkembangan harga. Tapi, untuk langsung membeli aku tak semudah itu. Paling kusompan di troli dulu.

Kalau memang barang kebutuhan dan harganya turun biasanya aku langsung membayar. Tapi, kalau belum butuh ya hanya di simpan saja di situ. Tak lupa aku juga mulai rajin berburu voucher potongan, baik harga maupun ongkir. Lumayan kan? He he

#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day21
#perempuandanolshop
#belanjaonline

Posting Komentar

1 Komentar